Coparcetin adalah obat untuk meringankan gejala flu, seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin yang disertai batuk berdahak. Coparcetin dijual bebas dalam sediaan kaplet dan sirop.

Coparcetin mengandung kombinasi paracetamol, guaifenesin, pseudoephedrine, dan chlorpheniramine maleate. Paracetamol punya efek meredakan sakit kepala dan menurunkan demam. Sementara itu, pseudoephedrine merupakan dekongestan yang berguna melegakan hidung tersumbat.

Coparcetin

Guaifenesin pada Coparcetin tergolong sebagai ekspektoran yang mampu mengencerkan dahak agar mudah dikeluarkan saat batuk. Sementara itu, chlorpheniramine maleate merupakan antihistamin yang bisa mengurangi keluhan bersin-bersin maupun pilek yang muncul saat terserang flu.

Produk Coparcetin

Coparcetin hadir dalam dua sediaan, yaitu:

  • Coparcetin Kaplet, yang mengandung 500 mg paracetamol, 100 mg guaifenesin, 30 mg pseudoephedrine, dan 2 mg chlorpheniramine per kaplet
  • Coparcetin Sirup 60 ml, yang berisi 120 mg paracetamol, 50 mg guaifenesin, 7,5 mg pseudoephedrine, dan 0,5 mg chlorpheniramine tiap 5 ml sirop

Selain itu, ada pula varian Coparcetin Kid Cough Syrup yang berkhasiat untuk meredakan batuk pada anak-anak. Artikel ini khusus membahas Coparcetin varian kaplet dan sirop.

Apa Itu Coparcetin

Bahan aktif Paracetamol, guaifenesin, pseudoephedrine, dan chlorpheniramine maleate
Golongan Obat bebas terbatas
Kategori Obat flu kombinasi dekongestan, antihistamin, analgetik-antipiretik, dan ekspektoran
Manfaat Meringankan gejala flu
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak 
Coparcetin untuk ibu hamil Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping guaifenesin dan pseudoephedrine terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Ibu hamil trimester pertama sebaiknya tidak minum obat yang mengandung pseudoephedrine karena dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan kongenital pada bayi.
Coparcetin untuk ibu menyusui Pseudoephedrine dan chlorpheniramine pada Coparcetin bisa menurunkan produksi ASI. Hindari penggunaan obat flu berisi dua bahan tersebut jika ASI tidak lancar atau bayi Anda baru lahir dan belum bisa menyusu dengan benar.
Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan obat yang lebih aman untuk keluhan Anda.
Bentuk obat Kaplet dan sirop

Peringatan sebelum Mengonsumsi Coparcetin

Coparcetin tidak boleh digunakan sembarangan. Sebelum menggunakan obat ini untuk diri sendiri atau memberikannya kepada anak, penting bagi Anda untuk memperhatikan hal-hal berikut:

  • Jangan mengonsumsi Coparcetin bila memiliki alergi terhadap bahan yang terkandung dalam obat flu ini. Jika ragu, berkonsultasilah ke dokter sebelum menggunakan Coparcetin.
  • Hindari konsumsi Coparcetin tanpa persetujuan dokter jika memiliki hipertensi maupun stroke, atau kondisi lain yang bisa menyebabkan penyakit tersebut, misalnya berat badan berlebih atau usia lanjut.  
  • Berkonsultasilah ke dokter sebelum menggunakan Coparcetin jika mengalami penyakit liver, defisiensi G6PD, penyakit ginjal, anemia hemolitik, penyakit tiroid, obstruksi usus, epilepsi, pheochromocytoma, glaukoma, tukak lambung, atau keluhan sulit berkemih, misalnya karena pembesaran prostat
  • Konsultasikan mengenai penggunaan Coparcetin ke dokter jika menderita penyakit jantung atau baru-baru ini mengalami serangan jantung.
  • Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Coparcetin jika menderita asma, emfisema, bronkitis kronis, batuk dengan dahak yang sangat banyak, atau batuk perokok.
  • Diskusikan mengenai penggunaan Coparcetin ke dokter jika Anda mengonsumsi minuman beralkohol setiap hari atau menderita kecanduan alkohol.
  • Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter terkait penggunaan Coparcetin jika Anda sedang hamil atau sedang menyusui.
  • Berkonsultasilah ke dokter sebelum menggunakan Coparcetin Sirup jika menderita diabetes karena obat ini mengandung gula.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi Coparcetin sebelum menjalani pemeriksaan apa pun atau jika Anda direncanakan untuk menjalani operasi.
  • Diskusikan dengan dokter perihal penggunaan Coparcetin jika sedang menjalani terapi dengan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah minum obat ini. Coparcetin bisa menyebabkan kantuk. Pastikan kondisi sudah benar-benar prima sebelum melakukan kegiatan tersebut.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah minum Coparcetin.

Dosis dan Aturan Pakai Coparcetin

Berikut adalah dosis Coparcetin sebagai obat flu berdasarkan bentuk obatnya:

Coparcetin Kaplet

  • Dewasa dan anak usia >12 tahun: 1 kaplet, dikonsumsi 3 kali sehari.
  • Anak usia 6–12 tahun: ½ kaplet, 3 kali sehari.

Coparcetin Sirup

  • Anak usia 6–12 tahun: 1–2 sendok takar (5–10 ml), dikonsumsi 3 kali sehari.

Cara Mengonsumsi Coparcetin dengan Benar

Gunakan Coparcetin sesuai petunjuk pada kemasan obat atau ikuti anjuran dokter. Jangan mengurangi atau melebihi dosis yang dianjurkan tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Berikut adalah panduan penggunaan Coparcetin yang benar:

  • Coparcetin bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
  • Telan tablet Coparcetin dengan air putih.
  • Sebelum minum Coparcetin Sirup, kocoklah botol kemasan sebelum obat dikonsumsi. Gunakan alat takar yang disertakan di dalam kemasan agar dosisnya tepat.
  • Jika lupa menggunakan Coparcetin, minumlah obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal konsumsi obat berikutnya sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis berikutnya. 
  • Penggunaan obat flu ini bisa dihentikan jika keluhan sudah membaik.
  • Tingkatkan sistem kekebalan dengan mengonsumsi makanan bergizi, minum air sesering mungkin, dan beristirahat yang cukup. Dengan begitu, tubuh dapat melawan virus secara lebih baik dan gejala flu pun dapat mereda lebih cepat. 
  • Simpan Coparcetin di tempat yang kering dan sejuk. Jangan menyimpannya di tempat yang lembap atau panas. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
  • Hubungi dokter jika flu belum membaik dalam waktu 3 hari menggunakan Coparcetin. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter secara langsung maupun melalui chat.
  • Jangan mengonsumsi Coparcetin yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa. Coparcetin Sirup juga tidak boleh digunakan jika sudah lebih dari 14 hari setelah kemasan dibuka. 

Interaksi Coparcetin dengan Obat Lain

Berikut adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika kandungan paracetamol, pseudoephedrine, dan chlorpheniramine maleate pada Coparcetin digunakan bersama dengan obat lain:

  • Penurunan efektivitas paracetamol jika digunakan dengan cholestyramine
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping pada liver jika digunakan dengan isoniazid atau phenobarbital
  • Penurunan efektivitas lamotrigine dalam mencegah kejang
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping chloramphenicol atau busulfan
  • Peningkatan tekanan darah jika pseudoephedrine digunakan dengan antidepresan trisiklik atau dekongestan lain
  • Penurunan efek antihipertensi dari metildopa, penghambat beta, seperti bisoprolol; dan penghambat alfa, seperti terazosin dan prazosin
  • Peningkatan efek kantuk dan risiko terjadinya efek samping yang berbahaya jika digunakan dengan obat antinyeri golongan opioid, obat tidur, obat penenang, atau obat antipsikotik
  • Peningkatan kadar phenytoin di dalam darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya overdosis phenytoin

Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, berkonsultasilah ke dokter sebelum mengonsumsi Coparcetin bersama obat-obat lain.

Efek Samping dan Bahaya Coparcetin

Berdasarkan bahan aktifnya, efek samping yang bisa terjadi setelah minum Coparcetin adalah:

  • Kantuk
  • Mual atau muntah
  • Sembelit atau malah diare
  • Sakit perut
  • Sakit kepala
  • Mulut kering

Hentikan penggunaan Coparcetin jika timbul pusing, tremor, jantung berdebar, atau susah tidur.

Kandungan obat dalam Coparcetin juga bisa menyebabkan reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:

  • Tidak bisa berkemih
  • Perubahan mental, seperti linglung
  • Gangguan irama jantung, yang ditandai dengan denyut jantung terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan
  • Pusing berat seperti akan pingsan
  • Gejala hipertensi berat, seperti sakit kepala yang parah, telinga berdenging, penglihatan buram, nyeri dada, dan sesak napas
  • Memar yang terus membesar atau perdarahan yang tidak kunjung berhenti

Lakukan konsultasi online dengan dokter jika muncul efek samping yang mengganggu. Dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk mengurangi efek samping. Jika diperlukan pertolongan medis secepatnya, dokter akan menyarankan Anda untuk ke IGD terdekat.