Cutaneus larva migran adalah infeksi akibat larva cacing tambang masuk ke kulit. Kondisi ini bisa Anda kenali dari munculnya tonjolan kemerahan di kulit yang tampak berliku-liku seperti ular dan disertai rasa gatal yang sangat mengganggu.

Cutaneus larva migran biasanya terjadi ketika kulit kontak langsung dengan tanah atau pasir yang terkontaminasi larva cacing tambang dari kotoran hewan, seperti anjing dan kucing.

Setelah masuk ke dalam kulit, larva dapat secara perlahan merayap dan menggali lapisan persis di bawah kulit sehingga membentuk terowongan. Inilah yang menyebabkan infeksi ini disebut juga dengan creeping eruption.

Cutaneous Larva Migran, Infeksi Cacing yang Merayap di Bawah Kulit - Alodokter

Kenali Tanda dan Gejala Cutaneus Larva Migran

Larva cacing tambang dapat menginfeksi kulit di bagian tubuh mana pun. Namun, lokasi yang paling sering adalah di kaki, paha, dan bokong. Pada saat larva cacing masuk, kulit biasanya akan terasa geli dan seperti ditusuk-tusuk kecil. Biasanya, gejala ini tidak disadari oleh penderita.

Setelah masuk, larva mungkin akan diam hingga berbulan-bulan atau mungkin juga langsung bergerak menyusuri kulit. Larva yang berjalan di bawah kulit dan kotorannya dapat memicu reaksi alergi.

Reaksi alergi ini menyebabkan rasa gatal yang hebat dan biasanya memburuk di malam hari. Selain itu, kulit yang dilewati larva ini akan tampak menonjol, berwarna kemerahan, dan membentuk jalur dengan lebar 2–3 mm yang meliuk-liuk tidak beraturan seperti ular. Jalur ini bisa terus bertambah selama larva masih hidup di bawah kulit.

Anak-anak lebih berisiko mengalami cutaneous larva migran dibandingkan orang dewasa. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan bermain di luar rumah tanpa menggunakan alas kaki. Kebiasaan ini memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan tanah atau pasir yang telah terkontaminasi kotoran hewan yang mengandung cacing tambang.

Cara Mengatasi Cutaneus Larva Migran

Sebenarnya, cutaneus larva migran dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2–8 minggu. Namun, rasa gatal yang sangat parah membuat infeksi ini perlu segera ditangani.

Pertama-tama, dokter biasanya akan menyemprotkan larutan etil klorida ke kulit pasien untuk mengurangi rasa gatal akibat cutaneus larva migrans. Bila gatal masih berlanjut, dokter juga akan memberikan obat golongan antihistamin. Di samping itu, dokter akan meresepkan obat untuk membunuh cacing.

Berikut adalah jenis-jenis obat yang mungkin diberikan dokter:

1. Ivermectin

Ivermectin merupakan pilihan utama dalam pengobatan cutaneus larva migran. Namun, obat ini tidak disarankan untuk anak-anak. Ivermectin cukup diminum 1 kali selama masa pengobatan.

2. Albendazole

Albendazole juga bisa membunuh cacing dan dapat dikonsumsi oleh orang dewasa dan anak-anak. Obat ini dikonsumsi 1 kali sehari selama 5 hari berturut-turut. Meskipun jarang terjadi, albendazole bisa menyebabkan efek samping berupa sakit perut.

3. Tiabendazole

Tiabendazole bisa menjadi alternatif bila pilihan lain tidak tersedia. Obat ini diminum 2 kali sehari selama 2 hari berturut-turut. Dibandingkan dengan albendazole, obat ini memiliki lebih banyak efek samping, seperti mual, nyeri perut, dan muntah.

Cutaneus larva migran termasuk penyakit cacing yang mudah diobati. Namun, gatal-gatal yang terjadi pada kondisi ini bisa amat mengganggu, bahkan bisa berujung pada komplikasi. Bila bagian yang gatal digaruk terlalu kuat hingga terluka, dapat terjadi infeksi bakteri pada luka tersebut, terutama bila penderita tidak menjaga kebersihan.

Selain itu, cacing tambang juga bisa masuk ke dalam aliran darah dan menginfeksi organ tubuh lainnya. Oleh karena itu, hindari infeksi cacing ini dengan selalu memakai alas kaki setiap pergi ke luar rumah dan hindari kontak langsung dengan tanah atau pasir yang mungkin sudah terkena kotoran hewan.

Selain itu, jaga kebersihan diri Anda dengan mandi secara teratur. Bila Anda mengalami gejala cutaneus larva migran, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan.