Cyclophosphamide adalah obat kemoterapi untuk menangani berbagai jenis kanker, termasuk limfoma, leukemia, kanker ovarium, retinoblastoma, atau kanker payudara. Selain itu, cyclophosphamide juga digunakan dalam pengobatan sindrom nefrotik.
Cyclophosphamide bekerja dengan cara merusak DNA sel kanker. Dengan begitu, pertumbuhan sel kanker akan terhenti. Cyclophosphamide juga memiliki kemampuan menekan kerja sistem imun sehingga bisa digunakan sebagai obat imunosupresan dalam penanganan sindrom nefrotik.
Cyclophosphamide tersedia dalam bentuk suntik yang hanya boleh diberikan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter di rumah sakit.
Merek dagang cyclophosphamide: Cyclophosphamide, Cyclophosphamide Monohydrate, Cyclovid, Cyclophosan, Endoxan
Apa Itu Cyclophosphamide
Golongan | Obat resep |
Kategori | Obat kemoterapi atau obat imunosupresan |
Manfaat | Menangani kanker jenis tertentu |
Menangani sindrom nefrotik | |
Digunakan oleh | Dewasa |
Cyclophosphamide untuk ibu hamil | Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. |
Cyclophosphamide untuk ibu menyusui | Cyclophosphamide dapat terserap ke dalam ASI dan berisiko menyebabkan neutropenia, trombositopenia, serta anemia pada bayi yang menyusu. |
Jika Anda perlu mengonsumsi obat ini, jangan menyusui setidaknya sampai 3 hari setelah pengobatan selesai. | |
Bentuk obat | Suntik |
Peringatan sebelum Menggunakan Cyclophosphamide
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani terapi dengan cyclophosphamide, yaitu:
- Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Cyclophosphamide tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini atau obat lain yang tergolong sebagai obat kemoterapi, seperti busulfan atau chlorambucil.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang mengalami penyumbatan di kandung kemih. Cyclophosphamide tidak boleh digunakan oleh orang dengan kondisi tersebut.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit liver, penyakit ginjal, penyakit paru-paru, sulit berkemih, penyakit jantung, diabetes, penyakit asam urat, atau porfiria.
- Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki sistem imun yang lemah, baik karena penyakit maupun penggunaan obat imunosupresan. Beri tahu juga dokter jika Anda sedang menderita penyakit infeksi, termasuk cacar, herpes, atau infeksi saluran kemih.
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita gangguan sumsum tulang atau kelainan darah, termasuk anemia, trombositopenia, atau leukopenia.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau baru saja menjalani operasi pengangkatan kelenjar adrenal, atau sedang menjalani kemoterapi maupun radioterapi.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, atau sedang merencanakan kehamilan. Obat ini bisa menurunkan kesuburan pada wanita maupun pria.
- Gunakan alat kontrasepsi yang efektif selama menjalani pengobatan dengan cyclophosphamide hingga 4 bulan sesudahnya untuk laki-laki, dan 1 tahun untuk perempuan. Obat ini bisa membahayakan janin jika terjadi kehamilan.
- Segera lapor ke dokter jika Anda atau pasangan seksual Anda hamil saat menjalani terapi dengan cyclophosphamide.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang dalam masa menyusui. Jangan menyusui bayi selama menjalani terapi dengan cyclophosphamide hingga 1 minggu setelah pengobatan selesai.
- Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan cyclophosphamide jika direncanakan menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
- Hindari kontak erat dengan penderita penyakit infeksi yang mudah menular, seperti cacar maupun flu, selama menjalani terapi dengan cyclophosphamide. Penggunaan obat ini dapat meningkatkan risiko Anda tertular penyakit tersebut.
- Beri tahu dokter jika Anda berencana menjalani vaksinasi selama menggunakan cyclophosphamide. Hindari kontak erat dengan orang yang baru mendapatkan vaksin hidup, seperti vaksin polio.
- Informasikan kepada dokter mengenai semua obat yang sedang Anda gunakan, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan cyclophosphamide.
Dosis dan Aturan Pakai Cyclophosphamide
Dosis cyclophosphamide yang diberikan oleh dokter akan disesuaikan dengan kondisi yang ditangani. Secara umum, dosisnya adalah sebagai berikut:
-
Kondisi: Kanker, termasuk limfoma Hodgkin, leukemia, atau kanker ovarium
Dewasa: 40–50 mg/kgBB yang dibagi pemberiannya selama 2–5 hari dan akan diulang setelah 2–4 minggu pengobatan. -
Kondisi: Kanker payudara
Dewasa: 600 mg/m2 luas permukaan tubuh (LPT), bisa dikombinasikan dengan obat antikanker lain. -
Kondisi: Limfoma non-Hodgkin
Dewasa: 600–1.500 mg/m2 luas permukaan tubuh (LPT) -
Kondisi: Sindrom nefrotik
Dewasa: 2–3 mg/kgBB, bisa diberikan sampai 12 minggu ketika terapi dengan kortikosteroid tidak berhasil.
Cara Menggunakan Cyclophosphamide dengan Benar
Cyclophosphamide suntik diberikan di rumah sakit. Obat ini akan disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah (intravena/IV) oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter. Ikuti instruksi dokter selama pemberian obat agar hasil terapi maksimal.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan cyclophosphamide:
- Minumlah air putih dalam jumlah yang cukup sesuai saran dokter selama menggunakan cyclophosphamide agar bisa sering buang air kecil. Hal ini untuk mencegah terjadinya gangguan pada ginjal dan kandung kemih.
- Anda mungkin akan merasakan efek samping mual, muntah, atau hilang nafsu makan selama menggunakan cyclophosphamide. Namun, terapi tetap perlu dilanjutkan.
- Untuk mengurangi mual dan muntah, kurangi porsi makan tetapi perbanyak waktu makan dan kurangi aktivitas, terutama sebelum pemberian cyclophosphamide.
- Jika mual dan muntah sangat parah, laporkan keluhan ini kepada dokter agar dokter dapat memberikan obat untuk mengurangi keluhan tersebut.
- Jangan menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter.
- Ikuti jadwal pemberian obat dan jadwal kontrol yang disarankan oleh dokter. Anda perlu menjalani pemeriksaan darah secara rutin sehingga hasil terapi dan kondisi Anda bisa terpantau.
Interaksi Cyclophosphamide dan Obat Lain
Penggunaan cyclophosphamide bersama obat lain dapat menimbulkan interaksi obat. Efek yang bisa terjadi meliputi:
- Peningkatan risiko terjadinya peradangan dan perdarahan di kandung kemih jika digunakan bersama doxorubicin
- Peningkatan risiko terjadinya kelainan darah jika digunakan dengan obat ACE inhibitor, paclitaxel, zidovudine, clozapine, zidovudin, atau hydrochlorothiazide
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan jantung jika digunakan bersama cytarabine
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan paru-paru jika digunakan dengan amiodarone
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan bersama amphotericin B dan indometacin
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan hati jika digunakan dengan azathioprine
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari cyclophosphamide jika digunakan dengan alopurinol, fluvoxamine, ketoconazole, atau ritonavir-lopinavir
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari kedua obat jika digunakan bersama carboplatin, cisplatin, atau chlorambucil
- Penurunan efektivitas cyclophosphamide jika digunakan bersama busulfan, carbamazepine, aspirin, atau phenobarbital
- Peningkatan risiko terjadinya kelainan pada otak atau ensefalopati jika digunakan bersama metronidazole
- Peningkatan risiko terjadinya penyakit graft versus host disease (GvHD) jika digunakan dengan ciclosporin setelah transplantasi stem cell
- Penurunan efektivitas digoxin jika digunakan bersamaan dengan cyclophosphamide
Agar aman, beri tahu dokter jika hendak menggunakan obat lain selama menjalani terapi dengan cyclophosphamide.
Efek Samping dan Bahaya Cyclophosphamide
Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah cyclophosphamide disuntikkan ke dalam tubuh adalah:
- Mual atau muntah
- Hilang nafsu makan
- Diare
- Sakit perut
- Kulit dan kuku berubah warna menjadi lebih gelap
- Rambut rontok
- Sariawan di mulut dan lidah
Beri tahu dokter jika keluhan di atas tidak kunjung reda atau justru bertambah parah. Segera ke dokter bila Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Pusing seperti akan pingsan
- Gejala gangguan hati, seperti nyeri perut yang berat, urine berwarna gelap, atau penyakit kuning
- Hiponatremia, yang gejalanya mencakup sakit kepala, linglung, bicara cadel, tubuh terasa sangat lemas, limbung atau hilang keseimbangan
- Gangguan pada ginjal dan saluran kemih, yang bisa ditandai dengan jarang berkemih, urine yang keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali, kencing berdarah, atau tidak menstruasi
- Gejala penyakit jantung, yang gejalanya bisa mencakup bengkak pada tungkai, denyut jantung tidak teratur, sesak napas, atau nyeri dada yang bisa menjalar ke bahu maupun rahang
- Gejala anemia, misalnya lemas, letih, lesu, atau kulit pucat
- Gejala penyakit infeksi, seperti demam atau sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh
- Mudah memar, BAB berdarah, tinja berwarna hitam, muntah darah atau muntah seperti ampas kopi
- Benjolan di bagian tubuh tertentu atau di kelenjar getah bening
- Berat badan turun drastis
- Berkeringat pada malam hari