Daging tumbuh di gusi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gigi bungsu yang tumbuh, pertumbuhan jaringan gusi yang berlebih, hingga kanker gusi. Mendeteksi penyebabnya penting dilakukan agar langkah penanganan yang tepat dapat diambil
sekaligus mencegah komplikasi.

Daging tumbuh di gusi umumnya disebabkan oleh iritasi, peradangan, atau gesekan berulang pada gusi. Kondisi ini sering sulit dikenali karena benjolan yang muncul dapat menyerupai pembengkakan biasa. Meskipun biasanya tidak berbahaya, daging tumbuh di gusi yang disertai gejala lain dapat menjadi indikator adanya gangguan kesehatan yang lebih serius.

Daging Tumbuh di Gusi, Inilah Berbagai Penyebab dan Penanganannya - Alodokter

Daging Tumbuh di Gusi dan Berbagai Penyebabnya

Berbeda dengan sariawan, daging tumbuh di gusi dapat menimbulkan benjolan dengan karakteristik dan gejala tertentu. Berikut ini adalah beberapa penyebab daging tumbuh di gusi:

1. Gigi tumbuh

Tumbuhnya gigi, terutama gigi bungsu, dapat menyebabkan pembengkakan atau daging tumbuh di gusi. Kondisi ini biasanya terjadi karena gigi tumbuh tidak sempurna (impaksi), sehingga sebagian gigi masih tertutup gusi. Area tersebut dapat menjadi tempat penumpukan sisa makanan dan bakteri, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi gusi.

Kondisi yang dikenal sebagai perikoronitis ini dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan gusi di sekitar gigi yang disertai dengan berbagai gejala, seperti nyeri, keluar nanah di area gusi yang bengkak, sulit membuka rahang, demam, kehilangan nafsu makan, serta benjolan di bawah rahang.

2. Pertumbuhan berlebih pada jaringan gusi

Pertumbuhan berlebih pada jaringan gusi dapat menyebabkan gusi tampak membesar dan menutupi sebagian atau seluruh permukaan gigi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penumpukan plak yang memicu radang gusi (gingivitis), efek samping obat-obatan, dan faktor genetik langka, seperti pada hereditary gingival fibromatosis.

Selain menimbulkan pembengkakan gusi yang terlihat seperti daging tumbuh, kondisi ini juga dapat disertai dengan gejala lain, seperti warna gusi yang memerah atau lebih gelap, gusi mudah berdarah, serta bau mulut.

3. Polip

Daging tumbuh di gusi juga dapat disebabkan oleh polip. Terdapat dua jenis polip yang dapat muncul pada gusi, yaitu polip gingiva dan polip pulpa.

Polip gingiva adalah benjolan kecil di gusi akibat iritasi terus-menerus. Kondisi ini dapat dipicu oleh penumpukan plak atau tergoresnya gusi pada tepi tambalan gigi yang kasar dan tajam. Akibatnya, timbul pembengkakan yang berwarna merah muda pucat pada gusi.

Sementara polip pulpa tumbuh dari jaringan dalam gigi (pulpa). Polip ini umumnya muncul ketika gigi mengalami karies yang sudah mencapai ruang pulpa, sehingga jaringan pulpa meradang dan tumbuh ke luar melalui lubang gigi. Bentuknya berupa benjolan lunak, berwarna merah muda, dan tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi dapat menyebabkan sisa makanan mudah tersangkut.

4. Fibroma

Fibroma pada mulut adalah benjolan yang dapat muncul di gusi dan umumnya tidak berbahaya. Benjolan ini terbentuk karena jaringan gusi mengalami iritasi atau cedera, misalnya akibat pemakaian gigi palsu atau alat lain di dalam mulut.

Fibroma menyerupai daging tumbuh yang terasa seperti benjolan keras, halus, bulat, dan tidak menimbulkan rasa sakit. Warna benjolannya bisa lebih gelap atau lebih terang daripada warna gusi sekitarnya. Selain di gusi, fibroma juga bisa muncul di bagian dalam pipi, di bawah gigi palsu, di sisi lidah, atau di bagian dalam bibir.

5. Granuloma piogenik

Granuloma piogenik juga dapat menyebabkan daging tumbuh di gusi. Kondisi ini ditandai dengan munculnya benjolan berwarna merah tua atau ungu yang dapat timbul di berbagai area mulut, termasuk gusi. Benjolan ini terasa lunak, tidak menimbulkan nyeri, dan mudah berdarah jika disentuh.

Penyebab pastinya masih belum diketahui, tetapi diduga karena cedera ringan atau iritasi di mulut. Pada beberapa wanita hamil, granuloma piogenik juga dapat muncul dan diduga disebabkan oleh perubahan hormon.

6. Abses

Abses pada gusi (abses periodontal) adalah daging tumbuh di gusi yang berbentuk benjolan berisi nanah akibat infeksi bakteri. Benjolan ini biasanya terasa lembek, hangat saat disentuh, serta menimbulkan rasa nyeri berdenyut yang muncul tiba-tiba dan terasa makin parah.

Rasa nyeri ini juga dapat terasa di satu sisi mulut yang menjalar ke telinga, rahang, atau leher dan akan makin terasa saat Anda berbaring. Selain itu, abses periodontal juga dapat menimbulkan kemerahan dan pembengkakan pada gusi atau wajah.

7. Kista

Daging tumbuh di gusi juga bisa disebabkan oleh kista, yaitu tumbuhnya kantung kecil yang berisi udara, cairan, atau bahan lunak lainnya. Kista bisa muncul di gusi, biasanya di sekitar akar gigi yang sudah mati atau tertanam di dalam gusi.

Sebagian besar kista tumbuh perlahan dan tidak menimbulkan gejala apa pun, kecuali jika terkena infeksi. Jika terinfeksi, kista pada gusi dapat menimbulkan gejala, seperti nyeri dan pembengkakan di sekitar benjolan. Jika ukurannya membesar, kista dapat menekan gigi di sekitarnya dan membuat rahang melemah.

8. Torus mandibula

Torus mandibula ditandai dengan timbulnya benjolan keras yang tumbuh di gusi dekat tulang rahang, baik rahang atas maupun bawah, serta di salah satu sisi rahang saja atau keduanya. Benjolan ini cukup sering terjadi, tetapi penyebab pastinya belum diketahui.

Pertumbuhan tumor yang satu ini lambat dan bentuknya bisa bervariasi. Saat disentuh, torus mandibula terasa keras dan halus. Umumnya, kondisi ini tidak berbahaya kecuali jika disertai dengan gejala lain yang mengganggu.

9. Kanker gusi

Kanker gusi juga dapat menimbulkan daging tumbuh di gusi. Kanker gusi dapat terlihat seperti benjolan kecil yang tumbuh tidak normal, atau hanya sekedar pembengkakan dan penebalan pada gusi. 

Kondisi ini juga dapat disertai dengan gejala lain, seperti luka di mulut yang tidak kunjung sembuh dan mudah berdarah, bercak putih atau merah pada gusi, nyeri di lidah atau rahang, gigi goyang tanpa sebab, sakit saat mengunyah atau menelan, serta sakit tenggorokan yang tidak hilang.

Penanganan Daging Tumbuh di Gusi

Berbagai penyebab di atas dapat menimbulkan gejala yang berbeda, sehingga penting untuk memahami setiap gejala yang muncul untuk dapat mengidentifikasi penyebab yang tepat. 

Jika disebabkan oleh faktor ringan, seperti peradangan akibat penumpukan plak atau sisa makanan, terdapat penanganan rumahan yang dapat dilakukan untuk menangani daging tumbuh di gusi, seperti:

  • Sikat gigi 2 kali sehari dan gunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi. Hal ini untuk membantu mencegah penumpukan plak dan bakteri.
  • Kumur dengan air garam hangat untuk membantu mengurangi peradangan dan membunuh bakteri penyebab iritasi.
  • Hindari makanan atau minuman yang terlalu panas, dingin, atau keras karena dapat memperburuk kondisi gusi yang sedang iritasi.
  • Gunakan obat kumur antiseptik yang tidak mengandung alkohol untuk membantu mengurangi jumlah bakteri di mulut dan meredakan peradangan.
  • Perbanyak asupan makanan yang kaya vitamin, terutama vitamin C, untuk mendukung kesehatan gusi dan sistem kekebalan tubuh.

Namun, jika daging tumbuh di gusi disertai gejala lain, seperti demam, bau mulut, luka di area mulut yang tidak kunjung membaik, benjolan yang tidak mereda setelah beberapa minggu dan mengalami perdarahan, serta muncul bercak merah atau putih di area mulut, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai dengan penyebabnya.