Polusi suara sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, khususnya bagi warga yang bermukim di perkotaan. Tanpa disadari, polusi suara ternyata bisa berdampak buruk pada kesehatan, mulai dari masalah pendengaran, gangguan tidur, hingga peningkatan risiko gangguan jantung.
Anda yang tinggal di perkotaan pasti akrab dengan suara bising dari mesin kendaraan, proyek pembangunan, kegiatan industri, atau suara nyaring dari rumah tetangga.
Meski sebagian orang mungkin sudah terbiasa dan tidak menganggap polusi suara ini sebagai hal yang berbahaya, namun berbagai studi kesehatan menunjukkan bahwa paparan polusi suara yang berkelanjutan dapat berujung pada masalah kesehatan.
Dampak Buruk Polusi Suara
Ada banyak dampak buruk polusi suara bagi kesehatan manusia, di antaranya:
1. Gangguan Pendengaran
Orang yang sering terpapar polusi suara berisiko tinggi mengalami gangguan pendengaran, terutama jika intensitas suara yang sering didengarnya itu melebihi 75-85 desibel (dB) dan berlangsung dalam jangka panjang.
Sebagai gambaran, sebuah bisikan lembut sama dengan 30 dB, suara lalu lintas jalan raya yang sibuk atau bunyi mesin penghisap debu (vacuum cleaner) berintensitas 80 dB, sedangkan intensitas suara pada gergaji mesin bisa mencapai 110 dB.
Bunyi di atas intensitas normal dapat melemahkan kemampuan sel pendengaran pada telinga. Jika terlalu sering terpapar suara bising, telinga bisa berdengung (tinnitus). Tinnitus ini bisa bersifat sementara, namun bisa juga menjadi permanen jika paparan suara nyaring terjadi dalam jangka panjang.
Gangguan pendengaran akibat polusi suara bisa mengganggu kemampuan untuk memahami pembicaraan, susah berkonsentrasi, hingga mengganggu produktivitas sehari-hari.
2. Gangguan Tidur
Tidur berkualitas dengan durasi yang cukup, yakni sekitar 7-9 jam, sangat penting bagi kesehatan tubuh dan mental. Kualitas tidur seseorang bisa berkurang, apabila ada suara bising di sekitarnya selama ia tidur.
Suara di atas 33 dB di malam hari dapat memicu reaksi alami tubuh yang dapat menganggu kualitas tidur. Tidur yang tidak nyenyak akan memengaruhi suasana hati, mengakibatkan keletihan, hingga menurunkan daya ingat dan konsentrasi.
Gangguan tidur akibat paparan polusi suara yang terlalu sering ini bisa menimbulkan stres dan mengurangi kualitas hidup.
3. Gangguan kognitif
Tak hanya mengganggu kenyamanan saata beraktivitas, suara bising juga bisa berdampak pada gangguan belajar dan berpikir pada anak-anak serta orang dewasa. Paparan suara bising terlalu lama diketahui dapat membuat seseorang menjadi lebih sering lupa, sulit berkonsentrasi, dan susah mengatur emosi.
Selain itu, riset juga menyebutkan bahwa paparan polusi suara yang terlalu sering pada anak-anak dapat memengaruhi kemampuan belajar, berkonsentrasi, dan mengingat. Pada bayi dan balita, hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan bicara.
4. Penyakit kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah. Gangguan kardiovaskular yang timbul akibat polusi suara sebenarnya berhubungan dengan gangguan tidur.
Tidur merupakan suatu aktivitas yang sangat penting karena pada saat inilah tubuh beristirahat dan memperbaiki jaringan yang rusak, serta mengumpulkan kembali energinya. Jika kualitas tidur terganggu, maka organ tubuh dapat mengalami penurunan fungsi, termasuk jantung dan pembuluh darah.
Efek tersebut akan mulai terlihat jika setiap harinya Anda terpapar kebisingan di atas 65 dB secara jangka panjang. Paparan terhadap kebisingan tersebut akan mengaktifkan respons stres tubuh berupa produksi hormon kortisol (hormon stres) yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah, kekentalan darah, dan detak jantung.
5. Gangguan mental
Suara gaduh yang didengar terus-terusan bisa menyebabkan seseorang merasa stres dan emosi. Jika tidak terkontrol, stres yang berkepanjangan akibat paparan polusi suara bisa meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan mental, seperti gangguan kecemasan dan depresi.
Polusi suara juga memiliki dampak yang berbahaya pada ibu hamil dan bayi baru lahir. Paparan suara bising terhadap janin dalam kandungan dan bayi baru lahir dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pendengaran. Pada anak-anak, polusi suara bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan perilaku, misalnya hiperaktivitas.
Jika Anda tinggal atau banyak beraktvitas di area yang dekat dengan sumber polusi suara dan merasa mengalami beberapa masalah kesehatan yang telah disebutkan di atas, terutama gangguan pendengaran, segeralah periksakan kesehatan telinga Anda ke dokter THT dan jalani tes pendengaran.
Untuk melindungi diri dari polusi suara dan mencegah terjadinya gangguan kesehatan akibat polusi suara, kenakanlah pelindung telinga, seperti earmuff atau earplug, saat beraktivitas. Hentikan juga kebiasaan menyetel musik atau televisi dengan volume suara yang nyaring.