Kebiasaan merokok, baik rokok elektrik atau rokok tembakau, memang sulit ditinggalkan. Sebagian perokok beranggapan bahwa rokok elektrik lebih sehat dan aman, bahkan dapat menghentikan kebiasaan merokok tembakau. Namun, jenis rokok manakah yang sebenarnya lebih baik?
Penggunaan rokok elektrik untuk mengatasi kecanduan rokok tembakau masih menjadi perdebatan di berbagai kalangan. Padahal, kedua jenis rokok tersebut memiliki kandungan yang hampir sama. Namun, apakah anggapan bahwa rokok elektrik lebih sehat daripada rokok tembakau benar adanya?
Pro dan Kontra Mengenai Rokok Elektrik
Rokok elektrik bekerja dengan cara mengubah nikotin cair menjadi uap melalui suhu panas. Uap inilah yang kemudian dihirup oleh penggunanya.
Rokok elektrik diklaim lebih aman dan sehat bagi kesehatan karena mengandung lebih sedikit bahan kimia di dalam asapnya dibandingkan asap rokok tembakau yang mengandung sekitar 7.000 bahan kimia berbahaya.
Padahal, rokok elektrik juga mengandung beragam zat berbahaya bagi kesehatan. Berikut ini adalah beberapa zat berbahaya yang terkandung di dalam asap rokok elektrik:
- Nikotin
- Diacetyl, yang digunakan sebagai perasa
- Kadmium
- Acrolein, yaitu zat beracun yang biasa digunakan sebagai herbisida
- Zat pengawet, seperti formaldehida
- Logam berat, seperti timbal, nikel, dan timah
Asap rokok elektrik tersebut tidak hanya berbahaya bagi orang yang merokok, tetapi juga orang di sekitar yang menghirup asap rokok tersebut atau perokok pasif.
Konsentrasi nikotin dalam setiap pod rokok elektrik berbeda-beda. Misalnya, pod rokok elektrik dengan kandungan nikotin 5% mengandung 30–50 mg nikotin. Jumlah ini setara dengan nikotin di dalam 1–3 bungkus rokok tembakau. Makin tinggi nikotinnya, makin berbahaya rokok tersebut bagi kesehatan.
Tidak hanya itu, klaim bahwa asap rokok elektrik lebih aman belum terbukti sama sekali. Justru sebaliknya, rokok elektrik terbukti dapat menimbulkan kerusakan paru-paru pada penggunanya. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut dengan e-cigarette or vaping product use associated lung injury (EVALI).
EVALI lebih banyak terjadi pada orang yang terlalu sering menggunakan rokok elektrik. Kondisi ini bisa menimbulkan gejala berupa sesak napas, batuk, nyeri dada, pusing, dan sakit kepala.
Efektivitas Rokok Elektrik Mengatasi Kebiasaan Merokok Tembakau
Banyak perokok tembakau yang beralih menggunakan rokok elektrik, karena jenis rokok ini dipercaya efektif untuk menghentikan kebiasaan merokok dan kecanduan nikotin. Padahal, hingga saat ini, rokok elektrik belum terbukti efektif dapat menghentikan kebiasaan merokok.
Beberapa riset menunjukkan bahwa sebagian perokok tembakau bisa merasa lebih mudah berhenti merokok setelah menggunakan rokok elektrik, tetapi efek ini hanya berlangsung sementara.
Riset lain pun menunjukkan bahwa ada banyak orang yang masih tetap sulit berhenti merokok, meski sudah menggunakan rokok elektrik atau vaping. Bahkan, tidak sedikit orang yang akhirnya merokok dengan kedua jenis rokok tersebut secara bergantian.
Mengapa demikian? Karena rokok elektrik dan rokok tembakau mengandung nikotin, yaitu salah satu zat yang bersifat adiktif atau dapat menimbulkan kecanduan. Inilah yang menjadi alasan mengapa masih ada orang yang tetap sulit berhenti merokok meski sudah beralih dari rokok tembakau ke rokok elektrik.
Melihat dampak buruk yang dapat diberikan, Anda sebaiknya menghindari kebiasaan merokok, baik rokok elektrik atau rokok tembakau. Hal ini penting dilakukan agar kesehatan tubuh tetap terjaga dan terhindar dari kecanduan nikotin.
Dengan tidak merokok, Anda berisiko lebih rendah terkena berbagai penyakit berbahaya akibat rokok, seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung.
Meski demikian, tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok bagi Anda yang sudah terlanjur menjadi perokok. Anda perlu mendisiplinkan dan memotivasi diri serta memiliki tekad yang kuat untuk menjauhi rokok. Anda bisa memulainya dengan cara mengurangi jumlah rokok yang dihabiskan setiap harinya.
Apabila memiliki kesulitan untuk berhenti merokok, baik rokok elektrik atau rokok tembakau, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan tips berhenti merokok yang efektif. Bila perlu, dokter juga dapat memberikan obat untuk membantu Anda berhenti merokok.