Dengue shock syndrome (DSS) adalah komplikasi dari infeksi demam berdarah dengue yang sudah parah. Komplikasi ini harus segera ditangani dengan tepat agar tidak menyebabkan kerusakan organ, bahkan kematian.
Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat. Namun, pada beberapa kondisi, demam berdarah dengue dapat menyebabkan komplikasi yang disebut dengan dengue shock syndrome.
Dengue shock syndrome disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah serta penurunan sel darah putih dan trombosit akibat infeksi virus dengue. Kondisi ini membuat penderita demam berdarah rentan mengalami kebocoran plasma darah dan perdarahan, yang memicu terjadinya gejala dengue shock syndrome.
Menurut penelitian, orang yang mengalami infeksi dengue untuk kedua atau ketiga kalinya juga rentan mengalami dengue shock syndrome. Oleh karena itu, gejala dengue shock syndrome perlu cepat dikenali agar penanganannya bisa segera dilakukan.
Gejala Dengue Shock Syndrome
Demam berdarah dengue biasanya terjadi selama 2–7 hari. Nah, dengue shock syndrome dapat muncul pada hari ke-3 atau ke-4, ketika demam mereda, dan disertai oleh gejala-gejala berikut ini:
1. Perdarahan
Gejala pertama yang bisa terjadi pada penderita dengue shock syndrome adalah perdarahan. Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke-3 saat demam mulai turun dan berupa bercak merah yang menyebar di kulit. Selain itu, perdarahan juga dapat terjadi pada gusi, hidung (mimisan), sampai saluran pencernaan.
Sementara itu, wanita yang mengalami haid bersamaan dengan infeksi dengue bisa mengeluarkan darah haid yang lebih banyak daripada biasanya.
2. Sakit perut hebat
Penderita dengue shock syndrome tidak jarang mengalami sakit perut yang hebat. Hal ini terjadi karena berkurangnya aliran darah dan cairan ke organ dalam perut akibat kebocoran plasma. Akibatnya, jaringan di sekitarnya mengalami kekurangan oksigen dan menimbulkan nyeri perut yang hebat.
Di samping itu, kebocoran plasma dari pembuluh darah ke jaringan organ dalam perut dapat menyebabkan penumpukan cairan di rongga perut (asites).
3. Muntah terus-menerus
Dengue shock syndrome dapat menyebabkan perdarahan pada saluran pencernaan. Hal tersebut dapat membuat penderitanya mengalami muntah terus-menerus, bahkan tidak jarang muntah disertai darah.
Iritasi saluran pencernaan akibat gangguan organ di dalam perut karena DSS, seperti pembesaran liver dan pankreas, juga dapat memicu terjadinya muntah terus-menerus.
4. Sesak napas
Gejala lain yang dapat terjadi jika mengalami dengue shock syndrome adalah sesak napas. Keluhan ini disebabkan oleh adanya penumpukan cairan pada selaput pembungkus paru-paru (efusi pleura). Penumpukan cairan tersebut membuat paru-paru tidak dapat mengembang dengan sempurna sehingga menimbulkan sesak saat bernapas.
5. Kelelahan dan gelisah
Adanya perdarahan, sakit perut yang hebat, muntah terus-menerus, ditambah dengan infeksi virus yang makin berat akan membuat tubuh mengalami kekurangan cairan dan darah serta kelelahan.
Selain itu, dengue shock syndrome juga dapat menimbulkan gejala lain yang membuat pasien gelisah, seperti denyut nadi teraba cepat dan lemah, keringat dingin, dan jari tangan dan kaki dingin. Ini menandakan terjadinya hipovolemia berat, yang jika terlambat ditangani dapat menyebabkan gangguan jantung, kerusakan ginjal, kejang, penurunan kesadaran, bahkan koma hingga kematian.
Penanganan Dengue Shock Syndrome
Pasien yang mengalami dengue shock syndrome harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit dan tidak boleh menunda berobat ke rumah sakit. Ini diperlukan agar kondisi syok dan perdarahan dapat segera diatasi dan dipantau secara ketat oleh dokter.
Selama menjalani perawatan, pasien akan dipantau kondisinya secara berkala dan jika perlu, dokter akan melakukan tes darah untuk memantau jumlah darah dan trombosit pasien. Selain itu, pasien juga diberikan cairan infus agar volume plasma darah meningkat dan syok dapat teratasi.
Pada beberapa kondisi, pemberian transfusi darah dan plasma darah beku juga menjadi cara lain untuk meningkatkan trombosit dan plasma darah. Pasien juga akan diberikan terapi oksigen untuk membantu mengatasi sesak napas dan kurangnya oksigen.
Obat-obatan untuk pembekuan darah juga akan diberikan jika terjadi perdarahan yang terus-menerus. Selain itu, pemberian obat-obatan untuk mengatasi kelebihan cairan di paru-paru atau perut, obat antinyeri, dan obat antimuntah juga dapat diberikan sesuai gejala.
Agar dengue shock syndrome tidak terjadi, langkah pencegahan yang perlu dilakukan tentunya dengan menghindari terkena infeksi virus oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti, mulai dari menjaga kebersihan lingkungan hingga mendapatkan vaksin.
Menjaga kebersihan lingkungan dapat dilakukan dengan menerapkan 3M Plus, yakni menguras bak mandi secara berkala, menutup rapat tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Tidak hanya itu, ada tambahan lain berupa menanam tanaman penangkal nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, dan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
Meskipun sudah pernah mengalami demam berdarah sebelumnya, Anda dapat terinfeksi virus dengue kembali dengan jenis serotipe virus yang berbeda. Hal tersebut dapat mengakibatkan reaksi peradangan yang hebat dalam tubuh dan menyebabkan terjadinya dengue shock syndrome.
Oleh karena itu, pemberian vaksin dengue kini juga dapat dilakukan sebagai langkah pencegahan yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap semua serotipe virus dengue (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4), yang dapat menyebabkan infeksi demam berdarah.
Bila Anda ingin melakukan pencegahan guna menurunkan risiko terkena demam berdarah/rawat inap akibat demam berdarah, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter untuk memastikan kondisi Anda cocok untuk mendapatkan vaksin tersebut. Konsultasi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat melalui Chat Bersama Dokter.