Skrining adalah pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui apakah seseorang berisiko lebih tinggi mengalami suatu masalah kesehatan. Bagi wanita, ada beberapa skrining kesehatan yang perlu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan risiko terhadap penyakit tertentu.
Wanita memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap beberapa penyakit. Dengan melakukan skrining kesehatan sesuai anjuran, mereka dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran mengenai pentingnya pola hidup sehat. Selain itu, skrining juga memungkinkan suatu gangguan kesehatan teratasi lebih dini.
Berbagai Skrining untuk Wanita
Berikut ini adalah beberapa skrining kesehatan yang sebaiknya dilakukan oleh untuk wanita:
1. Skrining tekanan darah
Tes atau skrining tekanan darah dilakukan untuk mengetahui tekanan darah guna memantau risiko hipertensi. Wanita berusia mulai 20 tahun dianjurkan untuk memeriksakan tekanan darah setidaknya 2 tahun sekali.
Pada wanita usia 40 tahun ke atas, pemeriksakan tekanan darah perlu dilaksanakan lebih sering dan rutin, terutama jika terdapat faktor risiko hipertensi, misalnya obesitas. Pemeriksaan ini juga penting bagi wanita hamil untuk menghindari risiko terjadinya preeklamsia dan eklamsia.
2. Skrining kolesterol
Skrining kolesterol dilakukan untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah dan ada atau tidaknya risiko penyakit jantung koroner. Mulai usia 20 tahun, wanita dianjurkan untuk rutin memeriksakan kadar kolesterol setidaknya 4–6 tahun sekali.
Namun mulai usia 45 tahun, skrining kolesterol perlu dilakukan lebih sering karena risiko penyakit jantung akan meningkat seiring bertambahnya usia.
3. Skrining untuk kanker payudara
Skrining ini bertujuan untuk memeriksa apakah seorang wanita berisiko atau memiliki tanda-tanda kanker payudara. Risiko seorang wanita untuk mengalami kanker payudara akan lebih tinggi jika anggota keluarganya ada yang memiliki riwayat kanker payudara.
Skrining untuk pemeriksaan payudara terdiri atas 2 pemeriksaan, yaitu pemeriksaan fisik dan mamografi atau USG. Anda juga bisa melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai salah satu cara deteksi dini yang dapat dilakukan rutin setiap hari.
Mamografi masih termasuk rangkaian pemeriksaan pada payudara untuk mendeteksi kanker payudara. Wanita berusia 40–75 tahun disarankan melakukan mamografi setiap 1 tahun jika tergolong yang berisiko tinggi, atau setiap 2 tahun jika tidak.
4. Pap smear
Ini adalah skrining untuk mendeteksi kanker leher rahim (serviks). Skrining ini hendaknya dilakukan setiap 3-5 tahun oleh wanita berusia 21 tahun ke atas yang telah aktif berhubungan seksual.
Dalam pap smear, sampel sel serviks akan diambil, kemudian diperiksa di laboratorium guna mendeteksi ada atau tidaknya sel kanker atau calon sel kanker.
Manfaat dan Risiko Melakukan Skrining Kesehatan
Skrining kesehatan dapat wanita lakukan sebagai bagian dari medical check-up. Hal ini bermanfaat untuk mendeteksi beragam masalah kesehatan sejak dini, sehingga penyakit yang parah tidak terjadi dan kualitas hidup pun meningkat.
Namun, hasil skrining kesehatan tidak selalu akurat. Kadang hasil yang seharusnya negatif bisa muncul sebagai positif dan begitu juga sebaliknya. Hal ini bisa menimbulkan kecemasan yang sebenarnya tidak perlu. Sebaliknya, hasil yang negatif bisa membuat seseorang menjadi terlalu santai dan lupa menerapkan pola hidup sehat.
Meski begitu, skrining untuk wanita tetap direkomendasikan, terutama yang berhubungan dengan organ reproduksi dan payudara. Selain itu, skrining juga harus dilakukan bersamaan dengan pola hidup sehat, seperti berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat, serta menghindari rokok dan alkohol.
Jika Anda ingin melakukan skrining, konsultasikan kepada dokter tentang skrining apa saja yang sesuai dengan usia, riwayat kesehatan, dan kondisi kesehatan Anda saat ini agar skrining yang dilakukan tepat sasaran.