Dermatitis herpetiformis adalah ruam kulit berupa lepuh yang menimbulkan rasa gatal atau terbakar dan sering terjadi pada penderita penyakit celiac. Kondisi ini terjadi akibat reaksi tubuh terhadap gluten, yaitu protein yang terkandung di dalam gandum.
Dermatitis herpetiformis, atau disebut juga dengan penyakit Duhring, tergolong penyakit yang langka. Kondisi ini dapat dialami oleh sekitar 10–25% orang dengan penyakit celiac.
Penyebab Dermatitis Herpetiformis
Dermatitis herpetiformis disebabkan oleh penyakit autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh justru menyerang jaringan kulit. Hal ini bisa terjadi ketika penderita mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, yaitu protein yang terdapat dalam berbagai produk berbahan dasar gandum seperti mie, roti, biskuit, sereal, dan pasta.
Selain itu, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini adalah:
- Memiliki anggota keluarga yang juga menderita dermatitis herpetiformis
- Menderita penyakit tiroid autoimun, misalnya penyakit Hashimoto
- Mengalami sindrom Sjögren, yang menyebabkan mulut dan mata kering
- Menderita diabetes tipe 1, yaitu penyakit autoimun yang menyerang sel penghasil insulin di pankreas
- Mengalami lupus, yakni gangguan autoimun yang menyerang banyak jaringan tubuh
Gejala Dermatitis Herpetiformis
Ruam dermatitis herpetiformis biasanya berupa lepuh yang terasa gatal atau seperti terbakar. Ruam ini bisa muncul di beberapa bagian tubuh seperti siku, lutut, punggung bawah, kulit kepala, belakang leher, bahu, dan bokong. Pada kasus yang jarang terjadi, ruam juga bisa muncul di dalam mulut.
Ruam yang dialami oleh penderita dermatitis herpetiformis biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Terasa gatal atau seperti terbakar
- Terlihat seperti luka bakar yang berisi cairan
- Berupa bintik merah kecil yang terkumpul dalam satu area
- Memiliki ukuran dan bentuk yang mirip di kiri dan kanan tubuh
Selain di kulit, dermatitis herpetiformis juga bisa menimbulkan masalah lain, yaitu:
- Masalah pada gigi, seperti kerusakan pada lapisan email gigi, gigi berlubang, atau perubahan warna gigi
- Gangguan pencernaan, seperti diare, sembelit, sakit perut, dan perut kembung
Kapan harus ke dokter
Bila mengalami gejala-gejala dermatitis herpetiformis seperti yang disebutkan di atas, Anda bisa berkonsultasi melalui Chat Bersama Dokter. Pada sesi konsultasi online, dokter akan menyarankan pengobatan, atau merujuk Anda ke rumah sakit terdekat untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut jika diperlukan.
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami ruam yang terasa sangat gatal atau seperti terbakar, terutama jika memburuk atau meluas. Dokter dapat menentukan penyebab dan memberikan perawatan yang sesuai.
Diagnosis Dermatitis Herpetiformis
Diagnosis dermatitis herpetiformis dimulai dengan tanya jawab mengenai kondisi pasien, misalnya:
- Gejala yang muncul dan durasinya
- Penyakit yang sedang diderita
- Daftar makanan yang dikonsumsi dan mungkin mengandung gluten
Selanjutnya, dokter akan melihat kondisi kulit pasien untuk menentukan karakteristik ruam yang muncul. Untuk memastikan diagnosis, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan berikut:
- Tes darah, untuk mencari antibodi yang meningkat pada penderita penyakit celiac, yang sering terkait dengan dermatitis herpetiformis
- Tes genetik, untuk memeriksa adanya perubahan gen tertentu yang sering ditemukan pada penderita penyakit celiac
- Biopsi kulit, untuk mencari keberadaan antibodi imunoglobulin A (IgA), yang biasanya berkumpul di area ruam pada dermatitis herpetiformis, dengan mengambil sampel kecil kulit yang terkena ruam
- Tes alergi, untuk memastikan apakah ruam terjadi akibat dermatitis herpetiformis atau mungkin disebabkan oleh kondisi kulit lain, seperti dermatitis kontak
Pengobatan Dermatitis Herpetiformis
Pengobatan dermatitis herpetiformis akan disesuaikan dengan gejala yang muncul dan tingkat keparahannya. Metode pengobatan yang diberikan oleh dokter bisa berupa pola makan bebas gluten atau obat-obatan. Berikut adalah penjelasannya:
Pola makan bebas gluten
Dokter dengan dibantu oleh ahli gizi akan menyarankan menu makanan bebas gluten, seperti tepung terigu, roti, pasta, dan sereal gandum. Pola makan ini mungkin perlu diterapkan selama beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Melalui pola makan bebas gluten, pasien akan memperoleh manfaat berikut:
- Kebutuhan akan penggunaan obat-obatan pereda gejala menurun
- Risiko timbulnya penyakit autoimun lain berkurang
- Risiko berkembangnya jenis kanker tertentu di usus menjadi makin kecil
- Sensitivitas usus terhadap gluten mereda
- Kualitas asupan nutrisi meningkat
Di samping itu, pasien juga disarankan untuk melakukan langkah-langkah berikut:
- Menghindari konsumsi garam beryodium karena bisa memperparah gejala dermatitis herpetiformis
- Menghindari penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen atau aspirin, yang dapat memicu gejala kambuh
Penggunaan obat-obatan
Obat-obatan yang bisa diberikan untuk mengatasi dermatitis herpetiformis adalah:
- Antibiotik minum, misalnya dapsone, untuk mengurangi ruam setidaknya digunakan selama 3 hari
- Sulfapyridine atau sulfasalazine sebagai obat pengganti bila pasien tidak dapat menggunakan dapsone
- Kortikosteroid krim, untuk mengurangi gatal-gatal
Komplikasi Dermatitis Herpetiformis
Jika tidak ditangani dengan baik, dermatitis herpetiformis dapat menyebabkan komplikasi, seperti:
- Anemia
- Osteoporosis
- Kekurangan vitamin
- Kanker usus, seperti limfoma usus halus
- Perburukan penyakit autoimun yang diderita
Pencegahan Dermatitis Herpetiformis
Sebagai langkah pencegahan, penderita celiac disarankan untuk menghindari makanan yang mengandung gluten. Misalnya, mengganti tepung terigu dengan tepung jagung atau tepung beras. Selain itu, pastikan untuk selalu membaca label kemasan makanan dan saus untuk menghindari gluten yang terkandung di dalamnya.