Dexketoprofen adalah obat pereda nyeri golongan antiinflamasi nonsteroid. Dexketoprofen bermanfaat untuk meredakan nyeri ringan hingga berat, mulai dari nyeri terkilir, sakit gigi, nyeri haid, hingga nyeri pascaoperasi.
Dexketoprofen berfungsi untuk menekan produksi prostaglandin dengan menghambat aktivitas enzim cyclooxygenase. Prostaglandin menimbulkan gejala peradangan, termasuk nyeri dan bengkak, pada bagian tubuh yang sedang cedera atau rusak. Dengan berkurangnya produksi prostaglandin, efek yang ditimbulkannya juga akan berkurang.
Dexketoprofen dapat ditemukan dalam sediaan tablet dan suntik. Dexketoprofen tablet meredakan nyeri dalam waktu 15–60 menit, dan efeknya bertahan selama 4–6 jam. Sementara itu, efek pereda nyeri pada dexketoprofen suntik bisa dirasakan dalam waktu 10–45 menit dan berlangsung hingga 8 jam.
Dexketoprofen hanya bisa diperoleh dengan resep, baik resep biasa maupun resep digital yang didapatkan setelah konsultasi online dengan dokter lewat chat.
Merek dagang dexketoprofen tablet: Blastofen, Dexketoprofen Trometamol, Dextofen, Fendex, Keren, Ketesse, Simprofen, Tofedex, Tordex, Voxib
Merek dagang dexketoprofen suntik: Amidex, Dextofen, Dexketoprofen Trometamol, Fendex, Ketesse
Apa Itu Dexketoprofen
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antiinflamasi nonsteroid (OAINS) |
Manfaat | Meredakan nyeri ringan hingga berat, termasuk nyeri haid, nyeri terkilir, nyeri kolik ginjal, dan nyeri pascaoperasi |
Digunakan oleh | Dewasa usia 18 tahun atau lebih |
Dexketoprofen untuk ibu hamil | Usia kehamilan <20 minggu |
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping dexketoprofen terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. | |
Dexketoprofen hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Usia kehamilan ≥20 minggu | |
Kategori D: Ada bukti bahwa dexketoprofen berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. | |
Dexketoprofen untuk ibu menyusui | Dexketoprofen tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena dapat menyebabkan efek samping pada bayinya. Tanyakan kepada dokter mengenai OAINS lain yang lebih aman digunakan selama masa menyusui. |
Bentuk obat | Tablet salut selaput dan suntik |
Peringatan sebelum Menggunakan Dexketoprofen
Hal penting yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan dexketoprofen antara lain:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Dexketoprofen tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
- Hindari penggunaan dexketoprofen jika Anda pernah mengalami serangan asma atau reaksi alergi berat setelah menggunakan aspirin atau obat lain yang tergolong OAINS, seperti ketoprofen.
- Beri tahu dokter jika Anda baru saja atau berencana menjalani operasi bypass jantung. Dexketoprofen tidak boleh digunakan pada kondisi tersebut.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami heartburn berulang, dispepsia kronis, perdarahan saluran cerna, tukak lambung, ulkus duodenum, atau radang usus, seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit jantung maupun stroke, atau kondisi lain yang bisa menyebabkan penyakit tersebut, termasuk hiperlipidemia, kebiasaan merokok, diabetes, atau hipertensi. Informasikan juga ke dokter jika Anda baru-baru ini mengalami serangan jantung.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit liver, porfiria, penyakit ginjal, lupus, kelainan darah, atau gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, mungkin sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang merencanakan kehamilan, menjalani program hamil, atau sedang menjalani pemeriksaan untuk mengetahui penyebab sulit hamil. Obat ini bisa menurunkan kesuburan pada wanita.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang menjalani terapi dengan obat tertentu, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi antarobat.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan dexketoprofen. Hal ini bisa memperparah efek samping dari obat ini.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan jika timbul kantuk, pusing, atau penglihatan buram setelah menggunakan dexketoprofen.
- Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi dexketoprofen jika direncanakan untuk menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
- Segera lapor dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan dexketoprofen.
Dosis dan Aturan Pakai Dexketoprofen
Dosis dexketoprofen yang diberikan oleh dokter tergantung pada sediaan obat dan kondisi yang akan diobati. Berikut adalah rinciannya:
Dexketoprofen sediaan tablet
Tujuan: Meredakan nyeri ringan hingga sedang
Dewasa: Dosis 12,5 mg tiap 4–6 jam atau 25 mg tiap 8 jam. Dosis maksimal adalah 75 mg per hari. Untuk lansia, dokter akan memberikan dosis terendah dengan dosis tidak lebih dari 50 mg per hari.
Dexketoprofen sediaan suntik
Dexketoprofen suntik ditujukan untuk mengatasi nyeri skala sedang hingga berat, seperti nyeri setelah operasi atau kolik ginjal akibat batu ginjal yang tidak membaik, dengan dexketoprofen tablet. Dosis dexketoprofen suntik akan ditentukan oleh dokter sesuai dengan kondisi pasien.
Cara Menggunakan Dexketoprofen dengan Benar
Konsumsilah dexketoprofen tablet sesuai anjuran dokter dan aturan pakai yang tertera pada kemasan. Jangan menambah atau mengurangi dosisnya tanpa sepengetahuan dokter.
Berikut adalah cara menggunakan dexketoprofen tablet dengan benar:
- Agar nyeri cepat mereda, konsumsilah dexketoprofen tablet saat perut kosong, idealnya 30 menit sebelum makan. Jika Anda memiliki sakit maag, konsumsilah obat ini bersama makanan atau segera setelah makan.
- Telan tablet dexketoprofen secara utuh dengan air putih. Jangan membelah, mengunyah, atau menggerus tablet.
- Jika Anda lupa mengonsumsi dexketoprofen, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Hentikan penggunaan obat ini jika nyeri sudah membaik. Jangan mengonsumsi dexketoprofen lebih dari 10 hari tanpa anjuran dari dokter.
- Jika keluhan belum membaik meski telah 10 hari menggunakan obat ini secara rutin, hentikan konsumsi obat dan periksakan diri ke dokter.
- Jika Anda menggunakan dexketoprofen dalam jangka panjang, patuhi jadwal kontrol yang diberikan dokter. Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan tekanan darah, serta tes fungsi hati dan ginjal, agar respons terapi dapat terpantau.
- Bila memungkinkan, periksakan tekanan darah Anda setiap hari secara mandiri dengan menggunakan tensimeter. Laporkan kepada dokter jika tekanan darah terlalu tinggi. Penggunaan dexketoprofen dapat meningkatkan tekanan darah dan memperburuk hipertensi.
- Simpan dexketoprofen tablet di tempat bersuhu ruangan. Jangan menyimpannya di tempat yang lembap dan panas. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
- Jangan mengonsumsi dexketoprofen tablet yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Dexketoprofen sediaan suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat ini dapat diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah vena (intravena/IV) atau suntikan ke dalam otot (intramuskular/IM). Ikuti instruksi dokter sebelum, selama, dan sesudah penyuntikkan.
Interaksi Dexketoprofen dengan Obat Lain
Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi yang dapat terjadi jika dexketoprofen digunakan bersama obat lain:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran pencernaan yang berakibat fatal jika digunakan dengan obat lain yang tergolong OAINS; aspirin; antidepresan jenis selective serotonin reuptake inhibitors; kortikosteroid; atau obat pengencer darah, seperti warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya kelainan darah jika digunakan bersama zidovudine
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan dengan tacrolimus atau ACE inhibitor
- Peningkatan risiko timbulnya kejang jika digunakan dengan obat antibiotik quinolone, seperti ciprofloxacin
- Peningkatan risiko terjadinya gagal ginjal jika digunakan bersama tenofovir
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dexketoprofen jika digunakan dengan probenecid
- Peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan dengan sulfonilurea
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat lithium, methotrexate, obat glikosida jantung, pemetrexed, atau sulfonamida
- Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia jika digunakan dengan obat diuretik hemat kalium
- Penurunan efektivitas obat diuretik atau obat antihipertensi dalam menurunkan tekanan darah
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, selalu beri tahu dokter jika hendak menggunakan obat lain bersama dexketoprofen.
Efek Samping dan Bahaya Dexketoprofen
Efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan dexketoprofen antara lain:
- Pusing
- Sakit kepala
- Kantuk
- Vertigo
- Mulut kering
- Mual
- Muntah
- Diare atau malah sembelit
- Sakit maag, nyeri ulu hati atau rasa panas di dada (heartburn)
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tak kunjung reda atau malah memburuk. Segera lapor dokter bila Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Tinja berdarah atau berwarna hitam
- Kesulitan bernapas
- Nyeri perut yang parah
- Muntah darah
- Bengkak pada tangan dan kaki
- Nyeri dada seperti ditindih yang dapat menjalar ke lengan, dagu, dan punggung
- Sakit kepala berat yang disertai dengan lumpuh mendadak pada satu sisi tubuh
- Kesulitan atau nyeri saat buang air kecil, urine berkurang, kencing berdarah