Diabetes pada anak sering kali menimbulkan gejala berupa sering haus dan sering buang air kecil, serta banyak makan tapi berat badannya justru turun. Oleh karena itu, sebagai orang tua, penting bagi Anda untuk mengenali berbagai risiko dan gejala diabetes pada anak agar kondisi ini tidak terlambat ditangani oleh dokter.
Tubuh membutuhkan hormon insulin untuk membantu sel-sel, jaringan, dan organ tubuh menggunakan glukosa atau gula darah sebagai sumber energi. Hormon insulin ini dihasilkan di pankreas.
Ketika hormon insulin berkurang atau sel-sel tubuh kesulitan menggunakan insulin, maka dapat terjadi penumpukan gula darah. Hal inilah yang menyebabakan penyakit diabetes.
Menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian diabetes pada anak usia 0-18 tahun di Indonesia meningkat hingga lebih dari 1000 kasus dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini.
Tipe-Tipe Diabetes pada Anak dan Penyebabnya
Berdasarkan penyebabnya, penyakit diabetes pada anak secara umum terbagi menjadi 2 tipe, yaitu:
Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah tipe diabetes yang yang lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Namun diabetes tipe 1 juga terkadang bisa menyerang bayi, balita, dan orang dewasa.
Diabetes tipe 1 terjadi akibat kelainan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh anak merusak atau menghancurkan pankreasnya sendiri, sehingga fungsi pankreas menjadi terganggu.
Akibatnya, anak yang menderita diabetes tipe 1 hanya menghasilkan sedikit atau bahkan tidak menghasilkan hormon insulin sama sekali. Kondisi ini bisa menyebabkan kadar gula darah meningkat dan lama kelamaan merusak organ serta jaringan tubuh.
Hingga saat ini, penyebab pasti terjadinya diabetes tipe 1 pada anak belum diketahui. Namun, seorang anak bisa rentan terkena diabetes tipe 1 apabila ia memiliki faktor risiko berikut:
- Genetik atau keturunan, misalnya memiliki riwayat diabetes tipe 1 dalam keluarga.
- Riwayat infeksi virus.
- Pola makan kurang sehat, misalnya sering mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, misalnya permen, es krim, jus buah kemasan, atau buah kering.
Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin atau kondisi ketika sel-sel tubuh anak kesulitan menggunakan insulin untuk memanfaatkan gula darah sebagai energi. Pada kasus tertentu, diabetes tipe 2 juga bisa terjadi akibat berkurangnya produksi insulin. Karena terjadinya gangguan tersebut, kadar gula darah anak dapat meningkat.
Diabetes tipe 2 biasanya rentan terjadi pada anak berusia berusia di atas 10 tahun atau pada usia remaja.
Ada beberapa faktor risiko yang dapat membuat anak rentan terkena diabetes tipe 2, yaitu:
- Memiliki orang tua atau saudara dengan riwayat penyakit diabetes.
- Berat badan berlebih atau obesitas pada anak.
- Kebiasaan sering mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak.
- Kurang aktif bergerak atau jarang olahraga.
Gejala-Gejala Diabetes pada Anak
Gejala diabetes tipe 1 dan 2 juga secara umum sulit dibedakan dan sering kali mirip satu sama lain. Sebagian anak yang menderita diabetes tipe 1 atau pun tipe 2 tidak menunjukkan adanya gejala atau merasakan adanya keluhan.
Namun, pada sebagian anak yang lain, diabetes dapat menimbulkan beberapa gejala berikut ini:
1. Sering haus dan buang air kecil
Kadar gula darah berlebih akan dibuang melalui urine. Hal ini akan membuat anak sering buang air kecil atau bahkan mengompol. Dengan banyaknya cairan tubuh yang keluar, anak pun akan cepat merasa haus dan minum lebih banyak dari biasanya.
2. Nafsu makan meningkat
Anak yang menderita diabetes akan kesulitan menghasilkan energi akibat gangguan fungsi atau berkurangnya jumlah insulin. Akibatnya, anak akan merasa sering sering kelaparan dan makan lebih banyak untuk memperoleh energi.
3. Berat badan turun
Meski makan lebih banyak dari biasanya, namun berat badan anak yang menderita diabetes justru akan turun. Tanpa pasokan energi dari gula, jaringan otot dan simpanan lemak akan menyusut. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas kerap menjadi tanda pertama dari diabetes pada anak.
4. Terlihat lelah atau lesu
Anak yang menderita diabetes mungkin akan terlihat lebih lemah dan lesu karena kurangnya energi di dalam tubuh. Anak bisa tetap terlihat lesu meski sudah makan dalam jumlah atau porsi yang besar.
5. Penglihatan kabur
Kadar gula darah yang tinggi akibat diabetes lama kelamaan bisa menyebabkan saraf mata membengkak. Kondisi ini dapat membuat anak mengalami gangguan penglihatan atau pandangannya terasa buram.
6. Muncul luka atau infeksi di tubuh yang sulit sembuh
Karena kadar gula darah yang tinggi, seorang anak yang menderita diabetes akan memiliki luka yang sulit sembuh saat cedera atau terluka. Selain menghambat proses penyembuhan luka, diabetes juga dapat membuat anak rentan terserang infeksi.
7. Warna kulit menghitam
Resistensi insulin dapat menyebabkan kulit menjadi gelap, terutama di area ketiak dan leher. Kondisi ini disebut akantosis nigrikans.
Selain beberapa gejala di atas, seorang anak yang menderita diabetes juga kerap menunjukkan tanda gejala lain, seperti sering rewel atau menangis terus-menerus, napas berbau seperti buah, dan muncul ruam popok.
Pengobatan Diabetes pada Anak
Pengobatan diabetes pada anak perlu disesuaikan dengan jenis diabetes yang diderita anak. Untuk menentukan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang berupa tes gula darah dan tes autoantibodi diabetes untuk menentukan apakah anak menderita diabetes tipe 1 atau 2.
Jika anak terdiagnosis menderita diabetes tipe 1, maka dokter akan memberikan terapi insulin untuk mengendalikan gula darah. Sementara jika anak terkena diabetes tipe 2, dokter akan memberikan obat-obatan antidiabetes. Terapi insulin juga dapat diberikan pada diabetes tipe 2, jika diabetes yang diderita anak sudah sudah berat.
Selain itu, dokter juga biasanya akan menganjurkan orang tua untuk menjaga pola makan anak dan mengajak anak rutin berolahraga. Anda dapat mencoba berbagai resep makanan untuk anak dengan bahan dasar rendah gula dan lemak.
Diabetes yang terlambat ditangani umumnya akan menimbulkan sejumlah komplikasi berat yang dapat membahayakan kondisi Si Kecil. Oleh sebab itu, pastikan Anda memeriksakan kondisi Si Kecil ke dokter anak apabila ia memiliki risiko tinggi atau sudah menunjukkan beberapa gejala diabetes pada anak.