Dialectical behavior therapy adalah salah satu terapi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kepribadian. Seiring waktu, terapi ini juga digunakan untuk mengatasi gangguan mental lain, seperti gangguan makan, gangguan bipolar, dan kecemasan.
Metode dialectical behavior therapy sebenarnya berasal dari terapi perilaku kognitif (CBT). Namun, terapi ini secara khusus disesuaikan untuk orang-orang yang merasakan gejolak emosi yang sangat intens, misalnya putus asa terus-menerus, sehingga memicu ide atau tindakan untuk mengakhiri hidup.
Terapi ini bertujuan agar penderita gangguan mental memahami dan menerima emosi yang timbul, mempelajari keterampilan untuk mengelolanya, serta membuat perubahan maupun pandangan positif terhadap kehidupan yang dijalaninya.
Saat ini, dialectical behavior therapy tidak hanya digunakan untuk mengatasi gangguan kepribadian ambang, tetapi juga digunakan untuk mengatasi gangguan bipolar, depresi, penyalahgunaan obat-obatan, OCD, dan PTSD.
Apa Itu Dialectical Behavior Therapy?
Secara garis besar, dialectical behavior therapy membantu penderita gangguan mental untuk mencapai kehidupan yang berkualitas melalui penerapan empat keterampilan penting, yaitu:
- Mindfulness, keterampilan untuk menerima dan fokus pada kondisi saat ini
- Toleransi stres, keterampilan untuk bertahan dalam situasi yang memicu tekanan mental dan tidak dapat dikendalikan
- Efektivitas interpersonal, keterampilan bersikap asertif dan menjalin hubungan antarindividu atau interpersonal yang sehat
- Regulasi emosi, keterampilan mengenal dan mengontrol emosi yang dirasakan
Tidak hanya memodifikasi pikiran dan perilaku, keempat keterampilan yang dilatih melalui terapi ini juga dapat membantu penderita gangguan jiwa untuk lebih menerima dan menghargai diri sendiri.
Dengan begitu, penderita gangguan jiwa bisa mengendalikan atau bahkan berhenti melakukan perilaku yang dapat menyakiti diri sendiri, bahkan mengancam nyawanya.
Bagaimana Dialectical Behavior Therapy Dilakukan?
Metode dialectical behavior therapy umumnya mencakup empat sesi berikut ini:
Sesi I: Pre-asesmen
Pada sesi ini, terapis melakukan asesmen untuk menilai apakah dialectical behavior therapy cocok dalam mengatasi permasalahan yang dialami penderita. Bila dirasa cocok, terapis akan menjelaskan prosedur yang hendak dijalani dan meminta persetujuan serta komitmen penderita untuk menjalani terapi ini.
Sesi II: Terapi individu
Terapi individu biasanya dilakukan 1 minggu sekali dan berlangsung selama 40–60 menit. Melalui sesi ini, penderita gangguan mental akan diarahkan agar dapat bersikap seperti berikut ini:
- Mengurangi perilaku yang dapat menyakiti diri sendiri atau percobaan bunuh diri
- Mencapai tujuan dan meningkatkan kualitas hidup dengan mengatasi masalah kesehatan mental maupun masalah hubungan interpersonal
- Mengubah kebiasaan atau pola perilaku negatif menjadi perilaku positif yang mendukung tujuan hidup
Dalam sesi ini, terapis akan meminta penderita untuk mengisi buku harian guna melacak emosi dan perilaku. Nantinya, apa yang ditulis penderita di buku harian akan menjadi pertimbangan bagi terapis untuk menentukan langkah selanjutnya dalam terapi.
Sesi III: Latihan keterampilan dalam kelompok
Pada sesi ini, terdapat beberapa terapis yang akan mengajarkan penderita gangguan mental mengenai empat keterampilan penting yang telah dijelaskan sebelumnya.
Setelah itu, terapis akan meminta penderita menerapkan keempat keterampilan penting tersebut melalui role play. Untuk mengasah keterampilan ini, terapis biasanya juga akan memberikan pekerjaan rumah kepada penderita setiap minggunya.
Sesi IV: Telephone crisis coaching
Telephone crisis coaching merupakan sesi ketika penderita gangguan mental dapat menelepon terapis ketika muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau ketika ia mengalami kesulitan terkait cara menerapkan keterampilan yang telah diajarkan.
Agar tidak menjadi ketergantungan, terapis biasanya akan menetapkan batasan mengenai waktu dan durasi menelepon.
Sebenarnya, dialectical behavior therapy juga membutuhkan dukungan besar dari keluarga atau orang terdekat yang tinggal bersama penderita. Ini bertujuan untuk meningkatkan semangat penderita agar dapat menjalani terapi dan mencegah tindakan bunuh diri yang bisa muncul kapan saja.
Sambil menjalani terapi ini, penderita gangguan mental juga dianjurkan untuk minum obat anticemas, antidepresi, atau antimania. Akan tetapi, penggunaan obat-obatan memerlukan resep dari psikiater karena harus disesuaikan dengan jenis dan keparahan gangguan mental yang dialami penderitanya.
Dialectical behavior therapy memang dapat mengatasi beragam gangguan mental, terutama masalah kejiwaan yang bisa memicu pikiran maupun tindakan untuk melukai diri sendiri.
Bila Anda atau ada anggota keluarga Anda mengalami keluhan yang mengarah ke gangguan mental hingga menghambat aktivitas sehari-hari, cobalah konsultasikan ke psikolog untuk menentukan apakah dialectical behavior therapy cocok untuk kondisi Anda atau tidak.