Diet garam adalah pola makan dengan mengatur jumlah asupan garam yang dikonsumsi. Diet ini penting untuk dilakukan siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Ini karena diet garam bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit, seperti hipertensi dan penyakit kardiovaskular.
Saat menjalani diet garam, Anda dianjurkan untuk membatasi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam atau natrium, seperti makanan cepat saji atau fast food, makanan beku, makanan ringan dan daging olahan, sup kalengan, keju, sereal, serta roti.
Sebagai gantinya Anda bisa mengonsumsi makanan yang lebih sehat, seperti aneka buah dan sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, daging, dan susu rendah lemak.
Manfaat dan Bahaya Garam
Garam terdiri dari dua jenis mineral yang juga berfungsi sebagai elektrolit, yaitu natrium dan klorida. Fungsi kedua zat ini adalah untuk mengontrol tekanan darah, menjaga kadar cairan tubuh, dan mendukung kinerja otot dan saraf.
Namun, asupan garam berlebih bisa menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Tekanan darah tinggi ini jika tak terkontrol lama kelamaan bisa menyebabkan komplikasi berupa stroke atau penyakit jantung.
Saat tubuh kelebihan garam, ginjal akan menyesuaikan kadar cairan dalam darah sehingga volume dan tekanan darah meningkat. Ini membuat jantung harus bekerja lebih keras guna menyuplai darah segar ke tubuh.
Selain itu, kadar garam yang tinggi bisa menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh penderita gagal jantung kongestif, sirosis, dan penyakit ginjal, serta menyebabkan gangguan fungsi saraf. Inilah alasan mengapa diet garam perlu dilakukan demi hidup yang lebih sehat.
Cara Melakukan Diet Garam
Tak hanya dengan membatasi konsumsi makanan asin, Anda juga perlu mengatur jumlah asupan garam dengan lebih teliti. Saat menjalani diet garam, Anda dianjurkan untuk membatasi asupan garam dan MSG tidak lebih dari 1 sendok teh per hari atau sekitar 5–6 gram.
Agar jumlah asupan garam tidak berlebihan, Anda bisa melakukan beberapa tips berikut:
- Kurangi pemakaian garam saat memasak. Sebagai gantinya, Anda bisa menggunakan bumbu masakan atau bahan makanan yang memiliki rasa gurih alami atau umami, seperti bawang, jahe, jamur, rumput laut, kacang, dan ikan.
- Saat berbelanja makanan olahan, baca label kemasan produk dengan saksama. Pilihlah makanan dengan kadar natrium atau sodium yang rendah.
- Konsumsi lebih banyak makanan segar, seperti sayuran dan buah-buahan, karena makanan ini mengandung lebih sedikit garam. Jika ingin mengonsumsi daging, pilihlah daging segar ketimbang daging olahan, seperti kornet atau sosis.
- Batasi penggunaan bumbu atau saus yang mengandung natrium, seperti kecap, saus salad, saus tomat, mostar, dan kecap.
- Saat memesan makanan di restoran atau via online, mintalah penyaji makanan untuk mengurangi garam, penyedap rasa, dan saus.
Ingat, jangan salah kaprah. Diet garam bukan berarti Anda perlu menjauhi garam sama sekali. Jika asupan garam terlalu rendah, hal ini juga bisa menyebabkan Anda mengalami masalah kesehatan tertentu, seperti hiponatremia atau kekurangan yodium.
Dengan menerapkan diet garam, kesehatan tubuh Anda akan tetap terjaga dan asupan garam dalam tubuh pun bisa menjadi lebih seimbang. Apabila Anda memiliki masalah kesehatan tertentu atau merasa sulit untuk menjalani diet garam, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter. Konsultasi bisa dilakukan dengan mudah melalui Chat Bersama Dokter.