Dishidrosis ditandai dengan gatal-gatal dan munculnya lepuhan pada kulit. Kondisi ini membuat penderitanya sering kali menggaruk kulit terus-menerus, sehingga rentan mengalami infeksi. Oleh karena itu, langkah penanganan perlu dilakukan agar tidak menimbulkan kerusakan kulit yang lebih parah.
Dishidrosis atau dikenal juga dengan pompholyx merupakan salah satu penyakit kulit yang ditandai dengan lepuhan kecil berisi cairan, terutama di bagian jari, telapak tangan, atau telapak kaki.
Kondisi ini awalnya dapat berupa rasa gatal yang disertai sensasi terbakar dan kemerahan, kemudian muncul lepuhan. Lepuhan akibat dishidrosis bisa membesar dan sangat gatal. Bila terinfeksi, lepuhan tersebut bisa terasa sangat nyeri dan mengeluarkan cairan berupa nanah.
Penyebab dan Faktor Risiko Dishidrosis
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab yang mendasari terjadinya dishidrosis. Namun, penyakit kulit ini sering dikaitkan dengan eksim atau rhinitis alergi. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya dishidrosis, yaitu:
1. Stres dan cemas
Rasa cemas dan stres merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya dishidrosis. Saat stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol secara berlebihan yang dapat mengganggu reaksi sistem kekebalan tubuh dan memicu terjadinya peradangan pada kulit.
2. Paparan logam
Paparan logam tertentu, seperti semen, kobalt, kromium, dan nikel juga dapat menjadi faktor pemicu terjadinya dishidrosis. Kondisi ini biasanya terjadi pada pekerja yang sering terpapar logam, seperti montir atau pengrajin logam.
3. Bahan kimia
Selain paparan logam, paparan bahan kimia yang berasal dari produk rumah tangga atau kosmetik, seperti detergen, cairan pembersih lantai, dan cat rambut, juga dapat mengiritasi kulit sehingga lapisan kulit rusak dan mudah mengalami penyakit kulit, termasuk dishidrosis.
4. Kulit sensitif
Faktor risiko terjadinya dishidrosis selanjutnya adalah kondisi kulit sensitif atau mudah iritasi. Gejala kulit sensitif dapat berupa kulit kering, gatal, dan perih, yang umumnya muncul saat terpapar udara kering, dingin, atau zat kimia tertentu.
Meski kulit kering dapat meningkatkan risiko terjadinya dishidrosis, keluarnya keringat secara berlebihan atau hiperhidrosis diketahui dapat memperburuk kondisi dishidrosis. Ini karena hipehidrosis dapat memperparah rasa gatal yang ditimbulkan dan meningkatkan potensi terkena infeksi kulit, seperti infeksi jamur.
Selain beragam faktor di atas, dishidrosis juga dapat muncul akibat beberapa faktor lain, seperti udara yang panas dan lembap, paparan asap rokok, infeksi jamur pada kulit, serta konsumsi obat-obatan tertentu yang memicu kulit kering, seperti doxycycline, amiodarone, dan simvastatin.
Cara Mengatasi Dishidrosis
Untuk mengatasi kondisi ini perlu disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Namun, ada beberapa langkah pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan di rumah untuk meringankan gejala dishidrosis, yaitu:
- Gunakan air hangat kuku saat gejalanya kambuh untuk meredakan gatal.
- Rendam tangan atau kaki yang terkena dishidrosis dengan air dingin selama 10–15 menit untuk mengurangi rasa perih dan kemerahan pada kulit.
- Gunakan humidifier, terutama di ruangan ber-AC.
- Gunakan pelembap untuk mengatasi kulit kering.
- Kelola stres dengan baik, misalnya dengan meditasi atau menjalani hobi.
- Keringkan semua bagian tubuh, termasuk tangan dan kaki, secara menyeluruh setelah mandi, cuci tangan, dan cuci kaki
Bila dengan berbagai cara di atas, dishidrosis tidak kunjung membaik, dokter akan memberikan beberapa pilihan metode pengobatan lain, meliputi:
- Salep atau krim kortikosteroid, untuk meredakan peradangan
- Obat antihistamin, seperti diphenhydramine atau loratadine, untuk mengatasi rasa gatal
- Suntik botulinum toxin, untuk menghentikan keringat berlebih pada kaki atau tangan
- Fototerapi, untuk menekan peradangan pada kulit sehingga kemerahan dan rasa gatal mereda
- Obat imunosupresif, seperti tacrolimus atau pimecrolimis, sebagai alternatif kortikosteroid untuk meredakan pembengkakan, gatal, dan kemerahan
- Pengeluaran cairan dari dalam lepuhan apabila terbentuk nanah di dalamnya
Untuk mencegah dishidrosis timbul kembali, Anda perlu menghindari faktor-faktor pemicunya. Bagi beberapa orang, hal ini mungkin sulit dilakukan, terutama bila berkaitan dengan pekerjaan atau urusan rumah tangga.
Anda dianjurkan memakai alat pelindung diri berupa safety gloves saat bekerja atau sarung tangan plastik saat melakukan pekerjaan rumah guna menghindari paparan bahan-bahan kimia yang mampu mengiritasi kulit.
Selain itu, Anda juga perlu menggunakan sabun yang tidak mengandung alkohol dan parfum, lalu segera mengeringkan tubuh setelah dibersihkan, menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih yang banyak, serta menggunakan pelembap secara rutin.
Dihidrosis umumnya dapat sembuh dalam beberapa minggu bila mendapatkan perawatan yang tepat. Namun, bila gejala dihidrosis belum juga sembuh atau disertai gejala demam, keluar nanah terus-menerus, atau lepuhannya menyebar luas, segeralah konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.