Dolutegravir adalah obat untuk mengobati infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Dolutegravir biasanya dikombinasikan dengan obat HIV lainnya, seperti rilpivirine.
Dolutegravir merupakan antiretroviral golongan integrase inhibitor. Obat ini bekerja dengan menghambat enzim virus yang berperan untuk memperbanyak diri. Dengan begitu, dolutegravir dapat mengurangi jumlah virus HIV dalam darah dan sistem imun tubuh dapat bekerja dengan baik.
Perlu diketahui bahwa dolutegravir tidak bisa menyembuhkan HIV. Namun, obat ini bisa mengurangi risiko terjadinya komplikasi akibat infeksi HIV, seperti AIDS, infeksi yang berat, atau kanker tertentu. Oleh karena itu, obat antiretroviral perlu dikonsumsi seumur hidup.
Merek dagang dolutegravir: Auroteg 50, Acriptega, Diltra, Dinisvir 50, Dolutegravir sodium, Myltega, Teldy, Telado, Tivicay, Viropil
Apa Itu Dolutegravir
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antiretroviral golongan integrase inhibitor |
Manfaat | Mengendalikan infeksi HIV |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
Dolutegravir untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Ibu hamil trimester pertama tidak dianjurkan untuk mengonsumsi dolutegravir, karena obat ini diduga dapat menyebabkan cacat lahir. Konsultasikan penggunaan obat ini dengan dokter jika Anda sedang hamil. | |
Dolutegravir aman untuk digunakan selama menyusui. Obat ini harus digunakan secara rutin untuk mengurangi risiko terjadinya penularan infeksi HIV ke bayi. Jika Anda ragu, konsultasikan dengan dokter. | |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Dolutegravir
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum mengonsumsi dolutegravir, antara lain:
- Jangan mengonsumsi dolutegravir jika memiliki alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal; penyakit liver, terutama hepatitis B dan hepatitis C; atau gangguan mental, seperti depresi atau kecemasan.
- Informasikan kepada dokter jika sedang hamil, mungkin hamil, atau menyusui.
- Konsultasikan dengan dokter jika Anda merencanakan kehamilan. Obat ini mungkin perlu diganti dengan antiretroviral jenis lain pada awal kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
- Segera temui dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah mengonsumsi dolutegravir.
Dosis dan Aturan Pakai Dolutegravir
Dosis dolutegravir yang diberikan oleh dokter tergantung pada usia, kondisi, dan respons pasien terhadap pengobatan, serta obat lain yang dikonsumsi pasien. Pada pasien anak-anak, dokter akan menentukan dosis dolutegravir berdasarkan berat badan (BB) pasien.
Dolutegravir umumnya digunakan bersama beberapa obat antiretroviral lainnya untuk meningkatkan efektivitas dan mencegah kekebalan virus terhadap obat. Berikut adalah dosis dolutegravir:
- Dewasa: 50 mg, 1–2 kali sehari, tergantung pada kondisi pasien.
- Anak usia 6–<12 tahun dengan berat badan 15–<20 kg: 20 mg, sekali sehari.
- Anak usia 6–<12 tahun dengan berat badan 20–<30 kg: 25 mg, sekali sehari.
- Anak usia 6–<12 tahun dengan berat badan 30–<40 kg: 35 mg, sekali sehari.
- Anak usia 6–<18 tahun dengan berat badan ≥40 kg: 50 mg, sekali sehari.
Cara Mengonsumsi Dolutegravir dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi pada kemasan obat sebelum mengonsumsi dolutegravir. Jangan mengurangi, menambah, atau menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter.
Dolutegravir dapat dikonsumsi bersama atau tanpa makanan. Namun, konsumsi dolutegravir dengan makanan bisa memperlama penyerapan obat ini. Telan tablet dengan bantuan segelas air putih.
Usahakan untuk mengonsumsi dolutegravir pada jam yang sama setiap harinya agar pengobatan maksimal.
Jika lupa mengonsumsi dolutegravir, segera minum begitu teringat. Namun, bila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya sudah dekat, abaikan dosis tersebut dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
Hindari konsumsi dolutegravir bersama sukralfat atau produk yang mengandung kalsium, zat besi, aluminium atau magnesium, seperti antasida. Produk-produk di atas bisa menurunkan efektivitas dolutegravir. Jika Anda perlu mengonsumsi produk tersebut, beri jeda 2–6 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi dolutegravir.
Selama menggunakan dolutegravir, Anda perlu menjalani pemeriksaan kadar virus HIV dalam darah, tes darah lengkap, tes fungsi hati, dan cek kadar kolesterol secara rutin.
Dolutegravir tidak dapat menurunkan risiko terjadinya penularan HIV ke orang lain. Selain mengonsumsi dolutegravir, Anda tetap harus mencegah penularan HIV dengan menggunakan kondom saat berhubungan intim, dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.
Simpan dolutegravir di tempat yang kering dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Dolutegravir dengan Obat Lain
Efek interaksi yang bisa terjadi jika dolutegravir digunakan bersama dengan obat-obatan tertentu adalah:
- Penurunan kadar dolutegravir jika digunakan dengan obat antivirus lain, (seperti etravirine, nevirapine, atau tipranavir/ritonavir), carbamazepine, phenytoin, phenobarbital, atau rifampicin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari metformin jika digunakan bersamaan
- Penurunan penyerapan dolutegravir jika digunakan bersama obat sukralfat, antasida yang mengandung magnesium atau aluminium, zat besi, atau kalsium
Efek Samping dan Bahaya Dolutegravir
Berikut adalah efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah mengonsumsi dolutegravir:
- Sakit kepala
- Gatal-gatal
- Sulit tidur (insomnia) atau mimpi yang aneh
- Tubuh terasa lelah
- Diare
- Mual muntah
- Perut kembung
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung mereda. Beri tahu dokter jika Anda mengalami efek samping yang serius, seperti:
- Gangguan hati, yang bisa ditandai dengan mual atau muntah terus menerus, hilang nafsu makan, sakit perut, penyakit kuning, atau urine berwarna gelap
- Gangguan ginjal, yang bisa ditandai dengan perubahan jumlah urine
- Gangguan suasana hati, seperti depresi atau perasaan putus asa
Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Berat badan turun secara tiba-tiba
- Nyeri atau lemah otot yang tidak kunjung membaik
- Sakit kepala parah
- Nyeri sendi
- Mati rasa atau kesemutan di tangan, lengan, kaki, atau tungkai
- Gangguan penglihatan
- Gejala infeksi, seperti demam, menggigil, pembengkakan kelenjar getah bening, batuk, sulit bernapas, atau luka yang tidak kunjung membaik
- Hipertiroidisme, yang bisa ditandai dengan jantung berdebar kencang dan tidak beraturan, keringat berlebihan, dan benjolan di leher
- Sindrom Guillain-Barré, yang bisa ditandai dengan gangguan keseimbangan, kesulitan menggerakkan mata, dan sulit menelan, mengunyah, atau berbicara