Gangguan tumbuh kembang pada anak dapat disebabkan oleh berbagai hal, termasuk kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperhatikan asupan nutrisi sebagai salah satu bentuk penanganan kondisi gagal tumbuh pada anak.
Gangguan pertumbuhan pada anak bukanlah sebuah penyakit atau kelainan, melainkan sebuah tanda bahwa anak kekurangan gizi. Saat mengalami gagal tumbuh, anak memiliki tubuh yang lebih kecil, lebih lebih pendek, dan tidak selincah anak lain seusianya.
Di Indonesia sendiri, masalah kekurangan gizi bukanlah hal yang asing. Pada tahun 2018, tercatat lebih dari 2 juta anak menderita gizi buruk dan lebih dari 7 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami gagal tumbuh. Akibatnya, risiko anak mengalami gangguan perkembangan dan masalah imunitas pun lebih tinggi.
Penyebab Gagal Tumbuh pada Anak dan Gejalanya
Kekurangan asupan gizi yang menjadi penyebab paling umum gagal tumbuh pada anak dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari masalah menyusui, kesulitan mengonsumsi makanan padat (MPASI), gangguan makan, hingga kebiasaan memilih makanan atau picky eater.
Selain kekurangan gizi, ada banyak penyebab lain yang juga bisa menimbulkan anak mengalami gagal tumbuh, baik dari faktor medis maupun lingkungan. Berikut ini adalah penyebab gagal tumbuh pada anak karena masalah medis atau gangguan kesehatan tertentu:
- Intoleransi atau alergi makanan, misalnya alergi susu, telur, atau kacang
- Gangguan penyerapan nutrisi akibat masalah sistem pencernaan, misalnya diare kronis, penyakit asam lambung, atau penyakit Celiac
- Gangguan tumbuh kembang akibat kelainan genetik, misalnya sindrom Down
- Kelainan darah, seperti anemia dan thalasemia
- Infeksi kronis, misalnya tuberkulosis dan HIV
- Terlahir prematur atau berat badan lahir rendah
- Kelainan metabolisme
- Penyakit bawaan lahir, misalnya penyakit jantung bawaan
- Gangguan mental, misalnya depresi dan trauma psikologis
Selain karena masalah kesehatan di atas, gangguan tumbuh kembang atau gagal tumbuh pada anak juga bisa disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti:
- Faktor sosial dan ekonomi, misalnya kemiskinan dan bencana alam, yang membuat anak kesulitan memperoleh makanan bergizi
- Pengabaian atau penelantaran anak
- Hilangnya ikatan emosional antara orang tua dan anak
- Kurangnya edukasi dan informasi orang tua mengenai kebutuhan nutrisi yang tepat untuk anaknya
- Kebiasaan makan yang buruk
- Kekerasaan fisik atau psikologis, misalnya akibat kekerasan dalam rumah tangga
Ciri-Ciri Anak Gagal Tumbuh
Gejala gagal tumbuh bisa berbeda-beda pada tiap anak. Namun, secara umum, anak yang mengalami gagal tumbuh akan menunjukkan beberapa ciri berikut ini:
- Tinggi dan berat badan serta lingkar kepala anak tidak sesuai dengan standar pertumbuhan normal sesuai usia dan jenis kelamin
- Berat badan kurang atau jauh di bawah nilai berat badan ideal untuk tinggi badannya
- Keterlambatan perkembangan anak dalam aspek keterampilan fisik, seperti berguling, merangkak, duduk, berdiri, berjalan, dan berbicara
- Keterlambatan perkembangan motorik
- Kurangnya ekspresi emosi anak, seperti tersenyum, tertawa, atau melakukan kontak mata
- Anak tampak sering lemas, kurang aktif, dan tidak dapat bermain dengan anak-anak lainnya
- Anak sulit belajar di sekolah atau kurang tanggap terhadap kondisi di lingkungan sekitarnya
Pemberian Nutrisi untuk Anak yang Mengalami Gagal Tumbuh
Di periode awal kehidupan, beragam masalah dapat muncul bila anak mengalami gangguan pertumbuhan. Tak hanya berdampak pada perkembangan otak, fisik, dan mental anak, gagal tumbuh juga dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga anak akan rentan terserang penyakit atau terkena infeksi.
Pengobatan gagal tumbuh pada anak bisa bervariasi, tergantung pada penyebabnya, tingkat keparahan kondisi yang dialami, kondisi lingkungan, dan kondisi kesehatan anak secara keseluruhan.
Jika gagal tumbuh pada anak disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu, dokter biasanya akan mengatasi faktor penyebab tersebut terlebih dahulu.
Selain itu, untuk menambah asupan gizi pada anak yang gagal tumbuh, dokter juga bisa melakukan perbaikan pola makan anak. Pemberian asupan suplemen tambahan juga biasanya diperlukan agar asupan nutrisi anak dapat tercukupi dan laju tumbuh kembangnya bisa terkejar.
Bila perlu, Si Kecil yang terindikasi kurang gizi sesuai diagnosis dokter, Bunda bisa memberikan formula padat energi untuk dukungan nutrisi Si Kecil, seperti suplemen nutrisi oral (SNO). Suplemen ini mampu meningkatkan berat badan anak, terutama yang berisiko gagal tumbuh atau mengalami gizi kurang untuk anak usia di atas 1 tahun.
Namun, perlu diingat bahwa pemberian suplemen apa pun dalam mendukung nutrisi dan imun anak harus disesuaikan dengan diagnosis dan rekomendasi dokter. Pasalnya, penggunaan suplemen yang tidak tepat pada anak justru berisiko menyebabkan gangguan kesehatan.
Jadi, jika Si Kecil menunjukkan gejala gagal tumbuh, sebaiknya Bunda segera membawanya ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan gizi dan kondisi Si Kecil.