Meski diklaim punya banyak manfaat, efek samping daun kumis kucing tetap harus diperhatikan. Hal ini karena penelitian yang menyatakan efektivitas dan keamanan dari kumis kucing.
Kumis kucing (Orthosiphon stamineus) merupakan tanaman herbal yang biasa digunakan untuk mengobati beberapa penyakit, seperti rematik, hipertensi, dan diabetes. Tanaman yang berasal dari wilayah Asia Tenggara ini sangat populer dalam pengobatan tradisional Asia dan Eropa.
Karena popularitasnya, kumis kucing memiliki beragam nama, seperti kumis kucing (Indonesia), misai kucing (Malaysia), rau-meo (Vietnam), myit-shwe (Myanmar), mao xi cao (China), neko no hige (Jepang), serta java tea atau cat's whiskers (bahasa Inggris).
Meski telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional, masih banyak orang yang penasaran terkait efek samping daun kumis kucing sendiri. Rasa penasaran tersebut tentunya adalah hal yang wajar karena Anda juga perlu mengetahui efek samping dari setiap obat yang dikonsumsi.
Efek Samping Daun Kumis Kucing
Efek samping daun kumis kucing masih belum diketahui secara pasti karena penelitiannya yang masih terbatas. Jika dikonsumsi sesuai anjuran dokter, obat atau ramuan herbal dari daun kumis kucing umumnya tidak menimbulkan gejala atau efek samping yang berbahaya.
Namun, jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan lain, Anda mungkin perlu berhati-hati dalam mengonsumsi bahan herbal apapun, termasuk kumis kucing.
Pasalnya, daun kumis kucing diketahui bisa menimbulkan efek interaksi obat jika dikonsumsi bersamaan dengan jenis obat tertentu, contohnya yang mengandung litium atau obat untuk hipertensi. Berikut ini adalah beberapa dampak interaksi obat yang bisa terjadi:
Kelebihan litium dalam tubuh
Litium merupakan sebuah senyawa kimia yang biasanya terdapat pada beberapa obat, seperti obat gangguan bipolar dan gangguan mood. Namun, jika obat ini dikonsumsi secara bersamaan dengan obat herbal dari daun kumis kucing, hal ini dapat membuat tubuh kehilangan kemampuan untuk membuang kelebihan litium.
Kelebihan litium dalam tubuh akan menimbulkan gejala, seperti linglung (delirium), masalah koordinasi dan keseimbangan, gerakan mata yang tidak terkontrol (nistagmus), mual, muntah, dan sakit perut.
Tekanan darah terlalu rendah
Ramuan herbal daun kumis kucing memiliki efek antihipertensi, sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Namun, jika dikonsumsi dengan obat hipertensi secara bersamaan dapat menyebabkan tekanan darah terlalu rendah.
Tekanan darah yang terlalu rendah dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti pandangan kabur, pusing, kedinginan, sakit kepala ringan, dan pingsan.
Cara Mengonsumsi Daun Kumis Kucing untuk Kesehatan
Daun kumis kucing biasanya dikonsumsi dalam bentuk suplemen herbal dan teh (air rebusan daun kumis kucing). Jika Anda ingin mengonsumsi daun kumis kucing dalam bentuk suplemen, sebaiknya pilih produk yang telah dianjurkan dokter dan terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.
Hal tersebut dapat menghindarkan Anda dari efek samping daun kumis kucing yang tidak diinginkan. Jika ingin mengonsumsi obat herbal ini dalam bentuk teh, Anda dapat mengikuti beberapa cara berikut ini:
- Siapkan 4–5 lembar daun kumis kucing yang sudah dicuci bersih.
- Kemudian, rebus daun kumis kucing tadi dengan segelas air hingga mendidih.
- Setelah itu, teh daun kumis kucing pun siap dikonsumsi.
- Jika ingin menambahkan sedikit rasa manis, Anda bisa menambahkan madu.
Pada kesimpulannya, efek samping daun kumis kucing yang dijadikan sebagai obat herbal memang belum diketahui secara pasti. Namun, Anda hanya perlu waspada jika sedang mengonsumsi obat yang mengandung litium dan obat hipertensi, karena hal ini dapat menimbulkan interaksi obat.
Jika Anda ingin mendapatkan potensi manfaat dari daun kumis kucing, tetapi memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti hipertensi, sedang hamil, dan akan menjalani operasi, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan saran konsumsi yang sesuai.