Wanita dengan penyakit tertentu mungkin membutuhkan operasi angkat rahim. Meski begitu, efek samping operasi angkat rahim tidaklah sedikit. Sebagian efek samping operasi ini dapat berbahaya bila tidak segera diatasi. Maka dari itu, mari simak ulasan berikut untuk mengetahui efek samping dan cara menanganinya.
Operasi angkat rahim (histerektomi) adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengobati penyakit-penyakit pada organ reproduksi wanita, seperti kanker serviks atau kanker rahim, fibroid rahim atau miom, endometriosis, turun peranakan atau prolaps uteri, radang panggul, menstruasi yang tidak normal.
Dalam prosedur ini, rahim dapat diangkat sebagian atau seluruhnya, tergantung pada seberapa parah penyakit yang diderita oleh wanita.
Meski operasi pengangkatan rahim umumnya memiliki efektivitas yang tinggi dalam mengatasi penyakit di atas, tidak dapat menutup fakta bahwa tetap ada risiko efek samping atau komplikasi di balik prosedur ini.
Macam-Macam Efek Samping Operasi Angkat Rahim
Beberapa efek samping operasi angkat rahim yang dapat terjadi pada wanita yang menjalani prosedur ini adalah:
Infertilitas
Operasi angkat rahim akan menyebabkan infertilitas atau kemandulan. Hal ini tentu akan berdampak pada kondisi mental orang yang menjalaninya, terlebih bagi wanita yang masih ingin memiliki anak.
Menopause
Tak hanya kemandulan, pengangkatan rahim juga dapat menyebabkan pasien mengalami menopause lebih awal, meskipun usianya belum mencapai 45 tahun. Kondisi ini juga dapat terjadi pada pasien pasca operasi angkat rahim total, di mana indung telur atau ovariumnya ikut diangkat.
Kondisi ini dapat menimbulkan beragam gangguan, seperti sulit tidur, hot flashes (munculnya sensasi panas dari dalam tubuh), vagina kering, sakit saat berhubungan seksual, hasrat seksual menurun, sampai perubahan suasana hati yang tidak menentu.
Reaksi efek samping obat bius
Efek samping yang terjadi tak hanya diakibatkan oleh tindakan operasi itu sendiri, tapi bisa juga karena obat yang digunakan untuk membantu kelancaran prosedur ini.
Salah satu obat yang digunakan pada operasi angkat rahim adalah anestesi atau obat bius. Anestesi dapat menimbulkan beragam efek samping, seperti sakit tenggorokan, mulut kering, nyeri otot, mengantuk, gatal-gatal, serta mual dan muntah.
Di luar beberapa efek samping di atas, histerektomi juga dapat menimbulkan efek samping lain, seperti:
- Nyeri berat
- Demam
- Infeksi
- Pembekuan darah yang dapat menyebabkan sumbatan aliran darah
- Kerusakan pada organ di sekitar rahim
- Perdarahan
- Fistula
- Perlengketan pada organ di dalam perut dan panggul
Penanganan Efek Samping Operasi Histerektomi
Penanganan efek samping operasi angkat rahim tidak selalu sama pada tiap pasien. Namun, biasanya dokter akan memberikan beberapa penanganan berikut ini:
1. Obat antinyeri
Setelah menjalani operasi angkat rahim, pasien akan merasakan nyeri berat. Hal ini menandakan bahwa tubuhnya sedang pulih dan berusaha menyembuhkan luka operasi. Untuk mengatasi nyeri dan membantu pasien beristirahat lebih nyaman, dokter akan memberikan obat antinyeri.
2. Antibiotik
Obat antibiotik diberikan untuk mencegah dan mengatasi infeksi setelah operasi pengangkatan rahim. Suatu studi menyebutkan bahwa pemberian antibiotik setelah operasi efektif untuk mencegah terjadinya infeksi yang dapat mengganggu proses pemulihan pasien.
3. Terapi penggantian hormon
Untuk mengatasi gejala perubahan hormon atau menopause, dokter juga dapat memberikan terapi penggantian hormon. Terapi ini dilakukan dengan pemberian obat khusus yang berfungsi menggantikan hormon yang hilang akibat menopause.
4. Psikoterapi
Jika pasien mengalami masalah psikologis atau tekanan batin yang berat setelah menjalani operasi angkat rahim, dokter dapat menyarankan konsultasi psikologi atau psikoterapi.
Setelah menjalani operasi angkat rahim, pasien perlu beristirahat selama beberapa hari di rumah sakit. Selama di rumah sakit, dokter akan memantau kondisi pasien, memberikan terapi cairan melalui infus untuk mencegah dehidrasi, dan memberikan obat-obatan lain sesuai kebutuhan pasien.
Setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, pasien juga tetap membutuhkan istirahat dan menjalani beberapa hal agar pemulihan dapat berjalan lancar. Beberapa perawatan di rumah yang dimaksud adalah:
- Beristirahat yang cukup dan hindari mengemudi.
- Tidak berdiri terlalu lama.
- Tidak mengangkat beban berat.
- Menggunakan obat pencahar jika terkena sembelit.
- Tidak berhubungan seks selama 4-6 minggu atau sampai vagina benar-benar sembuh.
- Mengindari minuman beralkohol dan rokok.
Meski efek samping operasi angkat rahim telah dirasa hilang, akan lebih baik bila Anda tetap melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter. Hal itu bertujuan agar ketika muncul gangguan lain, dokter dapat segera mengetahuinya dan melakukan penanganan yang tepat.