Ejakulasi adalah proses keluarnya sperma dan cairan semen melalui penis yang terjadi karena adanya rangsangan seksual. Hal ini terjadi ketika pria mengalami orgasme, baik melalui hubungan seksual bersama pasangan maupun masturbasi.
Saat ejakulasi, sperma yang berada di epididimis akan mengalir melalui uretra. Hal ini terjadi berkat adanya dorongan otot-otot penis yang berkontraksi saat proses ejakulasi berlangsung. Sperma umumnya akan dikeluarkan dari penis sebanyak 2–3 mililiter atau sekitar satu sendok teh.
Ejakulasi memberikan manfaat bagi kesehatan, tetapi sebagian pria bisa saja mengalami masalah ejakulasi, seperti ejakulasi dini, ejakulasi retrograde, dan ejakulasi tertunda.
Proses Ejakulasi
Untuk mencapai tahap ejakulasi, pria membutuhkan rangsangan seksual terlebih dahulu agar penis bisa mengalami ereksi. Rangsangan tersebut akan menyebabkan aliran darah mengisi rongga penis sehingga memberikan tekanan dan membuat penis membesar.
Sebelum dikeluarkan, umumnya sperma telah mengalami proses pematangan di tempat penampungannya, yaitu epididimis, baru kemudian proses ejakulasi dimulai. Pada tahap pertama dari proses ejakulasi, sperma akan disalurkan dari epididimis ke uretra.
Saat proses penyaluran berlangsung, sperma sebenarnya tidak bergerak sendiri, tetapi memanfaatkan dorongan dari kontraksi otot penis. Gerakan kontraksi otot di sekitar epididimis mirip dengan gerakan meremas sehingga sperma dapat dikeluarkan melalui uretra.
Saat sperma sudah berada di ujung uretra, tekanan dari otot penis akan makin tinggi sehingga saraf-saraf penis merespons dengan refleks yang tidak dapat dikontrol. Di sinilah tahap pertama ejakulasi berakhir.
Selanjutnya, sperma akan dikeluarkan dari tubuh. Pada tahap ini, otot penis akan berkontraksi atau berdenyut untuk mengeluarkan sperma yang telah ditampung sebelumnya.
Ejakulasi dan Masalah yang Sering Terjadi
Ejakulasi dipercaya dapat mencegah terjadinya kanker prostat. Meski demikian, tidak ada efek samping yang akan dirasakan oleh pria jika tidak ejakulasi. Pria yang lama tidak ejakulasi juga tidak mengalami gangguan kesehatan atau berkurang gairah seksualnya.
Namun, beberapa gangguan ejakulasi dapat mengganggu hubungan seksual maupun kesehatan. Gangguan ejakulasi umumnya terjadi karena kondisi medis tertentu, seperti diabetes, ketidakseimbangan hormon, gangguan liver, dan kelainan pembuluh darah.
Selain itu, gangguan ejakulasi juga dapat dipengaruhi oleh faktor psikis, seperti stres atau trauma dengan hubungan seksual.
Berikut ini adalah beberapa gangguan ejakulasi yang paling sering dikeluhkan:
1. Ejakulasi dini
Ejakulasi dini terjadi ketika pria mengeluarkan sperma terlalu cepat saat berhubungan seksual sehingga mengakibatkan ketidakpuasan seksual baik oleh pasangan maupun diri sendiri.
Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya ejakulasi dini. Namun, kondisi ini diduga berkaitan erat dengan faktor psikis, seperti pengalaman berhubungan seksual yang traumatis, kecemasan, maupun masalah dengan pasangan. Selain itu, gangguan hormon juga dapat menyebabkan terjadinya ejakulasi dini.
2. Ejakulasi tertunda
Jika penderita ejakulasi dini mengeluhkan proses pengeluaran sperma terlalu cepat, berbeda halnya dengan penderita ejakulasi tertunda. Mereka yang mengalami ejakulasi tertunda (delayed ejaculation) jutsru memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai ejakulasi.
Seorang pria dikatakan mengalami ejakulasi tertunda bila kesulitan mengalami ejakulasi setelah menerima rangsangan seksual selama lebih dari 30 menit.
Delayed ejaculation biasanya disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, antinyeri, obat darah tinggi, dan obat jantung. Selain itu, faktor psikologis, seperti stres, depresi, dan kecemasan, juga dapat menyebabkan gangguan ejakulasi yang satu ini.
3. Ejakulasi retrograde
Masalah ejakulasi yang juga sering dikeluhkan adalah ejakulasi retrograde. Kondisi ini terjadi ketika cairan semen dan sel sperma masuk ke kandung kemih alih-alih keluar melalui penis. Karena tidak mengeluarkan sperma saat ejakulasi, gangguan ejakulasi ini juga biasa disebut sebagai orgasme atau ejakulasi kering.
Ejakulasi retrograde sebenarnya tidak berbahaya, tetapi dapat menimbulkan masalah bagi pasangan yang ingin memiliki buah hati. Alasannya, kondisi yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan dan menderita diabetes ini menyebabkan pembuahan tidak bisa terjadi.
Agar terhindar dari gangguan ejakulasi, Anda perlu melakukan berbagai upaya pencegahan. Berikut ini adalah cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah terjadinya gangguan ejakulasi:
- Tidak merokok
- Menjaga berat badan tetap ideal
- Tidak memakai pakaian dalam maupun celana yang terlalu ketat
- Olahraga secara rutin
- Mengelola stres
- Menjaga tekanan darah dan gula darah tetap normal
Selain melakukan upaya pencegahan tersebut, Anda juga dapat melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter untuk memastikan kondisi kesehatan reproduksi.
Itulah beberapa informasi mengenai ejakulasi yang perlu Anda ketahui. Perlu diingat, ejakulasi sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Meski demikian, belum diketahui secara pasti seberapa sering ejakulasi yang aman untuk dilakukan sehingga bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Namun, jika Anda mengalami gejala gangguan ejakulasi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi yang mendasarinya.