Empty sella sydrome adalah penyakit langka yang terjadi ketika kelenjar pituitari di dalam otak mengecil atau tertekan. Empty sella syndrome bisa terjadi karena rongga tempat kelenjar pituitari terisi cairan otak akibat kelainan lahir. Kondisi ini juga bisa terjadi akibat cedera, tumor, atau perdarahan otak.
Kelenjar pituitari merupakan organ kecil di bawah otak dan terlindung dalam rongga otak yang disebut sella turcica. Kelenjar ini berperan dalam menghasilkan hormon yang mengatur banyak fungsi organ tubuh, seperti hormon pertumbuhan (growth hormone), serta hormon penghasil sel sperma dan sel telur.
Pada kasus tertentu, rongga tempat kelenjar pituitari bisa terisi cairan otak dan menyebabkan kelenjar pituitari tertekan sehingga menyebabkan sella turcica terlihat kosong. Kondisi tersebut menjadi sebab mengapa penyakit ini dinamai empty sella syndrome.
Empty sella syndrome, atau disebut juga arachnoidele, sering kali tidak menimbulkan gejala. Meski demikian, penderitanya bisa mengalami banyak keluhan bila penyakit ini sampai memengaruhi fungsi hormon di dalam tubuh.
Penyebab Empty Sella Syndrome
Empty sella syndrome terbagi menjadi primer dan sekunder. Berikut adalah penjelasannya:
Empty sella syndrome primer
Empty sella syndrome primer disebabkan oleh kelainan struktur sella turcica sejak lahir. Kondisi ini menyebabkan cairan otak bocor dan mengisi kantung serta menekan kelenjar pituitari. Penyebab kelainan bawaan di rongga tersebut masih belum diketahui secara pasti.
Empty sella syndrome sekunder
Empty sella syndrome sekunder terjadi karena beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan gangguan di kelenjar pituitari atau sella turcica, antara lain:
- Tumor otak
- Terapi radiasi atau operasi di sekitar kelenjar pituitari
- Peningkatan tekanan di dalam otak (hipertensi intrakranial)
- Tumor kelenjar hipofisis
- Cedera kepala atau cedera otak
- Kerusakan di kelenjar pituitari akibat komplikasi saat melahirkan (sindrom Sheehan)
Gejala Empty Sella Syndrome
Empty sella syndrome sering kali tidak bergejala. Jika timbul gejala, penderita empty sella syndrome dapat mengalami keluhan berupa:
- Disfungsi ereksi
- Penurunan gairah seks
- Mudah lelah
- Menstruasi yang tidak teratur atau berhenti sama sekali (amenorrhea)
- Galaktorea, yaitu keluarnya ASI atau cairan menyerupai ASI dari puting payudara padahal tidak sedang hamil atau menyusui
- Peningkatan tekanan di otak
- Keluarnya cairan otak dari hidung
- Sakit kepala
- Papiledema, yaitu gangguan penglihatan akibat saraf mata membengkak karena tekanan di dalam otak
Kapan harus ke dokter
Emtpy sella syndrome merupakan penyakit langka dan gejala yang ditimbulkannya tidak khas. Oleh sebab itu, kecil kemungkinan pasien terdiagnosis penyakit ini.
Meski demikian, lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas. Dokter akan melakukan pemeriksaan lengkap untuk mengetahui penyebab keluhan tersebut sehingga dapat ditangani dengan tepat.
Diagnosis Empty Sella Syndrome
Pertama-tama, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan yang dialami, kehidupan seksual, riwayat kesehatan, termasuk cedera kepala dan riwayat operasi kepala.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:
- CT scan kepala, untuk melihat kondisi bagian dalam otak, termasuk tempat kelenjar pituitari
- MRI kepala, untuk melihat kelenjar pituitari yang tampak mendatar, mengecil, atau bahkan hilang, pada empty sella syndrome
- Tes darah, untuk memeriksa kadar hormon-hormon di dalam darah
Pengobatan Empty Sella Syndrome
Meski kelenjar pituitari menyusut akibat empty sella syndrome, kelenjar ini masih bisa berfungsi secara normal pada kebanyakan penderitanya. Pada kondisi ini, penderita empty sella syndrome tidak memerlukan pengobatan khusus.
Bila empty sella syndrome sampai memengaruhi fungsi hormon-hormon di dalam tubuh, dokter akan meresepkan obat pengganti hormon. Dokter juga bisa melakukan operasi jika empty sella syndrome sampai menyebabkan cairan otak merembes ke hidung.
Komplikasi Empty Sella Syndrome
Empty sella syndrome yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi berupa:
- Hipopituitarisme, yaitu penyakit akibat kekurangan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari
- Sindrom Cushing, yaitu berbagai gejala yang muncul akibat kadar hormon kortisol terlalu tinggi
Pencegahan Empty Sella Syndrome
Empty sella syndrome primer tidak bisa dicegah, karena penyebabnya belum diketahui. Sementara empty sella syndrome sekunder bisa dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut:
- Berhati-hati dan memakai alat pengaman saat berkendara, seperti helm atau sabuk pengaman
- Mengenakan APD yang tepat, terutama bila bekerja di konstruksi bangunan
- Memasang pegangan di kamar mandi untuk mengurangi risiko terpeleset
- Menghindari paparan zat kimia berbahaya
- Tidak merokok
- Menjalani skrining genetik bagi yang memiliki riwayat tumor atau kanker otak, untuk mencegah tumor otak yang berujung pada empty sella syndrome