Pernah dengar istilah energy vampire? Kalau ada teman atau orang di sekitarmu yang terasa seperti menyerap energimu dengan selalu mau menang sendiri, menyalahkan orang lain, manipulatif, atau suka melebih-lebihkan sesuatu, nah itulah yang disebut energy vampire.
Energy vampire adalah orang yang suka menyerap energi positif, baik secara fisik maupun psikis, dari orang-orang di sekitarnya. Seorang energi vampire bisa saja adalah orang terdekatmu, entah itu salah satu anggota keluarga, pasangan, rekan kerja, atau pimpinan di kantor.
Perilaku ini bisa dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, lho. Oleh karena itu, yuk, kenali tanda dan cara menyikapi perilaku toksik ini agar kamu terhindar dari dampak buruk akibat energy vampire.
Tanda-Tanda Seorang Energy Vampire
Seorang penyerap energi (energy vampire) ini akan memaksa korbannya untuk mendengarkan, memedulikan, dan menjadikan dirinya pusat perhatian. Jika tidak cepat menyadari hal ini, korban dari penyerap energi ini akan merasa lelah dan merasa selalu kehabisan energi.
Tidak hanya itu, ada beberapa tanda seseorang adalah energy vampire, yaitu:
- Sangat egois, misalnya ia akan memaksa kalau ide dan pemikirannya adalah hal yang terbaik dan harus diikuti
- Bersikap narsistik dan selalu ingin menjadi pusat perhatian, misalnya mendominasi percakapan dan terus mencari cara untuk mengembalikan perhatian orang lain hanya kepada dirinya
- Berperilaku victim mentality atau menyalahkan orang lain agar ia tidak harus bertanggung jawab atas kesalahan yang telah diperbuat
- Suka melebih-lebihkan, sehingga sesuatu yang seharusnya bisa mudah diselesaikan malah menjadi rumit
- Suka mengintimidasi orang yang lemah dari dirinya dan memanfaatkan mereka untuk kepentingannya
- Bersikap manipulatif, contohnya melakukan sesuatu seolah-olah membutuhkan bantuan, tetapi justru malah melimpahkan beban masalah kepada orang lain
- Suka mengeluh dan merasa menjadi orang yang paling menderita untuk mendapatkan empati orang lain
- Sering mengkritik untuk membuat orang lain merasa rendah diri
Seorang energy vampire akan mencari korban yang bisa diserap energinya. Biasanya seseorang yang memiliki empati dan jiwa ingin menolong, apalagi seorang people pleaser, akan menjadi korban dari “Si Penyerap Energi” ini.
Selain bentuk perilaku toksik, energy vampire bisa menjadi tanda dari penyakit mental tertentu, seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, atau gangguan kepribadian.
Cara Menghadapi Seorang Energy Vampire
Berinteraksi dan menjalin hubungan dengan seorang energy vampire dapat membuatmu kehabisan energi, lelah, hingga memicu munculnya kebingungan, khawatir, marah, malu, kecewa, hingga stres, lho.
Jika seseorang yang jadi korban energy vampire termasuk people pleaser, sensitif, dan suka menolong, ia juga rentan menyalahkan diri sendiri.
Beragam emosi negatif yang muncul akibat energy vampire ini lambat laun bisa berkembang menjadi gangguan kecemasan, PTSD, atau depresi. Selain itu, kalau kamu punya pasangan seorang energy vampire, hubunganmu dengannya juga bisa terjebak ke dalam codependent relationship.
Guna mencegah dampak buruk akibat energy vampire, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, yaitu:
1. Tetapkan batasan dengannya
Kalau merasa sedang berhadapan dengan energy vampire, kamu tidak harus memutus silaturahmi dengannya, kok. Cukup jaga jarak saja, misalnya kurangi hang out bareng dengannya atau hindari aktivitas yang bisa melibatkan kalian berdua.
Kamu juga bisa menolak dengan halus jika ia mengajakmu untuk pergi bersama. Kalau ia adalah rekan kerja, tetapkan dalam pikiranmu bahwa urusanmu dengan dia hanya sebatas pekerjaan saja, ya.
2. Tidak perlu berekspektasi
Kamu nggak bisa berharap orang lain segera atau tiba-tiba mengubah sikap negatifnya, ya. Yang kamu bisa lakukan hanyalah mengontrol ekspektasimu. Boleh saja kamu berusaha untuk mengingatkan tentang sikapnya yang kurang pas, tetapi kamu tidak perlu berekspektasi kalau ia akan berubah.
Hal penting yang perlu diubah adalah cara dan sikapmu dalam menanggapi penyerap energi ini. Menetapkan batasan dan melanjutkan hidup tanpa berharap dia akan berubah akan membuatmu lebih tenang.
3. Terapkan sikap asertif
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, yang bisa dilakukan saat menghadapi energy vampire adalah mengubah cara pikir dan sikap terhadap pelaku. Kamu boleh kok berkata jujur dan tegas tentang hal-hal yang membuatmu tidak nyaman.
Jika pelaku mulai “caper” dan membolak-balikkan topik supaya ia menjadi pusat perhatian, kamu juga bisa menyela dengan sopan dan mengembalikan pembicaraan ke duduk persoalan atau topik utama.
Selain itu, jangan ragu untuk mengatakan “tidak” saat kamu tidak ingin memenuhi keinginan dari energy vampire ini. Jangan biarkan seorang energy vampire mengintimidasi dan memanfaatkan ketulusanmu, ya.
4. Hindari “debat kusir” dengannya
Debat kusir adalah istilah untuk proses diskusi panjang yang tidak tahu arah atau akhirnya. Nah, sebisa mungkin, jika kamu bertemu dengan seorang energy vampire, kemukakan pendapat selugas dan sejelas mungkin.
Jika pelaku mulai mendebat berbelit-belit, lakukan sikap asertif dan kembalikan pembicaraan ke topik utama. Jika kalian berada di forum diskusi, melakukan voting juga bisa menjadi solusi untuk mendapatkan keputusan yang lebih cepat.
Ingat ya, seorang energy vampire memang selalu ingin menjadi pusat perhatian dan mau menang sendiri. Jadi, melakukan debat kusir dengannya hanya akan membuatmu merasa lebih lelah. Bahkan, bukan tidak mungkin ia akan memanipulasi dan membuatmu menjadi pihak yang disalahkan, lho.
5. Jangan ditanggapi
Jika kamu yakin bahwa seseorang merupakan energy vampire, membatasi hubungan dengannya juga bisa dilakukan dengan mengurangi interaksi dan sebisa mungkin jangan menanggapi cerita yang mulai berbelit-belit.
Saat ia mulai menceritakan masalahnya, tanyakan dengan jelas apakah ia hanya sekadar ingin didengar atau butuh pendapat dan solusi. Jika ia tidak bisa menyatakan maksud dan tujuannya, lebih baik tinggalkan.
Katakan saja kalau kamu sedang sibuk dengan pekerjaan atau urusan lain. Seorang energy vampire akan selalu mencari korban baru, kok.
Jika setelah melakukan cara-cara di atas energimu terserap oleh seorang energy vampire, nggak ada salahnya untuk menjauhi orang tersebut. Tidak perlu takut bila dianggap jahat karena sejatinya kamu punya hak untuk memilih dengan siapa kamu menjalin hubungan.
Namun, jika seorang energy vampire sudah menyerap energimu hingga membuatmu stres, tidak ada salahnya untuk bercerita dan meminta bantuan ke psikolog.