Entomophobia adalah rasa takut yang berlebihan terhadap serangga. Orang yang menderita entomophobia akan merasa sangat cemas atau takut saat berada di dekat serangga atau bahkan hanya dengan membayangkan dan membicarakan hewan tersebut.
Merasa takut dan menghindar dari serangga karena tidak mau tergigit atau tersengat merupakan hal yang wajar. Namun, penderita entomophobia mengalami ketakutan yang lebih besar daripada rata-rata orang. Rasa takut ini bahkan sampai mengganggu aktivitas kesehariannya.
Orang dengan entomophobia tidak hanya menjauhi serangga. Mereka juga bisa menghindari berjalan atau berolahraga di luar ruangan. Beberapa bahkan sengaja mengisolasi diri dari aktivitas sosial karena takut akan serangga di luar rumah.
Penyebab Entomophobia
Entomophobia termasuk dalam salah satu jenis dari fobia spesifik, yaitu fobia terhadap objek, hewan, atau situasi tertentu. Penyebab entomophobia belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa hal di bawah ini diduga dapat memicu seseorang mengalami entomophobia:
- Memiliki keluarga dengan entomophobia atau gangguan kecemasan lain
- Memiliki pengalaman traumatis terkait serangga, seperti digigit atau pernah mengalami atau melihat reaksi alergi parah akibat sengatan lebah
- Memiliki kulit yang sensitif, tetapi tidak mengetahui penyebab sebenarnya dan menyalahkan serangga
- Mendengar cerita atau informasi negatif yang berlebihan mengenai serangga
- Melihat atau mendengarkan orang terdekat atau keluarga mengekspresikan rasa takut yang berlebih terhadap serangga
Gejala Entomophobia
Penderita entomophobia dapat menunjukkan gejala-gejala berikut
- Mengalami takut atau cemas yang berlebihan dan tidak wajar terhadap serangga, baik saat melihat, memikirkan, maupun mendengar cerita tentang serangga
- Menghindari tempat yang memungkinkan penderita melihat serangga
- Memikirkan segala cara untuk menghindari serangga
Selain mengalami rasa takut dan cemas yang berlebihan, penderita entomophobia juga bisa mengalami panic attack ketika berhadapan langsung dengan serangga. Gejala yang dapat terjadi antara lain:
- Jantung berdetak cepat
- Sesak napas
- Berkeringat
- Gemetar
- Pusing dan sakit kepala
- Menggigil
- Sakit perut
- Mual
Kapan harus ke dokter
Konsultasikan kondisi Anda ke psikolog atau psikiater jika mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, terlebih bila:
- Gejalanya sudah parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Sudah terjadi serangan panik (panic attack)
- Kecemasan terjadi terus-menerus hingga menyebabkan sulit tidur (insomnia)
Merasa takut dan cemas dalam waktu yang lama merupakan hal yang berat, ditambah lagi jika harus mengungkapkannya. Namun, jangan khawatir, Anda bisa mengutarakan masalah yang Anda rasakan melalui chat dengan psikolog atau psikiater yang terjamin kerahasiaannya. Lewat konsultasi tersebut, mereka dapat membantu Anda menghadapi rasa takut dan kekhawatiran Anda.
Diagnosis Entomophobia
Dokter akan bertanya kepada pasien terkait gejala yang muncul, penyakit yang pernah diderita pasien dan keluarganya, serta peristiwa traumatis yang pernah dialami. Setelah itu, dokter akan melakukan tes fisik secara menyeluruh.
Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berdasarkan kriteria DSM-5 (The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition). Pasien dapat dikatakan mengalami entomophobia apabila memiliki kriteria berikut ini:
- Rasa takut berlebih terhadap serangga terjadi terus-menerus, setidaknya selama 6 bulan
- Gejala entomophobia selalu muncul ketika penderita melihat, memikirkan, atau berada di tempat di mana terdapat serangga
- Rasa takut berlebihan tetap muncul meski situasi yang dialami dengan serangga tidak berisiko menimbulkan bahaya
- Cenderung menghindari situasi atau tempat-tempat yang mungkin di sana ada serangga
- Rasa takut terhadap serangga membuat penderitanya tidak bisa bekerja maupun melakukan aktivitas sosial
Pengobatan Entomophobia
Pengobatan entomophobia disesuaikan dengan tingkat keparahan yang dialami pasien. Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan entomophobia.
Psikoterapi
Psikoterapi bertujuan untuk membantu pasien dalam mengendalikan pikiran, emosi, serta perasaan yang muncul akibat entomophobia. Beberapa jenis psikoterapi yang bisa dilakukan adalah:
- Terapi perilaku kognitif, untuk membantu pasien melihat masalah dan sumber ketakutannya dengan sudut pandang yang lebih positif
- Teknik relaksasi, untuk mengurangi gejala ketika cemas dan panik, misalnya dengan teknik pernapasan
- Terapi paparan, di mana pasien akan dihadapkan dengan serangga mulai dari level yang paling ringan, seperti kartun serangga, agar pasien bisa belajar mengendalikan ketakutannya secara bertahap
- Hipnoterapi, untuk membantu pasien dalam mengidentifikasi atau mengetahui penyebab ketakutannya terhadap serangga yang tidak disadarinya.
Obat-obatan
Obat-obatan yang akan diberikan oleh dokter berguna untuk mengatasi rasa cemas dan panik akibat ketakutan terhadap serangga. Beberapa obat-obatan tersebut adalah:
- Anticemas, seperti alprazolam, untuk mengatasi gangguan kecemasan yang parah
- Antidepresan, seperti fluoxetine dan sertraline
Komplikasi Entomophobia
Entomophobia yang sudah parah dan tidak segera ditangani dapat mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya. Penderita entomophobia mungkin akan terisolasi dari hubungan sosial karena ia akan menghindari kegiatan di luar rumah, seperti bertemu teman di taman atau hanya sekedar membawa anak ke taman untuk bermain.
Selain itu, entomophobia juga dapat membuat penderitanya lebih rentan mengalami:
- Gangguan mental, seperti gangguan kecemasan ekstrem
- Gangguan panik
- Depresi
- Serangan panik yang berulang dengan gejala yang menakutkan, seperti gejala serangan jantung
Pencegahan Entomophobia
Fobia merupakan salah satu kondisi yang terjadi secara tiba-tiba dan belum diketahui apa penyebabnya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah entomophobia menjadi lebih buruk, yaitu:
- Melakukan teknik relaksasi, seperti berlatih pernapasan dalam ketika merasa cemas atau panik
- Mencari fakta terkait serangga, misalnya serangga apa yang tidak berbahaya dan tidak perlu dihindari, atau seberapa parah gejala yang mungkin terjadi jika tersengat atau tergigit serangga
- Memberikan sugesti kepada diri sendiri bahwa tidak semua serangga berbahaya dan tidak akan membahayakan Anda
- Membayangkan serangga sebagai hewan yang kecil dan lemah sehingga tidak perlu ditakuti secara berlebihan
- Menceritakan kepada keluarga, teman, atau orang terdekat mengenai kondisi yang sedang dialami agar mereka memahami, serta meminta dukungan dan pengertian dari mereka
- Menerapkan pola hidup sehat, misalnya mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga rutin, dan beristirahat yang cukup
- Memberitahu dokter atau psikiater jika kecemasan terasa meningkat dibandingkan biasanya
- Memberikan hadiah kepada diri sendiri setiap Anda berhasil menghadapi ketakutan