Epilepsi pada anak tentu membuat orang tua merasa khawatir bahkan panik, terlebih ketika melihat anak kejang akibat kondisi ini. Namun, orang tua harus tetap tenang dan menghadapinya dengan cara yang tepat.
Epilepsi adalah gangguan pada sistem saraf pusat atau aktivitas sel saraf di otak. Saat terjadi serangan, anak yang menderita epilepsi akan menunjukkan gejala kejang-kejang, bahkan hingga kehilangan kesadaran.
Meski tidak mudah menghadapi epilepsi pada anak, orang tua tetap harus memastikan anak mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat memengaruhi tumbuh kembang dan kemampuan belajarnya.
Cara Menghadapi Epilepsi pada Anak
Menghadapi kondisi epilepsi pada anak tentunya memunculkan tantangan baru, baik bagi orang tua maupun anak itu sendiri. Sebagai orang tua, Anda disarankan untuk selalu berpikir positif, mencari informasi yang akurat tentang epilepsi, dan membantu anak menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut.
Selain itu, ada beberapa cara menghadapi epilepsi pada anak yang bisa Anda lakukan, di antaranya
1. Siapkan kebutuhan obat-obatannya
Obat-obatan untuk epilepsi tidak bertujuan untuk menyembuhkan, tetapi mengontrol gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini, serta mencegah kekambuhannya. Ada beberapa jenis obat-obatan yang umum digunakan dalam mengatasi epilepsi pada anak, antara lain:
- Phenytoin
- Carbamazepine
- Valproat
- Topiramate
- Gabapentin
- Oxcarbazepine
- Zonisamide
- Lamotrigine
Obat-obatan tersebut bisa menimbulkan efek samping berupa pusing, mual, penglihatan ganda, muncul ruam, dan gangguan koordinasi tubuh. Sementara itu, ada pula efek samping yang jarang terjadi, seperti hiperaktif dan mudah tersinggung.
Masing-masing jenis dan tipe epilepsi akan memerlukan obat-obatan yang berbeda. Oleh karena itu, berikan anak obat-obatan dan dosis yang tepat sesuai dengan arahan dokter.
Jika anak telah memasuki usia sekolah, pastikan ia mengetahui tata cara pemakaian obat tersebut, seperti dosis dan waktu meminumnya saat di sekolah. Jelaskan pula kondisi anak Anda kepada guru maupun pembimbing di sekolahnya.
2. Lakukan pendekatan dari sisi mentalnya
Anak yang menderita epilepsi dapat mengalami gangguan emosional, seperti rendah diri atau depresi. Namun, jangan biarkan hal itu terjadi. Untuk menguatkan kondisi kejiwaannya, jelaskan seputar penyakit yang dideritanya, misalnya apa itu epilepsi, apa gejalanya, dan bagaimana cara mengatasinya.
Tumbuhkan rasa percaya dirinya dengan mengatakan bahwa ia masih bisa melakukan aktivitas yang disukai, tetapi harus dilakukan secara hati-hati atau perlu pengawasan.
Bantu anak untuk memahami bahwa menjadi berbeda adalah hal yang normal. Anjurkan anak untuk terus fokus pada apa yang bisa ia lakukan. Anak juga masih bisa berprestasi karena epilepsi tidak memengaruhi kecerdasannya selama mendapatkan pengobatan dari dokter.
Beri tahu pula kondisi yang dialami anak Anda kepada pihak sekolah dan teman-temannya agar tidak terlontar kata-kata yang bisa menyakiti hatinya. Jelaskan kepada mereka bahwa epilepsi bukanlah penyakit menular. Jadi, tidak ada lagi alasan untuk menjauhinya.
3. Lakukan pengawasan dan selalu dampingi anak
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dampingi anak ketika ia menjalani aktivitas yang bisa membahayakan nyawanya apabila terjadi kejang, misalnya berenang. Anda juga dapat memakaikan pelindung kepala saat ia bersepeda dan jangan biarkan ia bersepeda sendirian.
Saat berada di kamar mandi, beri tahu anak agar tidak mengunci pintu kamar mandi. Dengan demikian, Anda bisa dengan mudah menolongnya bila sewaktu-waktu ia mengalami kejang.
Hindari melakukan aktivitas yang membuatnya terlalu lelah dan mengalami demam karena hal ini bisa memicu terjadinya kejang.
Penanganan yang Tepat Saat Anak Kejang
Saat anak kejang, usahakan untuk tidak panik. Meski sulit, Anda harus tetap tenang dan lakukan beberapa penanganan awal berikut ini untuk menolongnya:
- Jauhkan anak dari benda berbahaya di sekitarnya, seperti benda tajam dan keras, tangga, serta perabot rumah.
- Baringkan tubuhnya ke arah kanan atau kiri agar cairan dalam mulutnya bisa keluar dan tidak masuk ke jalan napasnya.
- Saat dan setelah kejang, pantau napas Jika setelah kejang anak tidak bernapas, segera bawa anak ke IGD rumah sakit terdekat.
- Selama dan setelah kejang berakhir, anak mungkin ketakutan dan bingung dengan kondisi yang dialami. Tenangkan ia dengan berkata bahwa semua baik-baik saja dan dampingi anak hingga ia merasa lebih tenang dan stabil.
- Setelah kondisinya terlihat stabil, biarkan anak istirahat. Hindari memberikan obat tambahan, kecuali bila diresepkan oleh dokter.
Kejang akibat epilepsi adalah kondisi yang perlu mendapat pemeriksaan dan penanganan dokter. Terlebih, jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit dan disertai dengan sesak napas.
Epilepsi pada anak memang terdengar mengerikan. Namun, dengan penanganan yang tepat, seperti memberikan obat-obatan, kontrol rutin ke dokter, dan mengawasi aktivitasnya, risiko anak mengalami dampak epilepsi yang berbahaya dapat dicegah.
Jika kondisi anak semakin memburuk setelah mengonsumsi obat-obatan epilepsi, Anda bisa konsultasikan kepada dokter agar mendapat pengobatan baru atau menjalani terapi untuk mengontrol gejala epilepsi pada anak.