Erotomania adalah gangguan yang membuat seseorang percaya atau sangat yakin bahwa ada orang yang sedang jatuh cinta kepadanya. Padahal, hal tersebut tidak benar. Bahkan, penderita masalah kejiwaan ini juga bisa menganggap ada orang terkenal yang jatuh cinta kepadanya.
Penderita erotomania memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya sedang disukai oleh seseorang meski orang tersebut tidak mengenal atau belum pernah bertemu dengan penderita. Fenomena atau gangguan psikologis tertentu, seperti celebrity worship, bisa membuat seseorang mengalami erotomania.
Hanya dengan berkhayal, mendengar berita, atau melihat media sosial milik seseorang saja sudah cukup untuk memicu munculnya gangguan delusi erotomania. Gangguan kejiwaan ini lebih banyak dialami oleh wanita, tetapi bukannya tidak mungkin dialami juga oleh pria.
Berbagai Penyebab Erotomania
Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti seseorang mengalami erotomania. Namun, gangguan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik, psikologis, gaya hidup, dan faktor lingkungan.
Tidak hanya itu, erotomania juga sering muncul karena gangguan jiwa tertentu, seperti:
- Skizofrenia
- Gangguan bipolar
- Gangguan skizoafektif
- Depresi
- Gangguan kepribadian, misalnya borderline personality disorder
Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa erotomania dapat terjadi sebagai cara seseorang untuk mengendalikan stres dan trauma berat yang dialaminya. Selain itu, penyakit otak juga bisa menimbulkan gejala erotomania, seperti tumor otak atau penyakit Alzheimer.
Pahami Gejala Erotomania
Selain terlalu meyakini seseorang mencintai dirinya, ada beberapa gejala lain yang dapat dialami penderita erotomania, yaitu:
- Membicarakan orang yang diyakini mencintai dirinya terus-menerus
- Menghabiskan banyak waktu untuk mencari tahu dan memikirkan tentang orang yang dianggap mencintainya
- Berusaha berkomunikasi dengan orang yang diyakini mencintainya, baik dengan menelepon, mengirim surat dan pesan singkat, atau memberikan hadiah
- Merasa cemburu pada orang lain yang dianggap memiliki hubungan dengan orang yang ia yakini jatuh cinta padanya
- Merasa orang yang dianggap mencintainya berusaha berkomunikasi secara rahasia dengan dirinya melalu pandangan, gerak-gerik, hingga status media sosial
- Menguntit (stalking) orang yang dianggap mencintainya
Penderita erotomania yang juga memiliki gangguan mental, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar, sering kali disertai gejala psikosis.
Kondisi ini ditandai dengan delusi atau waham yang makin parah secara tiba-tiba, munculnya energi berlebih, berbicara dengan sangat cepat, sulit tidur, bahkan berani melakukan tindakan berbahaya demi orang yang diyakini mencintainya.
Cara Menangani Erotomania
Tanpa penanganan yang tepat, erotomania bisa membahayakan karena bisa menimbulkan perilaku menguntit, bahkan pelecehan dan kekerasan.
Untuk menangani gangguan delusi erotomania, dibutuhkan pemeriksaan kejiwaan oleh psikolog atau psikiater. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan diagnosis erotomania dan memastikan apakah ada gangguan jiwa lain yang menyertainya.
Secara umum, ada dua jenis pengobatan erotomania, yaitu psikoterapi dan pemberian obat-obatan, yang bertujuan untuk mengatasi gejala delusi dan psikosis pada pasien. Berikut ini adalah penjelasannya:
Psikoterapi
Psikoterapi dilakukan agar penderita dapat lebih leluasa membicarakan gejala yang ia rasakan. Melalui terapi ini, penderita juga akan diarahkan untuk menyadari kenyataan dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan lebih baik.
Terapi perilaku kognitif juga bisa dilakukan agar penderita dapat memahami kondisi yang dideritanya, sehingga ia mampu mengendalikan gejala yang ada dan menentukan coping mechanism yang tepat.
Pemberian obat-obatan
Selain psikoterapi, dokter juga dapat memberikan obat antipsikotik, seperti risperidone, olanzapine, dan clozapine, untuk menangani gejala psikosis yang menyertai gangguan erotomania. Obat ini juga bisa diberikan untuk mengobati skizofrenia.
Selain itu, apabila erotomania muncul akibat gangguan bipolar atau depresi, dokter dapat memberikan obat-obatan antimania dan antidepresan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Erotomania bisa saja menjadi sulit ditangani karena penderitanya terkadang tidak menyadari bahwa ia sedang mengalami gangguan delusi. Oleh karena itu, kesadaran dan dukungan dari orang terdekat penderita memiliki peran penting dalam mengatasi erotomania.
Jika Anda mengenali gejala erotomania atau menyadari bahwa kondisi ini terjadi pada orang terdekat Anda, janganlah ragu untuk segera mencari bantuan psikiater atau psikolog.