Esola adalah obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit asam lambung naik (GERD) dan peradangan kerongkongan (esofagitis) akibat asam lambung. Obat ini bisa didapatkan dengan resep dokter.
Esola mengandung esomeprazole, yang bekerja dengan cara menghambat pompa proton di lambung. Pompa proton ini berfungsi untuk memproduksi asam lambung. Berbekal cara kerja tersebut, asam lambung akan berkurang dan gejala akibat asam lambung berlebih juga akan mereda.
Esomeprazole di dalam Esola juga dapat mengatasi tukak lambung akibat infeksi Helicobacter pylori atau terapi jangka panjang dengan obat OAINS, serta menangani sindrom Zollinger-Ellison.
Esola tersedia dalam bentuk tablet, serta cairan injeksi untuk suntik atau infus sebagai pengobatan jangka pendek. Efek esomeprazole bisa cepat dirasakan dan memiliki waktu kerja yang panjang, yaitu sampai 24 jam, sehingga cukup digunakan sekali saja dalam sehari.
Varian Esola
Terdapat 2 varian Esola dalam sediaan dan dosis berbeda, yaitu:
- Esola tablet 20, dengan kandungan 20 mg esomeprazole
- Esola tablet 40, dengan kandungan 40 mg esomeprazole
- Esola injeksi, dengan kandungan 40 mg esomeprazole
Apa Itu Esola
Bahan aktif | Esomeprazole |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Penghambat pompa proton |
Manfaat | Mengatasi gastroesophageal reflux disease (GERD) dengan esofagitis dan tukak lambung |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak usia ≥12 tahun |
Esola untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. |
Esomeprazole dalam Esola diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan kongenital pada janin dan preeklampsia. Konsultasikan ke dokter sebelum menggunakan Esola. | |
Esola untuk ibu menyusui | Esomeprazole dalam Esola dapat menurunkan produksi ASI, tetapi belum ada informasi mengenai keamanan obat ini terhadap efek samping pada bayi yang menyusu. |
Berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan Esola. | |
Bentuk obat | Tablet dan suntik |
Peringatan sebelum Menggunakan Esola
Esola harus digunakan sesuai aturan pakai dan saran dari dokter. Perhatikan hal-hal berikut sebelum mengonsumsi obat ini:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Esola tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap kandungan esomeprazole, lansoprazole, omeprazole, atau rabeprazole.
- Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika gejala yang dialami disertai dengan penurunan berat badan secara drastis, diare, muntah-muntah, kesulitan menelan (disfagia), muntah seperti bubuk kopi, atau buang air besar hitam (melena).
- Informasikan kepada dokter jika pernah atau sedang menderita kekurangan magnesium (hipomagnesemia), kekurangan vitamin B12, osteoporosis, hipoparatiroid, penyakit hati yang parah, kejang, atau penyakit autoimun.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Jangan berikan Esola pada lansia di atas 70 tahun tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
- Konsultasikan ke dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Hal ini untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Esola. Obat ini dapat menyebabkan sakit kepala.
- Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi Esola bila direncanakan akan melakukan pemeriksaan laboratorium. Penggunaan obat ini dapat mengganggu hasil pemeriksaan.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius setelah menggunakan Esola.
Dosis dan Aturan Pakai Esola
Dosis dan aturan pakai Esola akan ditentukan dokter sesuai usia pasien, tujuan pengobatan, dan sediaan obat. Secara umum, berikut ini dosis pemberian Esola:
Esola tablet
Tujuan: pengobatan GERD
- Dewasa & anak >12 tahun: 20 mg, 1 kali per hari selama 4–8 minggu
- Anak usia 1–11 tahun: 10 mg, 1 kali per hari selama 8 minggu
Tujuan: pengobatan GERD dan esofagitis
- Dewasa dan anak usia >12 tahun: 20–40 mg, 1 kali per hari selama 4–8 minggu
- Anak usia 1–11 tahun dengan berat badan >20 kg: 10–20 mg, 1 kali per hari selama 8 minggu
- Anak usia 1–1 tahun dengan berat badan <20 kg: 10 mg, 1 kali per hari selama 8 minggu
Tujuan: pengobatan ulkus duodenum pada infeksi Helicobacter pylori
- Dewasa: 40 mg, 1 kali per hari selama 10 hari, dibarengi dengan antibiotik
- Anak usia >12 tahun dengan berat >30 kg: 20 mg, 2 kali per hari selama 7 hari, dibarengi dengan antibiotik
Tujuan: pengobatan tukak lambung akibat obat OAINS, seperti ibuprofen atau diclofenac
- Dewasa: 20, 1 kali per hari selama 4–8 minggu
Tujuan: pengobatan sindrom Zollinger-Ellison
- Dewasa: 40 mg, 2 kali per hari, dapat ditingkatkan hingga 120 mg 2 kali per hari
Esola injeksi
Esola sediaan injeksi akan diberikan oleh dokter di klinik atau rumah sakit, bisa dengan cara disuntik atau melalui infus. Esola injeksi dapat diberikan untuk mengatasi GERD yang disertai esofagitis atau untuk mencegah ulkus setelah prosedur endoskopi.
Namun, penggunaan Esola injeksi perlu segera diganti dengan obat minum setelah kondisi memungkinkan.
Cara Menggunakan Esola dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi aturan pakai pada kemasan obat sebelum mengonsumsi Esola. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Supaya hasil pengobatan maksimal, ikuti cara menggunakan Esola berikut ini:
- Jika Anda diresepkan Esola sediaan tablet, konsumsilah obat ini 1 jam sebelum makan. Telan tablet Esola dengan air putih.
- Bila Anda menggunakan Esola untuk mengobati infeksi Helicobacter pylori, minumlah obat ini bersama antibiotik yang diresepkan dokter pada jam yang sama.
- Jika Anda lupa mengonsumsi Esola, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Makanlah dalam porsi kecil, serta usahakan tidak langsung berbaring setelah makan. Cara ini dapat meredakan keluhan pada GERD.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol, keju, jus buah, makanan pedas, serta minuman bersoda atau soft drink, selama pengobatan dengan Esola.
- Jangan menggunakan Esola dalam jangka panjang tanpa arahan dari dokter, karena dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan kekurangan vitamin B12.
- Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menggunakan Esola, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan tes darah atau urine.
- Simpan Esola di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Esola dengan Obat Lain
Kandungan esomeprazole dalam Esola dapat menimbulkan efek interaksi bila digunakan bersama obat-obatan lain. Interaksi yang dapat terjadi meliputi:
- Penurunan efektivitas obat atazanavir, nelfinavir, atau rilpivirine dalam melawan virus HIV
- Penurunan efektivitas clopidogrel dalam mencegah penggumpalan darah
- Peningkatan risiko hipomagnesemia bila digunakan bersama digoxin atau diuretik
- Penurunan efektivitas Esola bila digunakan bersama rifampicin
- Gangguan penyerapan dan penurunan efektivitas suplemen vitamin B12, ketoconazole, itraconazole, dan dasatinib
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari saquinavir, diazepam, phenytoin, imipramine
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping Esola jika digunakan dengan clarithromycin atau voriconazole
Untuk menghindari risiko terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan ke dokter jika akan menggunakan Esola bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Esola
Esomeprazole yang terkandung dalam Esola dapat menimbulkan efek samping di bawah ini:
- Sakit kepala
- Pusing, yang bisa disertai sensasi berputar
- Mual muntah
- Mulut kering
- Diare atau sembelit
- Nyeri perut
Konsultasikan dengan dokter melalui chat jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping tersebut.
Meski jarang, reaksi alergi atau efek samping yang serius seperti berikut dapat terjadi:
- Ruam, sesak napas, atau bengkak pada wajah, mata dan mulut
- Nyeri otot dan tulang
- Perubahan frekuensi buang air kecil atau jumlah urine
- Urine disertai darah
- Ruam pada hidung dan pipi
- Nyeri sendi yang tidak membaik
- Jantung berdebar sangat cepat atau tidak beraturan
- Perubahan suasana hati
- Kebingungan
- Kejang
- Kram perut, serta diare yang tidak kunjung berhenti dan dapat disertai dengan darah atau lendir dalam tinja
Bila hal tersebut terjadi dan diperlukan pertolongan medis secepatnya, dokter dapat segera menyarankan Anda untuk ke IGD terdekat.