Etamox adalah obat yang bermanfaat untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri, seperti radang amandel, bronkitis, sinusitis, pneumonia, hingga infeksi saluran kemih. Obat ini mengandung bahan aktif amoxicillin.
Kandungan amoxicillin dalam Etamox bekerja dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Cara kerja ini membuat bakteri penyebab infeksi tidak bisa bertahan hidup dan akhirnya mati. Perlu diketahui bahwa Etamox tidak bisa digunakan untuk mengatasi infeksi virus, seperti flu.
Produk Etamox
Etamox tersedia dalam 3 varian, yaitu:
- Etamox 500 mg 10 Kaplet
- Etamox 125 mg Sirup Kering 60 ml
- Etamox Forte Sirup Kering 60 ml
Apa Itu Etamox
Bahan aktif | Amoxicillin |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antibiotik golongan penicillin |
Manfaat | Mengatasi berbagai infeksi bakteri |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
Etamox untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Jika Anda sedang hamil, konsultasikan dengan dokter terkait penggunaan obat ini. | |
Etamox untuk ibu menyusui | Etamox aman digunakan oleh ibu menyusui selama digunakan sesuai anjuran dokter dan aturan pakai pada kemasan obat |
Bentuk obat | Kaplet dan sirup kering |
Peringatan sebelum Mengonsumsi Etamox
Etamox hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Sebelum menggunakan obat ini, perhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki. Etamox tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap amoxicillin atau obat antibiotik penisilin lainya.
- Informasikan kepada dokter jika gejala sakit tenggorokan dan pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak membaik setelah 1–2 minggu, bahkan setelah diobati. Beri tahu pula dokter jika ada kemungkinan Anda tertular mononukleosis dari orang sekitar.
- Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan Etamox jika Anda pernah atau sedang mengalami gangguan berkemih, epilepsi, penyakit ginjal, penyakit liver, leukemia limfositik, asma, dermatitis atopik, atau diare akibat penggunaan antibiotik.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Etamox jika direncanakan untuk menjalani vaksinasi atau pemeriksaan apa pun.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Etamox jika sedang hamil, berencana untuk hamil, atau menyusui. Beri tahu juga apabila Anda sedang menunda kehamilan dengan pil KB karena obat ini dapat menurunkan efektivitas pil KB.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Etamox .
Dosis dan Aturan Pakai Etamox
Dosis Etamox akan disesuaikan oleh dokter berdasarkan pada kondisi yang ditangani, usia, serta berat badan pasien. Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Etamox:
Kondisi: Sinusitis, otitis media, abses gigi, infeksi saluran kemih, infeksi ginjal, bronkitis, atau infeksi kulit
- Dewasa dan anak dengan BB ≥40 kg: 250–500 mg, 3 kali sehari atau 750–1000 mg, 2 kali sehari. Untuk infeksi berat, dosisnya 750–1000 mg, 3 kali sehari.
- Anak dengan berat badan <40 kg: Dosis akan ditentukan oleh dokter berdasarkan berat badan anak.
Kondisi: Faringitis atau tonsilitis akibat infeksi Streptococcus
- Dewasa: 500 mg, 3 kali sehari atau 750–1000 mg, 2 kali sehari. Untuk infeksi berat dosisnya sebanyak 750–1000 mg, 3 kali sehari , selama 10 hari.
- Anak dengan berat badan <40 kg: Dosis akan ditentukan oleh dokter berdasarkan berat badan anak.
Kondisi: Tukak lambung yang disebabkan bakteri H. pylori
- Dewasa: 750–1000 mg, 2 kali sehari selama 7–14 hari. Obat akan dikombinasikan dengan antibiotik lain, seperti metronidazole atau clarithromycin, dan proton pump inhibitors (PPIs), seperti omeprazole atau lansoprazole.
Kondisi: Demam tifoid dan paratifoid
- Dewasa: 500–2000 mg, dikonsumsi 3 kali sehari.
- Anak dengan berat badan <40 kg: Dosis akan ditentukan oleh dokter berdasarkan berat badan anak.
Kondisi: Pneumonia
- Dewasa: 500–1000 mg, dikonsumsi 3 kali sehari.
- Anak dengan berat badan <40 kg: Dosis akan ditentukan oleh dokter berdasarkan berat badan anak.
Kondisi: Gonore yang diketahui sensitif terhadap amoxicillin
- Dewasa: Dosisnya adalah 3000 mg sebagai dosis tunggal. Obat akan dikombinasikan dengan probenecid.
Cara Mengonsumsi Etamox dengan Benar
Gunakan Etamox sesuai anjuran dokter dan petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa seizin dokter.
Agar hasil pengobatan maksimal, ikuti panduan menggunakan Etamox berikut ini:
- Konsumsilah Etamox sebelum atau sesudah makan. Namun, disarankan untuk minum obat ini bersama dengan makanan untuk mencegah timbulnya sakit perut.
- Telan kaplet Etamox dengan bantuan air putih.
- Jika diresepkan Etamox dalam bentuk sirop kering, campurkan serbuk dengan air putih sesuai petunjuk penggunaan. Setiap sebelum dikonsumsi, kocok botol obat dan gunakan alat takar yang terdapat dalam kemasan agar dosisnya tepat.
- Konsumsilah Etamox pada waktu yang sama setiap harinya agar efek pengobatan maksimal. Jika lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal konsumsi berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Jangan menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter, meskipun Anda sudah merasa sehat. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan anjuran dokter dapat membuat bakteri penyebab infeksi menjadi kebal terhadap pengobatan.
- Simpan Etamox di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari sinar matahari langsung, serta jauh dari jangkauan anak-anak. Buang Etamox sirop kering yang telah berbentuk sirup cair jika sudah lewat dari 7 hari.
Interaksi Etamox dengan Obat Lain
Mengingat Etamox mengandung amoxicillin, interaksi yang bisa terjadi jika produk ini digunakan secara bersamaan dengan obat lain adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping methotrexate
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan obat pengencer darah, seperti warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya reaksi alergi, misalnya ruam, jika digunakan dengan allopurinol
- Penurunan efektivitas vaksin tertentu
- Penurunan efektivitas Etamox dalam mengatasi infeksi bakteri jika digunakan dengan chloramphenicol, antibiotik golongan sulfonamida, makrolid, atau tetracycline
- Penurunan efektivitas pil KB dalam mencegah kehamilan
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana mengonsumsi Etamox bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Etamox
Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi Etamox antara lain:
- Diare
- Mual atau muntah
- Pusing
- Sulit tidur
- Ruam
Konsultasikan dengan dokter melalui chat jika efek samping di atas terjadi dan tidak kunjung membaik. Dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping.
Amoxicillin juga dapat menyebabkan reaksi alergi atau efek samping yang serius, seperti:
- Ruam kulit, sesak napas, atau bengkak pada wajah, mata, maupun mulut
- Diare berat yang tidak kunjung reda, kram perut, atau diare berdarah
- Urine berwarna gelap
- Penyakit kuning
- Memar atau perdarahan yang tidak biasa
- Kejang