Etravirine adalah obat yang digunakan dalam pengobatan infeksi HIV (human immunodeficiency virus). Untuk memaksimalkan efektivitasnya, penggunaan etravirine dapat dikombinasikan dengan obat antivirus lain, seperti nevirapine.
Etravirine termasuk ke dalam obat antivirus jenis non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Obat ini akan berikatan dengan enzim reverse transcriptase dan menghambat aktivitas enzim yang berperan dalam pembentukan RNA atau DNA virus. Dengan begitu, perkembangan dan penyebaran virus dapat di diperlambat dan sistem imun bisa bekerja dengan lebih baik.
Cara kerja ini juga akan membantu menurunkan risiko terjadinya sejumlah komplikasi akibat penyakit HIV/AIDS, seperti infeksi berat, sarkoma kaposi, atau tipe kanker terkait HIV/AIDS lainnya. Perlu diketahui bahwa etravirine tidak dapat menyembuhkan HIV.
Merek dagang etravirine: Intelence
Apa Itu Etravirine
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antivirus/antiretroviral (ARV) |
Manfaat | Mengobati dan mencegah infeksi HIV |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak berusia di atas 6 tahun |
Etravirine untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Etravirine dapat terserap ke dalam ASI, tidak boleh digunakan selama menyusui. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Etravirine
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum mengonsumsi etravirine, antara lain:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Etravirine tidak boleh dikonsumsi oleh pasien yang alergi yang terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal tertentu.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit hati, hepatitis B, hepatitis C, atau porfiria.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan etravirine jika berencana untuk menjalani tindakan medis tertentu, seperti operasi atau operasi gigi.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami overdosis, reaksi alergi obat, atau efek samping yang lebih serius setelah mengonsumsi etravirine.
Dosis dan Aturan Pakai Entravirine
Etravirine harus digunakan sesuai resep dokter. Berikut ini adalah dosis etravirine dalam pengobatan infeksi HIV pada orang dewasa dan anak-anak:
- Dewasa: 200 mg, 2 kali sehari yang dikombinasikan dengan obat antiretroviral lainnya.
- Anak-anak usia >6 tahun dengan berat badan 16–<20 kg: 100 mg, 2 kali sehari.
- Anak-anak usia >6 tahun dengan berat badan 20–<25 kg: 125 mg, 2 kali sehari.
- Anak-anak usia >6 tahun dengan berat badan 25–<30 kg: 150 mg, 2 kali sehari.
- Anak-anak usia >6 tahun dengan berat badan ≥30 kg: 200 mg, 2 kali sehari.
Cara Mengonsumsi Etravirine dengan Benar
Gunakan etravirine sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan pada kemasan obat. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis, serta jangan menggunakan obat melebihi jangka waktu yang dianjurkan.
Etravirine dapat dikonsumsi setelah makan. Jangan mengonsumsinya saat perut kosong. Telan tablet etravirine secara utuh dengan bantuan air putih. Jangan menghancurkan, membelah, atau mengunyah tablet etravirine.
Jika Anda mengalami kesulitan dalam menelan, obat dapat dicampur dengan air putih lalu diaduk hingga larut.
Konsumsi etravirine pada waktu yang sama setiap harinya. Jika Anda lupa mengonsumsi etravirine, segera konsumsi jika jeda dengan waktu konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
Tetap konsumsi obat ini meski Anda sudah merasa lebih baik. Konsumsi obat yang rutin dan sesuai dengan anjuran dokter dapat mencegah virus HIV menjadi kebal terhadap obat etravirine yang Anda konsumsi.
Konsultasikan kondisi Anda ke dokter secara rutin untuk mengetahui perkembangan dan respons tubuh Anda terhadap pengobatan dengan etravirine. Biasanya, penderita HIV juga dianjurkan untuk rutin menjalani pemeriksaan darah di laboratorium, secara rutin.
Simpan etravirine di tempat yang kering, dalam wadah tertutup, pada suhu ruangan, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Etravirine dengan Obat Lain
Penggunaan etravirine bersamaan dengan obat-obatan lain dapat menimbulkan beberapa efek interaksi, yaitu:
- Penurunan kadar obat indinavir, itraconazole, ketoconazole, lovastatin, simvastatin, clopidogrel, obat imunosupresan, atau obat golongan antiaritmia, seperti amiodarone, di dalam darah
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan warfarin
- Peningkatan kadar diazepam atau digoxin di dalam darah
- Penurunan kadar etravirine di dalam jika digunakan dengan carbamazepine, phenobarbital, phenytoin, rifampicin, rifapentine, dexamethasone, atau obat golongan makrolida, seperti erythromycin
Efek Samping dan Bahaya Etravirine
Ada beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi etravirine, antara lain:
- Mual atau muntah
- Diare
- Sakit perut
- Pusing
- Penumpukan lemak di perut, dada, dan pinggang
- Mati rasa, nyeri, rasa terbakar, atau kesemutan di tangan atau kaki
Periksakan diri ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung hilang atau justru bertambah parah.
Selama mengonsumsi etravirine, sistem kekebalan tubuh akan menjadi lebih kuat. Pada beberapa kondisi, hal ini bisa menyebabkan sistem imun justru menyerang sel yang sehat. Segera ke dokter jika muncul keluhan tertentu, seperti:
- Berat badan yang turun dengan drastis
- Lelah yang berat, nyeri otot, atau nyeri sendi, yang tidak kunjung membaik
- Kelenjar getah bening bengkak, batuk yang tidak kunjung sembuh, atau muncul luka di kulit
- Tingginya kadar hormon tiroid yang bisa ditandai dengan munculnya keluhan berupa gelisah, gugup, keringat berlebihan, mata yang tampak menonjol, tremor, atau muncul benjolan di leher
- Gangguan fungsi hati yang bisa ditandai dengan munculnya keluhan berupa penyakit kuning, urine yang berwarna gelap, mual atau muntah yang terus menerus, atau sakit perut yang berat
- Sindrom Guallian Barre yang bisa ditandai dengan munculnya keluhan berupa paralisis, gangguan dalam berbicara, wajah yang tampak turun, sulit bernapas
Selain itu, Anda juga harus segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat setelah mengonsumsi etravirine.