Demam berdarah dengue (DBD) seakan merupakan penyakit ‘langganan’ di musim hujan. Untuk melindungi keluarga Anda dari penyakit ini, ketahui dulu fakta-faktanya dan lakukan pencegahan DBD dengan cara yang efektif.
Selama ini, banyak orang mengira penyakit demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Padahal, nyamuk ini hanya berperan sebagai perantara. Penyebab sebenarnya adalah virus dengue yang dibawa oleh nyamuk dan masuk ke tubuh manusia melalui gigitan.
Di negara beriklim tropis, seperti Indonesia, penyakit demam berdarah mudah sekali mewabah. Terutama saat musim hujan, di mana kondisi lingkungannya sangat mendukung untuk perkembangbiakan nyamuk.
Ketika terinfeksi virus demam berdarah, seseorang bisa saja mengalami gejala yang ringan, atau bahkan tidak mengalami gejala sama sekali. Akan tetapi, demam berdarah tetap perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan gejala yang berat, misalnya perdarahan. Jika terlambat ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kematian.
Fakta-Fakta Demam Berdarah
Agar dapat lebih waspada terhadap demam berdarah, Anda perlu terlebih dahulu mengetahui informasi yang benar mengenai penyakit ini. Berikut adalah beberapa fakta terkait penyakit demam berdarah yang penting untuk diketahui:
- Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah kasus DBD hingga awal Februari 2019 mencapai 16.692 kasus dengan 169 orang meninggal dunia. Jumlah ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu 13.683 kasus dengan 133 orang meninggal dunia.
- Kasus terbanyak DBD di Indonesia ada di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, NTT, dan Kupang.
- Gejala DBD tidak langsung muncul, tetapi memerlukan waktu 4-10 hari setelah tergigit nyamuk yang membawa virus dengue.
- Gejala DBD yang paling umum adalah demam tinggi hingga 40 derajat Celsius, yang disertai tubuh menggigil dan berkeringat. Selain itu, gejala lain yang biasanya terjadi adalah sakit kepala, nyeri tulang dan otot, mual, munculnya bintik-bintik merah di kulit, hingga perdarahan pada hidung dan gusi.
- Bintik-bintik merah yang muncul di permukaan kulit merupakan tanda terjadinya perdarahan pada kulit akibat penurunan trombosit (keping darah).
- DBD bisa berkembang menjadi kondisi berat dan merupakan kegawatan, yang disebut dengan Dengue Shock Syndrome (DSS). Gejalanya berupa muntah, nyeri perut, perubahan suhu tubuh dari demam menjadi dingin (hipotermia), dan melambatnya denyut jantung.
- DBD berisiko menyebabkan kematian ketika penderitanya mengalami syok karena perdarahan.
- Hingga saat ini, belum ada obat spesifik untuk menyembuhkan DBD. Pemberian obat hanya ditujukan untuk mengurangi gejala demam dan nyeri, serta mencegah komplikasi. Selain itu, penderita DBD dianjurkan untuk banyak istirahat dan cukup minum agar tidak mengalami dehidrasi.
Pencegahan Demam Berdarah
Jangan dikira nyamuk Aedes aegypti lebih senang bersarang di tempat kotor atau tidak terawat. Nyamuk ini justru lebih senang bersarang di air bersih yang dibiarkan tergenang.
Oleh karenanya, mengeringkan genangan air, menutup dan menguras penampungan air bersih, serta mengubur barang bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk merupakan langkah utama pencegahan DBD. Selain itu, DBD juga dapat dicegah dengan cara berikut:
- Menjaga kebersihan lingkungan rumah secara rutin, terutama tempat penampungan air.
- Menggunakan obat nyamuk, baik itu obat nyamuk semprot, bakar, atau elektrik, pada pagi dan sore hari.
- Mengoleskan losion antinyamuk.
- Memasang kasa nyamuk di setiap jendela atau ventilasi udara, agar nyamuk tidak masuk ke dalam rumah.
- Mengenakan baju lengan panjang dan celana panjang ketika beraktivitas di luar rumah.
- Tidak menggantung pakaian di dalam kamar, karena bisa menjadi tempat bagi nyamuk untuk bersembunyi.
- Mendapatkan vaksin demam berdarah.
Memberantas sarang nyamuk dan mencegah gigitan nyamuk masih merupakan langkah utama untuk melindungi diri dari demam berdarah. Agar lebih efektif, berkoordinasilah dengan pihak pengelola lingkungan untuk melakukan fogging, guna memberantas nyamuk di area pemukiman tempat Anda tinggal.