Gemeli merupakan istilah medis dari kehamilan kembar atau lebih dari satu janin. Jumlah janin yang dikandung bisa dua, tiga, bahkan empat janin sekaligus atau lebih. Agar Anda lebih nyaman dan aman dalam menjalani kehamilan kembar, yuk, ketahui fakta penting seputar kehamilan gemeli berikut ini.
Kehamilan gemeli atau kembar terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kembar identik dan nonidentik. Kembar identik terjadi ketika 1 sel telur dibuahi oleh 1 sel sperma, kemudian sel telur yang sudah dibuahi tersebut membelah dan membentuk 2 embrio atau bakal janin.
Sementara itu, kembar nonidentik terjadi ketika 2 sel telur dibuahi oleh 2 sel sperma dalam waktu yang bersamaan, sehingga menghasilkan 2 embrio.
Berbagai Fakta Seputar Kehamilan Gemeli
Jika Anda dan pasangan sedang mengharapkan atau menantikan kehadiran anak kembar, ada baiknya bila Anda mengetahui beragam fakta seputar kehamilan gemeli berikut ini:
1. Kebutuhan kalori lebih banyak
Jika mengandung lebih dari satu janin, ibu hamil membutuhkan asupan kalori yang lebih besar, yaitu sekitar 2.700 kalori per hari. Selain itu, ibu hamil kembar juga butuh asupan nutrisi seperti protein, karbohidrat, mineral, dan vitamin, termasuk asam folat, yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan janin.
2. Lebih sering terjadi pada wanita usia di atas 30 tahun
Wanita berusia lebih dari 35–40 tahun berpeluang lebih tinggi untuk melepaskan 2 sel telur atau lebih pada masa ovulasi. Oleh karena itu, peluang untuk hamil kembar lebih besar dibandingkan wanita dengan usia yang lebih muda.
3. Persalinan sering terjadi lebih awal
Proses persalinan pada kehamilan gemeli biasanya terjadi saat usia kandungan memasuki usia 36 atau 37 minggu, bahkan bisa juga lebih awal dari itu.
Kondisi tersebut tentu dapat memengaruhi kondisi bayi kembar. Dengan demikian, Anda disarankan untuk lebih rutin memeriksakan kondisi kandungan apabila sedang menjalani kehamilan gemeli.
4. Risiko komplikasi kehamilan lebih tinggi
Dibandingkan ibu yang hamil 1 janin, ibu yang hamil kembar memiliki risiko lebih besar mengalami komplikasi kehamilan, seperti diabetes gestasional, anemia, hipertensi, dan preeklamsia.
Tak hanya menimbulkan dampak pada ibu hamil, kehamilan gemeli juga bisa berdampak pada janin. Bayi yang terlahir kembar diketahui lebih berisiko terlahir dengan berat badan rendah.
5. Gejala morning sickness terasa lebih parah
Morning sickness yang kerap dialami ibu hamil disebabkan oleh meningkatnya hormon kehamilan. Janin kembar di dalam kandungan bisa membuat gejala tersebut lebih parah daripada kehamilan tunggal, karena kadar hormon kehamilan yang lebih tinggi.
6. Kenaikan berat badan lebih banyak
Pertumbuhan berat badan ibu hamil pada kehamilan gemeli umumnya lebih besar, sebab ada lebih dari satu janin. Selain itu, plasenta dan cairan ketuban pun juga lebih banyak.
Rata-rata pertambahan berat badan pada kehamilan tunggal adalah 11 kg, sedangkan ibu yang hamil kembar bisa mengalami peningkatan berat badan hingga 15–16 kg.
7. Risiko terjadinya twin-to-twin transfusion syndrome
Komplikasi lain yang bisa terjadi pada kehamilan gemeli adalah twin-to-twin transfusion syndrome (TTS). Kondisi ini ini terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan aliran darah dari plasenta menuju janin, sehingga salah satu janin menerima lebih banyak darah dan nutrisi daripada janin lainnya.
Kehamilan gemeli atau kembar memang lebih berisiko dibandingkan kehamilan normal dengan 1 janin. Namun, bukan berarti Anda tidak dapat menjalani kehamilan dengan sehat dan aman.
Hal yang perlu selalu Anda ingat saat hamil kembar adalah periksakan kondisi kehamilan secara rutin ke dokter. Dengan demikian, dokter bisa selalu memantau kondisi janin dan mendeteksi sejak dini jika ada masalah dalam kehamilan, sehingga penanganan dapat segera dilakukan.