Tak dapat disangkal, pernikahan adalah peristiwa sakral yang dapat mengubah hidup seseorang. Namun, pernikahan bukan juga sekadar cerita bahagia seperti dalam dongeng. Pernikahan bahkan sering kali memberi kejutan bagi para pengantin baru.
Meski sudah mengenal pasangan beberapa waktu sebelum pernikahan, tapi setelah menikah, tentu tetap akan ada hal-hal yang baru kamu temui. Makanya, jika sebentar lagi kamu akan menikah, kamu perlu mengetahui beberapa fakta pernikahan yang akan dijelaskan di sini.
Fakta Pernikahan yang Perlu Diketahui
Nah, di bawah ini adalah beberapa fakta pernikahan yang semestinya diketahui oleh calon pengantin:
1. Menghadapi kepribadian pasangan
Jika kamu berpikir bahwa pasanganmu akan berubah sesuai kemauanmu setelah menikah, sebaiknya pikirkan ulang deh hal tersebut. Sebab, mengubah sikap dan sifat seseorang yang sudah dewasa bisa dikatakan hampir mustahil, lho.
Jadi, daripada memaksa pasangan untuk berubah saat sudah menikah, akan lebih mudah bagimu untuk belajar menerima dan menghadapi dengan lebih bijak semua kepribadiannya yang mungkin kurang kamu sukai.
2. Pertengkaran sering tak terelakkan
Pertengkaran antara pasangan suami istri sebenarnya tidak selalu buruk, kok. Hal ini bisa saja menunjukan kepedulian antara kamu dan pasangan. Sebaliknya, sikap tidak peduli dan acuh tak acuh justru bisa menandakan bahwa pernikahan tengah mengalami masalah.
Kamu bisa menjadikan pertengkaran sebagai latihan komunikasi yang baik untuk membina hubungan dan kedekatan yang lebih erat. Namun, jika pertengkaran yang terjadi membuatmu lelah, beristirahatlah dulu sembari merenungi kesalahan masing-masing.
Kenali juga perasaan dan emosi yang timbul saat bertengkar, seperti marah, sedih, kecewa, atau yang lainnya. Dengan begitu, kamu jadi bisa menilai apakah masalah yang dihadapi benar-benar serius atau hanya karena kamu dan pasangan sedang lelah saja.
3. Menghadapi semua hal bersama-sama
Setelah menikah, segala perubahan emosi, masalah pekerjaan, masalah kesehatan, komitmen terhadap keluarga, dan konflik, baik dari diri sendiri maupun pasangan, harus dihadapi bersama-sama.
Terkadang, hal ini bisa mengejutkan para pasangan baru karena umumnya mereka masih memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri. Jadi, untuk menghadapinya, mulailah belajar untuk saling berbagi dan berkompromi mengenai perasaan, masalah, tujuan, serta impian kalian berdua.
Untuk antisipasi, calon pasangan suami istri dapat menjalani premarital check up dan konseling dengan psikolog sebelum menikah. Hal ini bisa membantu pasangan untuk mengerti risiko kesehatan dan dinamika hubungan yang sehat untuk mereka.
4. Seks tidak selalu jadi hal utama
Seiring berjalannya usia pernikahan, aktivitas seks mungkin sudah tidak semenggebu-gebu sebagaimana awal pernikahan. Jadi, normal-normal saja jika kamu dan pasangan melewatkan beberapa malam tanpa berhubungan seks.
Kamu tidak perlu kepikiran tentang seberapa sering berhubungan intim dengan pasangan. Sebaliknya, fokus saja untuk melakukan quality time dengan pasangan, karena perwujudan kasih sayang bisa dilakukan dalam bentuk lain yang tak kalah menyenangkan, seperti memeluk, mencium, atau cuddling.
Yang penting, tetaplah berkomunikasi dengan pasangan, agar kepuasan dan hasrat yang diinginkan dalam pernikahan tetap dapat terpenuhi. Dengan demikian, keintiman antara kamu dan pasangan juga bisa terjaga dengan baik.
5. Memahami pengaruh keluarga
Pernikahan bukan hanya penyatuan antara 2 individu, tapi juga 2 keluarga besar. Makanya, terkadang, pengaruh keluarga terhadap pernikahan juga sulit untuk dihindari. Misalnya, bagaimana pasangan mencontoh orang tuanya dalam membagi tugas rumah atau mengelola keuangan.
Kalau ada ketidakcocokan akan hal-hal tersebut, cobalah diskusikan dan cari jalan keluarnya bersama pasangan. Perlu diketahui, pasangan yang baik adalah ia yang tidak menjadikan orang lain, termasuk keluarga, sebagai pembuat keputusan, dan bisa menetapkan batasan yang jelas bagi orang lain dalam rumah tangganya.
Itulah beberapa fakta tentang pernikahan yang perlu diketahui oleh para calon pengantin. Ingat, pernikahan bukanlah titik akhir dari suatu hubungan, melainkan sebuah awalan dari perjalanan panjang.
Jadi, kamu dan pasangan perlu terus berusaha memahami satu sama lain serta bekerja sama mewujudkan pernikahan yang bahagia dan memuaskan. Selain itu, jika kamu dan pasangan memiliki masalah hubungan yang sulit untuk dipecahkan berdua, kalian juga bisa meminta bantuan psikolog untuk mencari solusinya.