Di balik potensi molnupiravir yang dinilai cukup efektif dalam mengobati COVID-19, obat ini diketahui bisa membahayakan kehamilan. Inilah yang menjadi alasan mengapa penggunaan molnupiravir tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
Molnupiravir adalah salah satu obat antivirus yang dikembangkan secara khusus untuk mengobati penyakit COVID-19. Berdasarkan hasil uji klinis secara bertahap, molnupiravir dinilai cukup efektif bagi penderita COVID-19 yang berisiko mengalami perburukan menjadi derajat berat.
Selain itu, hasil uji klinis tersebut juga menunjukkan bahwa molnupiravir mampu mengendalikan jumlah virus, mengurangi risiko perlunya dirawat di rumah sakit, bahkan menurunkan risiko kematian akibat COVID-19.
Obat ini pun sudah tersedia di Indonesia setelah mendapatkan izin pemakaian darurat (emergency use authorization), baik dari FDA maupun BPOM. Meski begitu, FDA dan BPOM sama-sama menegaskan bahwa obat ini memiliki risiko efek samping yang berbahaya pada ibu hamil.
Fakta di Balik Bahaya Molnupiravir pada Ibu Hamil
Beberapa penelitian pada hewan percobaan di laboratorium menunjukkan bahwa molnupiravir berisiko menyebabkan kelainan genetik atau cacat bawaan lahir pada janin. Tak hanya itu, molnupiravir juga berpotensi menurunkan kualitas sel sperma.
Data sejauh ini menunjukkan bahwa penggunaan molnupiravir pada pria atau wanita usia subur yang sedang menjalani program hamil atau aktif berhubungan intim bisa meningkatkan risiko terjadinya kecacatan pada janinnya nanti.
Atas dasar kedua hal tersebut, penggunaan molnupiravir pun tidak dianjurkan bagi ibu hamil serta pria dan wanita yang sedang menjalani program hamil. Supaya lebih aman, penggunaan molnupiravir bagi pria dan wanita dewasa usia subur perlu disertai pemakaian kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.
Pada pria, penggunaan kondom secara konsisten saat berhubungan intim dianjurkan selama masa pengobatan molnupiravir hingga setidaknya 3 bulan setelah terapi selesai. Sementara pada wanita, penggunaan kontrasepsi dianjurkan selama pengobatan molnupiravir hingga 4 hari setelah terapi selesai.
Efek Samping Penggunaan Molnupiravir
Sebagaimana obat pada umumnya, molnupiravir juga berpotensi menimbulkan efek samping. Namun, efek samping molnupiravir biasanya ringan, meliputi:
- Pusing
- Sakit kepala
- Diare
- Mual
- Muntah
Meski dinilai bermanfaat dalam mengobati penyakit COVID-19, molnupiravir masih terus diteliti untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya, terutama pada kelompok tertentu, seperti ibu hamil, anak-anak, dan bayi.
Hal yang juga perlu selalu diingat adalah mencegah lebih baik daripada mengobati. Jadi, selalu jalankan protokol kesehatan untuk mengurangi risiko penularan COVID-19, mulai dari mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker dengan benar saat beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain, menghindari keramaian, serta tentunya mendapatkan vaksin COVID-19.
Jika masih memiliki pertanyaan seputar pengobatan COVID-19, termasuk mengenai penggunaan molnupiravir, Anda bisa chat langsung dengan dokter di aplikasi ALODOKTER. Di aplikasi ini, Anda juga bisa membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit.