India merupakan negara yang tercatat memiliki lonjakan kasus infeksi COVID-19 paling tinggi di dunia. Varian COVID-19 dari India disebut-sebut menjadi penyebab peningkatan pesat ini. Bukan hanya itu, varian COVID-19 ini juga sudah menyebar ke negara lain, termasuk Indonesia.
Munculnya varian COVID-19 dari India disebabkan oleh mutasi virus SARS-CoV-2 atau yang lebih kita kenal dengan sebutan virus Corona. Mutasi virus ini bisa berdampak pada kemampuan virus dalam menyebar dan menyebabkan infeksi, serta berpengaruh pada tingkat keparahan penyakit.
Tidak hanya di negara India sendiri, kasus infeksi varian COVID-19 dari India juga sudah mulai banyak ditemukan di negara lain, termasuk di Indonesia.
Varian COVID-19 dari India
Varian virus penyebab COVID-19 dari India disebut varian B.1.617 atau varian delta. Varian virus Corona ini diidentifikasi pertama kali di India pada bulan Desember tahun 2020. Varian B.1.617 ini memiliki dua mutasi utama pada bagian luar protein spike virus SARS-CoV-2, yakni mutasi L452R dan E484Q.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut varian B.1.617 sebagai ‘variant of interest’. Hal ini karena varian COVID-19 dari India bisa menyebabkan:
- Penurunan kemampuan sistem imun tubuh dalam menetralkan virus sebelumnya
- Penurunan efektivitas pengobatan
- Penurunan efektivitas vaksin
- Peningkatan risiko terjadinya penularan
- Peningkatan risiko terjadinya gejala yang parah
Varian COVID-19 dari India ini memang dinilai menjadi penyebab utama di balik lonjakan kasus COVID-19 di India. Namun, lemahnya penerapan protokol kesehatan juga disebut menjadi salah satu pemicu penyebaran kasus COVID-19 di negara tersebut.
Gejala Varian COVID-19 dari India
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, penyakit COVID-19 memiliki beberapa gejala umum, seperti:
- Demam
- Batuk kering
- Pusing
- Sakit tenggorokan
- Hilangnya kemampuan indera penciuman (anosmia)
- Hilangnya kemampuan indera perasa
- Sesak napas
Namun, penderita COVID-19 gelombang kedua di India banyak yang tidak menunjukkan gejala umum COVID-19 seperti yang disebutkan di atas.
Sebaliknya, pasien COVID-19 di India belakangan ini justru menunjukkan gejala yang tidak spesifik, seperti mata merah (konjungtivitis), sakit kepala terus-menerus, nyeri seluruh tubuh, kelelahan, gangguan pencernaan, dan gangguan pendengaran.
Kendati demikian, hingga saat ini masih belum ada penelitian yang menyebutkan secara spesifik bahwa gejala-gejala tersebut merupakan gejala khas varian COVID-19 dari India.
Kemampuan Vaksin COVID-19 dalam Melawan Varian COVID-19 dari India
Seperti yang disebutkan sebelumnya, virus B.1.617 yang dikategorikan sebagai variant of interest memiliki kemungkinan lebih kebal terhadap vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini.
Meski begitu, WHO menyebutkan bahwa vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini diharapkan setidaknya tetap bisa memberikan sedikit perlindungan terhadap beragam varian virus COVID-19 yang baru, termasuk varian dari India.
Vaksin COVID-19 mampu memicu respons imun tubuh yang luas terhadap virus SARS-CoV-2. Oleh sebab itu, perubahan atau mutasi pada virus seharusnya tidak membuat vaksin menjadi tidak efektif sama sekali.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa vaksin COVID-19 yang ada sekarang masih memberikan manfaat untuk memperlambat penyebaran penyakit dan menurunkan risiko terjadinya gejala yang parah akibat varian COVID-19 dari India.
Mengingat varian COVID-19 dari India sudah ditemukan di Indonesia, maka cara terbaik untuk mencegah penularannya adalah dengan terus mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, yakni rajin mencuci tangan, mengenakan masker ketika berada di luar rumah, selalu menjaga jarak dengan orang lain, dan menghindari keramaian.
Selain itu, vaksinasi juga masih merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengatasi pandemi COVID-19. Jadi, apabila Anda sudah mendapat kesempatan untuk menerima vaksin COVID-19, jangan ragu untuk menjalani vaksinasi tersebut.
Jika masih memiliki pertanyaan terkait varian COVID-19 dari India ini, Anda bisa bertanya langsung kepada dokter melalui chat di aplikasi ALODOKTER. Melalui aplikasi ini, Anda juga bisa membuat janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit jika memerlukan pemeriksaan langsung.