Farizol adalah obat antibiotik untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri anaerob, seperti vaginosis bakterialis. Farizol juga digunakan dalam pengobatan infeksi parasit, seperti trikomoniasis, giardiasis, dan amebiasis.

Farizol mengandung metronidazole yang bekerja mengganggu pembentukan asam nukleat pada bakteri maupun parasit. Tanpa komponen ini, kedua mikroba tersebut tidak bisa tumbuh dan berkembangbiak. Alhasil, kuman-kuman pun mati dan infeksi beserta gejalanya perlahan sembuh.

Farizol  

Produk Farizol

Farizol hadir dalam dua sediaan, yaitu:

Farizol tergolong sebagai obat resep yang penggunaannya harus sesuai dengan arahan dokter.

Apa Itu Farizol

Bahan aktif Metronidazole
Golongan Obat resep
Kategori Obat antibiotik
Manfaat Mengobati infeksi bakteri anaerob
Mengatasi infeksi parasit tertentu
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak 
Farizol untuk ibu hamil Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko metronidazole terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Farizol tidak boleh digunakan oleh ibu hamil pada trimester pertama kehamilan. 
Farizol untuk ibu menyusui Metronidazole dosis tunggal (untuk vaginosis bakterial atau trikomoniasis) masih bisa digunakan oleh ibu menyusui, tetapi disarankan untuk tidak menyusui secara langsung dalam 24 jam setelah minum obat.
Untuk kondisi lain, konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan obat yang lebih aman untuk digunakan selama masa menyusui.
Bentuk obat Kaplet dan suspensi

Peringatan sebelum Mengonsumsi Farizol

Farizol tidak boleh digunakan sembarangan. Sebelum memakai obat ini untuk diri sendiri atau memberikannya kepada anak, penting bagi Anda untuk memperhatikan hal-hal berikut:

  • Informasikan kepada dokter mengenai riwayat alergi yang dimiliki. Farizol tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap kandungan obat antibiotik ini. 
  • Beri tahu dokter jika sedang atau pernah mengalami meningitis, kejang, ensefalopati, penyakit liver, penyakit Crohn, gangguan irama jantung, porfiria, kelainan saraf optik, neuropati perifer, atau kelainan darah, seperti leukopenia atau anemia
  • Beri tahu dokter jika sedang atau pernah menderita penyakit ginjal. Informasikan juga kepada dokter jika sedang menjalani cuci darah.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter jika sedang mengalami infeksi jamur di vagina, mulut, atau area tubuh yang lain.
  • Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Farizol jika Anda sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi Farizol jika direncanakan untuk menjalani operasi.
  • Beri tahu dokter jika Anda hendak mengonsumsi Farizol bersama dengan obat lain, suplemen, maupun produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
  • Konsultasikan dengan dokter sebelum menjalani vaksinasi apa pun selama mengonsumsi metronidazole. Kandungan metronidazole pada obat ini dapat menurunkan efektivitas vaksin tertentu.
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol atau makanan maupun obat yang mengandung propylene glycol 3 hari sebelum sampai 3 hari sesudah menggunakan Farizol. Tujuannya adalah untuk mencegah timbulnya reaksi, seperti kram perut hebat, mual, muntah, dan sakit kepala.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan jika timbul pusing atau kantuk setelah minum Farizol. Pastikan kondisi sudah benar-benar prima sebelum melakukan kegiatan tersebut.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah minum Farizol.

Dosis dan Aturan Pakai Farizol

Berikut adalah rekomendasi dosis metronidazole pada Farizol berdasarkan kondisi yang diobati:

Kondisi: Vaginosis bakterialis

  • Dewasa: 500 mg, 2 kali sehari selama 5–7 hari. Dosis alternatif 2.000 mg per hari sebagai dosis tunggal.

Kondisi: Giardiasis

  • Dewasa dan anak usia ≥10 tahun: Dosis 2.000 mg, 1 kali sehari selama 3 hari. Dosis alternatif 500 mg, 2 kali sehari selama 7–10 hari.
  • Anak usia 1–9 tahun: 500–1000 mg, 1 kali sehari selama 3 hari.

Kondisi: Amebiasis

  • Dewasa dan anak >10 tahun: 500–750 mg, 3 kali sehari, selama 7–10 hari

Kondisi: Trikomoniasis

  • Dewasa: 2.000 mg sebagai dosis tunggal atau 500 mg, 2 kali sehari selama 5–7 hari.
  • Anak-anak: 40 mg/kgBB sebagai dosis tunggal. Dosis maksimal 2.000 mg.

Cara Mengonsumsi Farizol dengan Benar

Gunakan Farizol sesuai anjuran dokter dan petunjuk pada kemasan obat. Jangan mengurangi atau melebihi dosis yang dianjurkan tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Berikut adalah panduan penggunaan Farizol yang benar:

  • Farizol bisa dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Namun, untuk mencegah sakit perut, obat ini sebaiknya dikonsumsi bersama makanan atau sesudah makan.
  • Telan tablet Farizol dengan bantuan air putih.
  • Sebelum minum Farizol suspensi, kocoklah botol kemasan sebelum obat dikonsumsi. Gunakan alat takar yang disertakan di dalam kemasan agar dosisnya tepat.
  • Jika Anda lupa menggunakan Farizol, minumlah obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal konsumsi obat berikutnya sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis berikutnya.
  • Jangan menghentikan pengobatan sebelum durasi yang ditentukan dokter meski gejala infeksi sudah membaik. Menghentikan pengobatan antibiotik sebelum waktunya dapat menimbulkan resistensi antibiotik sehingga bisa membuat penyakit kambuh dan sulit diobati.
  • Simpan Farizol di tempat yang kering dan sejuk. Jangan menyimpannya di tempat yang lembap atau panas. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
  • Jangan menggunakan Farizol yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa. Farizol sediaan suspensi juga tidak boleh dikonsumsi jika sudah lebih dari 14 hari sejak kemasan dibuka. 

Interaksi Farizol dengan Obat Lain

Berikut adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika kandungan metronidazole pada Farizol digunakan bersama dengan obat lain:

  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung yang berbahaya jika digunakan dengan amiodarone
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping metronidazole jika digunakan dengan cimetidine
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan bila digunakan bersama antikoagulan, seperti warfarin
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan dengan lithium
  • Penurunan efektivitas vaksin yang berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan, misalnya vaksin BCG
  • Penurunan efektivitas metronidazole jika digunakan dengan phenytoin atau phenobarbital

Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, berkonsultasilah ke dokter sebelum mengonsumsi Farizol bersama obat-obat lain.

Efek Samping dan Bahaya Farizol

Penggunaan Farizol dapat menyebabkan perubahan warna urine menjadi lebih gelap. Efek samping ini tidak berbahaya dan akan hilang setelah pengobatan selesai.

Efek samping lain yang bisa terjadi setelah minum Farizol adalah:

  • Kantuk
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Mual atau muntah
  • Rasa tidak enak di mulut

Pada beberapa orang, konsumsi obat berbahan aktif metronidazole juga bisa menimbulkan rasa logam di mulut, mulut kering, lidah terasa berbulu, sembelit atau justru malah diare, hilang nafsu makan.

Kandungan obat dalam Farizol juga bisa menyebabkan reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:

  • Gangguan gerak dan keseimbangan tubuh (ataksia) 
  • Sering kesemutan atau baal di tangan maupun kaki
  • Mudah memar atau perdarahan yang sulit berhenti atau tidak jelas penyebabnya
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Perubahan mental, seperti linglung
  • Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan
  • Gangguan penglihatan, nyeri mata
  • Sakit kepala yang berat atau disertai dengan leher kaku
  • Gejala gangguan liver, seperti nyeri berat di perut bagian kanan atas, kulit dan bagian putih mata menguning, tinja pucat seperti dempul
  • Gejala infeksi jamur vagina, seperti keputihan berbau
  • Infeksi jamur mulut yang ditandai dengan munculnya bercak putih pada bagian dalam mulut
  • Timbul demam, menggigil, sakit tenggorokan atau batuk yang tidak kunjung sembuh, diare, atau sesak napas 
  • Ruam merah atau ungu yang disertai dengan luka lepuh atau mengelupas

Lakukan konsultasi online dengan dokter jika muncul efek samping yang mengganggu. Dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk mengurangi efek samping. Jika diperlukan pertolongan medis secepatnya, dokter akan menyarankan Anda untuk ke IGD terdekat.