Menjelang atau saat kemunculan full moon, banyak yang percaya bahwa fenomena ini bisa mengganggu fisik dan mental. Bahkan, beberapa orang merasa perlu menjalani ritual, seperti meditasi atau berdoa, agar terhindar dari hal negatif yang memengaruhi tubuh dan pikiran.
Full moon ditandai dengan bulan yang berbentuk bulat sempurna dan pantulan cahaya lebih terang dari biasanya. Ini terjadi karena bulan berada di posisi perigee atau jarak terdekatnya dengan bumi. Kamu bisa melihat fenomena ini dengan mata telanjang, asalkan cuaca di tempatmu sedang cerah saat itu.
Tak hanya menyajikan pemandangan yang cantik, fenomena ini juga memiliki mitos unik. Full moon kerap dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental dan peningkatan risiko terjadinya penyakit. Namun, benarkah demikian?
Mitos Seputar Full Moon
Kamu mungkin pernah mendengar anggapan “full moon bikin susah tidur” atau “full moon bisa membuat cemas”. Tidak sekadar anggapan, banyak pula yang percaya bahwa hal tersebut benar terjadi dan akhirnya muncul “ketakutan” setiap menjelang full moon.
Belum lagi banyak yang bilang bahwa full moon bisa mengubah perilaku dan menjadikan seseorang bertindak tidak wajar, seperti melakukan perampokan atau pembunuhan. Tidak sedikit pula orang yang terserang penyakit saat full moon. Full moon bisa dibilang menjadi “tersangka” atas banyak peristiwa buruk yang muncul.
Kaitan antara full moon dengan kesehatan fisik dan mental ini dipercaya akibat lunar effect (efek bulan). Katanya, efek ini dapat memengaruhi siklus biologis manusia, termasuk siklus tidur dan bangun yang berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Makanya ketika bulan berubah, contohnya saat full moon, kondisi fisik dan mental manusia ikut terganggu.
Fakta Full Moon dalam Memengaruhi Fisik dan Mental
Faktanya, di era modern ini, fenomena full moon tidak berdampak apa pun pada kondisi fisik dan mental manusia. Akan tetapi, pada masa ketika listrik dan lampu belum digunakan secara luas, full moon mungkin saja memengaruhi fisik dan mental seseorang.
Pengaruh ini pun dapat terjadi akibat pancaran cahaya yang mengganggu ritme sirkadian atau siklus tidur dan bangun, bukan karena lunar effect seperti yang dipercaya banyak orang.
Pancaran cahaya yang begitu terang dari full moon akan mengganggu produksi melatonin dan ritme sirkadian. Akibatnya, orang-orang zaman dulu berpeluang mengalami susah tidur selama full moon dan berisiko mengalami gangguan kesehatan, seperti penyakit jantung, hipertensi, atau depresi.
Terganggunya ritme sirkadian ini juga bisa memicu kambuhnya gejala pada orang yang sudah memiliki gangguan mental sebelumnya, seperti gangguan kecemasan, bipolar, depresi, atau skizofernia.
Oleh karena itu, pada zaman dulu full moon disebut-sebut bisa memicu gangguan kesehatan dan menjadi mitos yang bertahan lama di masyarakat.
Namun, lain cerita di zaman modern seperti saat ini. Manusia sudah mampu beradaptasi dengan pola gelap terang yang baru dengan mengandalkan cahaya lampu.
Jadi, meski kondisi di luar rumah begitu terang karena fenomena full moon, ritme sirkadian tetap terjaga karena kamu bisa mengatur pencahayaan di dalam kamar. Dengan begitu, tidur yang berkualitas bisa kamu dapatkan. Kalau tidurmu berkualitas, risiko terjadinya penyakit pun bisa lebih rendah.
“Kalau kamar sudah minim cahaya, tapi tetap susah tidur juga saat full moon gimana, tuh?”
Kendati pengaruh full moon terhadap kesehatan fisik dan mental manusia sudah tidak lagi relevan dengan zaman modern, tidak bisa dipungkiri bahwa mitos ini sudah dipercaya cukup lama oleh masyarakat.
Nah, secara ilmiah, anggapan yang diyakini masyarakat dalam jangka waktu lama terbukti bisa berdampak langsung pada fisik, mental, dan emosional.
Ketika kamu yakin full moon membuatmu susah tidur, kemungkinan besar kamu benar-benar mengalami susah tidur. Sebab, anggapan ini akan menimbulkan perasaan takut, cemas, dan stres, yang mana hal tersebut berkontribusi menyebabkan susah tidur.
Jadi, usahakan untuk mengenyahkan segala pikiran negatif tentang full moon terhadap tubuhmu dan terapkan cara meningkatkan kualitas tidur, seperti menciptakan kamar tidur yang nyaman, tidur dan bangun di waktu yang sama, serta membatasi waktu tidur siang agar kamu tidak mengalami susah tidur.
Sudah jelas, ya. Tidak ada kaitan antara full moon dengan kesehatan fisik dan mental secara langsung. Kamu tetap bisa menikmati pesona full moon yang memukau tanpa takut suasana hati memburuk, susah tidur, atau terkena penyakit.
Di sisi lain, sah-sah saja jika kamu mempercayai kekuatan alam maupun hal-hal berbau mistis terkait full moon. Namun, bukan berarti kamu membiarkan dirimu tenggelam dalam kekhawatiran hingga menjalani ritual tertentu yang berbahaya.
Jika fenomena full moon membuatmu cemas berlebihan, tidak bisa tidur, bahkan sampai mengganggu aktivitas, jangan ragu berkonsultasi ke psikolog untuk mengetahui penyebab pastinya dan memperoleh penanganan yang tepat.