Fenoterol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gejala sesak napas, mengi, dan batuk akibat asma atau penyempitan saluran napas lainnya. Obat yang tersedia dalam bentuk inhaler ini hanya bisa digunakan sesuai dengan petunjuk dokter.
Fenoterol termasuk dalam kelompok obat bronkodilator jenis agonis beta-2. Obat ini bekerja dengan membuat otot-otot di saluran pernapasan menjadi rileks. Dengan begitu, saluran udara dapat melebar dan napas menjadi lebih lega.
Fenoterol merupakan obat yang bekerja dengan cepat (short acting beta agonist/SABA)Efek obat ini bisa dirasakan dalam beberapa menit setelah digunakan dan bisa bertahan selama 3–5 jam.
Merek dagang fenoterol: Berodual, Berotec, Farovell
Apa Itu Fenoterol
Golongan | Obat resep |
Kategori | Bronkodilator (agonis beta) |
Manfaat | Meredakan gejala asma |
Digunakan oleh | Dewasa (>18 tahun) |
Fenoterol untuk ibu hamil dan menyusui | Kategori C: Belum ada cukup bukti dari studi pada binatang percobaan maupun manusia yang menjelaskan keamanan obat terhadap ibu hamil maupun janin. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Pastikan untuk berdiskusi dengan dokter sebelum menggunakan fenoterol selama kehamilan. | |
Fenoterol dapat terserap ke dalam ASI. Jika Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa seizin dokter. | |
Bentuk obat | Inhaler |
Peringatan sebelum Menggunakan Fenoterol
Sebelum menggunakan fenoterol, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter riwayat alergi yang Anda miliki. Jangan menggunakan fenoterol jika Anda alergi terhadap obat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung, hipertiroidisme, diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati, atau detak jantung tidak teratur (aritmia).
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah menggunakan fenoterol, karena obat ini bisa menyebabkan pusing.
- Beri tahu dokter bila Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi antarobat.
- Beri tahu dokter bila Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan fenoterol.
Dosis dan Aturan Pakai Fenoterol
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan fenoterol berdasarkan kondisi pasien:
Kondisi: Mengatasi serangan asma akut
- Untuk sediaan 100 mcg per dosis, gunakan sebanyak 1 inhalasi. Jika gejala tidak membaik setelah 5 menit, berikan dosis kedua.
Kondisi: Mencegah asma karena olahraga, reversible airways obstruction
- Untuk sediaan 100 mcg per dosis, gunakan sebanyak 1–2 inhalasi. Dosis maksimal 8 inhalasi sehari.
Cara Menggunakan Fenoterol dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum menggunakan fenoterol. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa seizin dokter.
Kocok fenoterol inhaler sebelum digunakan, lalu buka tutup inhaler. Buang napas sebelum menaruh mouthpiece inhaler di antara gigi. Rapatkan mulut dengan mouthpiece hingga tidak ada celah. Tekan bagian atas inhaler agar obat keluar menuju mouthpiece lalu tarik napas untuk mengisap obat.
Tahan napas selama 5–10 detik. Setelah itu, lepaskan inhaler dan bernapaslah kembali seperti biasa.
Fenoterol digunakan sebagai penanganan serangan asma. Oleh karena itu, obat ini sebaiknya dibawa ke mana pun Anda pergi langsung bisa digunakan ketika serangan asma muncul.
Simpan fenoterol dalam kemasannya di tempat yang kering dan sejuk. Hindarkan obat ini dari suhu panas dan paparan sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Fenoterol dengan Obat Lain
Fenoterol bisa menimbulkan interaksi antarobat jika digunakan bersama obat lain. Beberapa interaksi yang bisa terjadi adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping fenoterol jika digunakan dengan obat jenis agonis beta lainnya, obat antikolinergik, MAOI, antidepresan trisiklik, atau teofilin
- Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan obat kortikosteroid dan diuretik
- Penurunan efektivitas fenoterol jika digunakan bersama obat golongan penghambat beta, seperti bisoprolol
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan fenoterol bersama dengan obat lain.
Efek Samping dan Bahaya Fenoterol
Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan fenoterol adalah:
- Pusing
- Jantung berdebar
- Tangan gemetar
- Sakit kepala
- Kram otot
Beri tahu dokter jika keluhan di atas tidak kunjung mereda. Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti lemah otot atau sesak napas yang memburuk.