Fidgeting adalah gerakan kecil yang dilakukan secara berulang dan tanpa sengaja, misalnya mengetuk jari ke meja dan memainkan cetekan ujung pulpen. Gerakan ini umumnya dilakukan secara tidak sadar dan bisa menjadi tanda dari kondisi tertentu.
Fidgeting sering dikaitkan dengan rasa cemas, bosan, gelisah, tidak nyaman, dan usaha untuk mempertahankan konsentrasi. Salah satu teori menyatakan bahwa fidgeting bisa meningkatkan aliran darah. Hal ini bisa membuat seseorang kembali fokus pada sesuatu yang harus dikerjakannya.
Meski begitu, ada beberapa kondisi medis tertentu yang bisa membuat seseorang melakukan fidgeting, seperti ADHD, gangguan kecemasan, dan sindrom kaki gelisah. Fidgeting dapat ditangani dengan beragam cara, mulai dari penanganan mandiri hingga penanganan medis, tergantung penyebab dan tingkat keparahannya.
Fidgeting dan Penyebabnya
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, fidgeting merupakan salah satu cara tubuh untuk mengembalikan konsentrasi dan perhatian. Oleh karena itu, selama tidak berlebihan dan mengganggu produktivitas, kondisi ini sebenarnya normal dan tidak perlu dikhawatirkan.
Namun, lain halnya jika fidgeting terjadi secara intens hingga mengganggu aktivitas, maka perlu dikenali penyebabnya sehingga bisa secepatnya mendapatkan penanganan yang tepat. Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan fidgeting meliputi:
1. ADHD (attention defificit hyperactivity disorder)
Fidgeting dapat disebabkan oleh ADHD. Kondisi ini menyebabkan penderitanya kesulitan untuk memusatkan perhatian dan konsentrasi. ADHD umumnya mulai terlihat sejak anak-anak dan berlangsung hingga dewasa.
Gejala utama ADHD dapat dilihat dari beberapa hal, seperti sulit fokus pada satu hal, hiperaktif, dan terkesan bertindak tergesa-gesa tanpa memikirkan akibatnya. Fidgeting yang dilakukan oleh penderita ADHD juga menunjukkan betapa sulitnya ia untuk fokus dan konsentrasi pada satu hal.
2. RLS (restless legs syndrome)
RLS adalah gangguan saraf yang memicu keinginan untuk menggerakkan kaki secara terus menerus. Salah satu tanda fidgeting yang berkaitan dengan RLS, yaitu gerakan kaki berulang dan tanpa disadari terjadi saat hendak beristirahat di malam hari.
Hal ini terjadi karena adanya rasa tidak nyaman pada kaki sehingga muncul dorongan yang kuat untuk menggerakkannya. Akibat dari fidgeting yang intens ini adalah penderitanya jadi sulit tidur. Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan gangguan ini, tetapi diduga berhubungan dengan hormon dopamin.
3. Stres dan gangguan kecemasan
Stres dan gangguan kecemasan bisa menyebabkan munculnya rasa gelisah. Nah, untuk mengurangi rasa gelisah, seseorang akan melakukan fidgeting. Gerakan kecil berulang dan tanpa disadari ini juga membantu seseorang yang sedang cemas untuk mempertahankan atau mengembalikan konsentrasi.
Fidgeting dan Gejalanya
Fidgeting ditandai dengan gerakan-gerakan kecil dari anggota tubuh tertentu, seperti kepala, jari tangan, kaki, dan mata. Berikut ini adalah beberapa bentuk fidgeting yang mungkin terjadi:
- Mengetuk-ngetukkan kaki dan jari tangan
- Mengedip-ngedipkan mata
- Menyilangkan dan membuka kaki beberapa kali
- Menggerak-gerakkan lengan atau kaki
- Mencetek ujung pena atau pensil
- Melakukan gerakan menabuh drum dengan dua jari
- Memperbaiki posisi duduk berulang kali
- Mengetuk-ngetukkan benda yang sedang dipegang ke meja atau telapak tangan
Jika terjadi sesekali dan tidak berlangsung intens, fidgeting tidak berbahaya. Namun, saat berinteraksi dengan orang lain yang tidak memahami kondisi Anda, fidgeting sering dianggap sebagai tindakan tidak menghargai lawan bicara.
Oleh karena itu, jika terjadi berulang kali sampai mengganggu aktivitas bahkan relasi dengan orang lain, Anda memerlukan penanganan yang tepat dan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya.
Fidgeting dan Penanganannya
Jika Anda sadar sedang melakukan fidgeting, Anda hanya perlu mengalihkan perhatian terhadap hal yang lebih menarik untuk menghilangkan rasa bosan dan gelisah.
Selain itu, Anda juga bisa memodifikasi dan mengarahkan fidgeting menjadi kegiatan yang lebih bermanfaat dan menenangkan, misalnya dengan menulis tangan di buku atau jurnal.
Tidak hanya itu, Anda juga dapat melakukan beberapa upaya lain yang tidak kalah penting, seperti melatih mindfulness, membatasi minuman dan makanan yang mengandung kafein, serta menjaga tangan dan kaki untuk tetap terlipat.
Namun, jika fidgeting terjadi cukup intens hingga mengganggu kehidupan sehari-hari, hal ini mungkin didasari oleh kondisi medis tertentu, seperti ADHD, RLS, dan gangguan kecemasan.
Untuk menanganinya, dokter mungkin akan meresepkan sejumlah obat-obatan, seperti:
- Obat psikotimulan, seperti methylphenidate, untuk penderita ADHD
- Obat amfetamin, untuk penderita ADHD
- Obat antidepresan dan antiansietas
- Suplemen zat besi, untuk penderita RLS
- Obat penenang, seperti benzodiazepine
Sambil rutin mengonsumsi obat, dokter bisa memberikan saran untuk melakukan psikoterapi. Hal ini penting Anda lakukan agar bisa mengenali dan memahami kondisi serta mengubah cara Anda mengelola stres atau kecemasan yang terjadi. Untuk penderita RLS, dokter biasanya menyarankan untuk berendam atau mandi dengan air hangat sebelum tidur.
Meski tidak selalu berbahaya, fidgeting yang terjadi berulang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, jika Anda mengalami beberapa gejala fidgeting dan merasa terganggu olehnya, jangan ragu berkonsultasi ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang mendasarinya.