Filler hidung adalah prosedur kecantikan untuk memperbaiki bentuk hidung agar lebih proporsional dan sesuai dengan keinginan pasien. Filler hidung dilakukan dengan menyuntikkan filler ke dalam hidung tanpa proses pembedahan. 

Filler hidung bisa menggunakan beragam bahan, tetapi umumnya menggunakan gel asam hialuronat. Hasil dari prosedur ini bisa bertahan antara 4 bulan hingga 3 tahun, tergantung pada jenis filler dan respons tubuh masing-masing individu. 

Filler Hidung dan Manfaatnya yang Perlu Anda Ketahui - Alodokter

Dibandingkan dengan rhinoplasty, filler hidung dinilai aman dan praktis karena hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit. Selain itu, risiko efek samping yang muncul akibat prosedur ini relatif rendah.

Tujuan Filler Hidung

Secara umum, filler hidung memiliki berbagai tujuan estetika yang dapat membantu memperbaiki penampilan hidung, antara lain:

  • Membuat hidung lebih tinggi dan lurus
  • Menyamarkan punggung hidung yang menonjol
  • Menyeimbangkan bentuk hidung yang bengkok
  • Menambah panjang hidung atau menajamkan ujung hidung 
  • Mengangkat ujung hidung (tip rotation) dengan menyuntikkan filler di bagian bawah hidung untuk menciptakan ilusi hidung yang lebih terangkat
  • Memperbaiki ketidakseimbangan atau bagian yang cekung di sekitar lubang hidung (alar rim)

Peringatan Filler Hidung

Filler hidung merupakan prosedur yang aman, tetapi tidak disarankan untuk seseorang yang memiliki kondisi berikut: 

  • Penyakit autoimun
  • Gangguan pembekuan darah
  • Alergi terhadap komponen filler seperti lidokain, atau adanya infeksi di area injeksi
  • Ibu hamil dan menyusui
  • Riwayat herpes simplex
  • Pernah menjalani operasi hidung dengan bahan silikon atau kandungan injeksi yang tidak diketahui

Khusus untuk penderita gangguan dismorfik tubuh (body dysmorphic disorder/BDD), rujukan ke psikiater perlu dilakukan jika hendak menjalani filler hidung. Hal ini karena penderita BDD berisiko tidak puas dengan hasil prosedur sehingga dapat melakukan tuntutan hukum dengan tuduhan malpraktik, bahkan jika secara medis tidak ada kesalahan. 

Sebelum Filler Hidung

Sebelum menjalani prosedur filler hidung, pasien perlu berdiskusi dengan dokter terkait bentuk hidung yang diinginkan. Pasien juga wajib menandatangani formulir persetujuan dan pengambilan foto sebelum tindakan dilakukan.

Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan adalah:

  • Hindari konsumsi obat antiinflamasi, aspirin, vitamin E, dan obat pengencer darah, minimal 1 minggu sebelum prosedur. Berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter jika sedang menggunakan obat-obatan tersebut.
  • Perbanyak konsumsi suplemen atau makanan kaya vitamin K untuk mengurangi risiko terjadinya memar atau perdarahan.
  • Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik dengan minum cukup air putih.
  • Jangan makan berlebihan sebelum filler hidung dilakukan. Hal ini untuk mengurangi risiko mual selama atau setelah prosedur.

Prosedur Filler Hidung

Proses filler hidung tergolong sederhana. Berikut adalah tahapan yang dilakukan dokter:

  • Membersihkan area hidung dan sekitarnya dengan antiseptik. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko infeksi.
  • Mengoleskan bius topikal, seperti lidocaine dan prilocaine, ke hidung. Efek bius biasanya mulai terasa dalam waktu 45 menit.
  • Menyuntikkan filler sesuai dengan hasil konsultasi dan bentuk hidung yang diinginkan pasien.

Setelah Filler Hidung

Setelah filler hidung, pasien mungkin mengalami efek samping ringan, seperti bengkak, kemerahan, atau memar di area bekas suntikan. Namun, efek ini bersifat sementara dan biasanya akan mereda dalam 1–2 hari. Untuk meminimalkan efek samping, pasien disarankan untuk:

  • Tidak memijat area yang disuntik selama 3–4 hari 
  • Menghindari aktivitas berat dan paparan panas berlebihan, seperti sauna
  • Tidak mengonsumsi obat herbal dan suplemen yang dapat meningkatkan risiko perdarahan dan memar, seperti ginseng, echinacea, bawang putih, kondroitin, glukosamin, Ginkgo biloba, milk thistle dan kava

Hasil akhir filler hidung akan terlihat sepenuhnya dalam waktu 1–2 minggu. Agar hasil filler hidung optimal, dokter akan menganjurkan pasien untuk menjalani beberapa kali kontrol setelah prosedur. Berikut adalah jadwal dan tujuannya:

  • Hari ke-7 hingga ke-14 setelah prosedur
    Dokter akan mengevaluasi hasil awal dan memeriksa reaksi seperti kemerahan, bengkak, atau tanda-tanda infeksi. Pasien juga akan diminta untuk memperhatikan dan mencatat gejala yang mungkin muncul setelah minggu pertama.
  • Minggu ke-4 hingga ke-6 pasca penyuntikan:
    Pada tahap ini, dokter akan menilai apakah filler stabil sekaligus mendeteksi kemungkinan terbentuknya benjolan atau bentuk yang tidak normal.
  • 3 hingga 6 bulan setelah tindakan (opsional)
    Kontrol lanjutan ini dianjurkan jika pasien memiliki riwayat reaksi imun, hasil filler yang tidak stabil, atau mengalami keluhan yang berulang.

Efek Samping dan Komplikasi Filler Hidung

Meski tergolong aman, prosedur ini tetap bisa menimbulkan efek samping, antara lain:

  • Nyeri dan memar
  • Perdarahan di area bekas suntikan
  • Kemerahan dan pembengkakan
  • Ruam disertai gatal
  • Mual 
  • Luka dan jaringan parut akibat kerusakan kulit
  • Infeksi di area bekas suntikan
  • Perpindahan filler ke area lain, termasuk bawah mata

Jika tidak ditangani dengan baik, efek samping dapat berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius, seperti:

  • Bentuk hidung tidak simetris akibat teknik penyuntikan yang kurang tepat. 
  • Reaksi alergi, seperti demam, gatal hebat, dan nyeri
  • Infeksi kulit, seperti bisul, selulitis dan herpes
  • Efek Tyndall, yaitu munculnya warna kebiruan jika filler disuntik terlalu dangkal
  • Permukaan kulit tidak rata akibat penyuntikan yang terlalu dekat dengan permukaan kulit
  • Sumbatan di pembuluh darah yang menimbulkan nyeri hebat, kulit pucat atau kebiruan, pembengkakan, bahkan nekrosis
  • Kebutaan atau stroke jika filler masuk ke pembuluh darah yang menuju ke mata atau otak

Pada jangka panjang, filler hidung juga bisa menimbulkan komplikasi berupa:

  • Bekas luka dan perubahan warna kulit
  • Granuloma, yang muncul sebagai reaksi tubuh terhadap benda asing, terutama filler permanen
  • Infeksi kronis