Fimosis adalah kondisi saat kulit kepala penis atau kulup melekat dengan kepala penis. Hal ini normal terjadi pada bayi dan anak laki-laki karena kulup akan mengendur seiring pertambahan usia anak. Namun, fimosis yang disertai gejala, seperti nyeri atau bengkak, bisa menandakan adanya penyakit.
Fimosis pada bayi dan anak laki-laki merupakan hal normal yang terjadi karena perkembangan kulit kepala penis belum sempurna. Seiring bertambahnya usia, kulup akan memiliki lapisan kulit yang kering sehingga dapat terpisah dari kepala penis. Biasanya, kulup mulai terpisah dari kepala penis ketika anak memasuki usia 2–6 tahun.
Pada sebagian pria dewasa, fimosis bisa merupakan hal yang memang dimiliki sejak lahir dan tidak menimbulkan gangguan. Namun, fimosis pada pria dewasa umumnya terjadi akibat penyakit, seperti infeksi, di mana kulup yang tadinya sudah terpisah dengan kepala penis jadi menempel kembali. Kondisi ini memerlukan pengobatan.
Penyebab Fimosis
Fimosis akibat penyakit dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari infeksi, cedera, atau penyakit kulit tertentu. Peradangan atau luka akibat kondisi tersebut dapat menyebabkan nanah atau jaringan parut yang membuat kulup menempel.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan fimosis:
- Peradangan pada kepala penis (balanitis), biasanya karena infeksi atau kebersihan penis yang kurang terjaga
- Infeksi menular seksual
- Lichen sclerosus
- Eksim
- Psoriasis
- Lichen planus
- Cedera pada penis dan jaringan parut
Gejala Fimosis
Penderita fimosis dapat mengalami keluhan-keluhan, seperti:
- Kulup menempel dengan kepala penis
- Kulup menutupi seluruh kepala penis dan ujung kulup terlihat seperti karet yang ketat
- Kulup terasa sakit dan bengkak
- Keluar kotoran berwarna putih seperti keju dan berbau masam dari dalam kulup
- Kulup berwarna merah, ungu, cokelat tua, atau hitam
- Kulup menggembung ketika buang air kecil
- Aliran urine yang melemah atau lebih lambat
- Nyeri ketika ereksi atau berhubungan seksual
- Nyeri di perut bagian bawah
Kapan harus ke dokter
Seperti yang telah disebutkan di atas, fimosis bisa menjadi tahapan normal dalam tumbuh kembang anak laki-laki dan tidak menimbulkan masalah hingga dewasa. Namun, fimosis yang disertai dengan keluhan tertentu perlu dikonsultasikan ke dokter.
Anda bisa bertanya ke dokter dari rumah lewat Chat Bersama Dokter agar mendapatkan jawaban yang tepat dengan lebih cepat. Dokter bisa memberikan saran untuk pengobatan atau perawatan pertama untuk phimosis. Jika memang diperlukan, dokter dapat menyarankan pasien untuk ke rumah sakit atau IGD terdekat.
Segera temui dokter atau datang ke IGD rumah sakit terdekat bila Anda atau anak Anda mengalami fimosis yang disertai gejala berikut:
- Nyeri tidak tertahankan pada kulup
- Timbul tanda-tanda infeksi, seperti demam, menggigil, atau sakit kepala
- Sulit atau tidak bisa buang air kecil
Diagnosis Fimosis
Untuk mendiagnosis fimosis, biasanya dokter cukup menanyakan gejala yang dialami pasien dan melakukan pemeriksaan penis. Dokter akan melihat kondisi kepala penis, kulup, kemudian menilai keparahan fimosis yang dialami pasien.
Selain itu, dokter akan bertanya seputar riwayat penyakit yang bisa menjadi penyebab fimosis. Jika diperlukan, pasien yang diduga menderita infeksi akan dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan penunjang berupa tes urine dan kultur cairan atau lendir yang keluar dari penis.
Pengobatan Fimosis
Fimosis bukan masalah yang serius bila tidak menimbulkan gejala. Bagi orang tua yang anaknya mengalami fimosis, jangan menarik kulup penis secara paksa. Hal tersebut malah bisa memperburuk kondisi. Orang tua bisa membantu membersihkan kemaluan anak dengan air dan sabun yang tidak mengandung pewangi.
Jika fimosis menimbulkan gejala yang mengganggu, dokter akan memberikan terapi sesuai usia pasien dan tingkat keparahan yang dialami pasien. Berikut ini adalah jenis pengobatan yang dapat disarankan oleh dokter:
Obat-obatan
Jenis obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengatasi fimosis antara lain:
- Kortikosteroid, misalnya betametason, fluticasone, hydrocortisone, triamcinolone, yang dikombinasikan dengan latihan peregangan, untuk melenturkan kulup
- Antibiotik, untuk mengatasi kulup atau kepala penis yang terkena infeksi bakteri
- Antijamur, untuk mengobati fimosis akibat infeksi jamur
Operasi atau sunat
Operasi bisa dilakukan jika pemberian obat-obatan tidak efektif mengobati fimosis. Pada prosedur ini, dokter akan membuat sayatan pada kulup agar lebih mudah ditarik ke belakang.
Dokter mungkin juga akan menyarankan pasien untuk menjalani sunat. Sunat bisa menjadi pilihan yang tepat jika:
- Fimosis sudah sangat mengganggu
- Fimosis disebabkan oleh lichen sclerosus
- Kortikosteroid tidak membantu melenturkan kulup
- Hubungan intim terasa sakit
- Sering terjadi infeksi saluran kemih akibat fimosis
- Kulup memiliki banyak jaringan parut
Fimosis pada pria dewasa dapat mengganggu aktivitas seksual karena menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri. Jika fimosis tidak disunat, dokter akan menyarankan pasien untuk menggunakan kondom dan pelumas ketika berhubungan intim.
Komplikasi Fimosis
Jika fimosis bertambah parah dan tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat menimbulkan beberapa komplikasi, yaitu:
- Parafimosis, di mana kulup tidak bisa kembali ke posisi semula setelah ditarik secara paksa
- Peradangan pada kulup dan kepala penis (balanopostitis)
- Robekan pada kulup
- Pembusukan jaringan kepala penis (nekrosis)
- Kanker penis
Pencegahan Fimosis
Sunat merupakan salah satu cara untuk mencegah fimosis. Pada anak-anak atau orang dewasa yang belum atau tidak sunat, beberapa upaya berikut bisa dilakukan untuk mencegah fimosis:
- Tidak menarik atau membuka dengan paksa kulup penis bayi atau balita
- Menarik kulup secara perlahan dan memastikan kulup sudah kembali ke posisi semula setelah buang air kecil
- Membasuh area penis secara rutin dengan air hangat dan sabun yang tidak mengandung pewangi, serta menjaganya agar tetap kering