Flek paru-paru atau tuberkulosis (TB) paru merupakan infeksi bakteri yang ditandai dengan batuk lebih dari 2 minggu. Jika tidak diobati, flek paru-paru bisa menyebabkan komplikasi pada organ lain dan membahayakan penderitanya.
Berdasarkan data TB Global tahun 2021, penderita TB atau flek paru-paru di Indonesia mencapai 824.000 orang. Penyakit ini bersifat menular dan penderita flek paru-paru perlu mengonsumsi obat selama beberapa bulan untuk membunuh bakteri penyebab kondisi ini.
Flek paru-paru atau TB terdiri dari dua fase, yaitu TB laten dan TB aktif. Fase laten terjadi ketika seseorang terpapar bakteri TB, tetapi bakteri hanya berdiam di dalam tubuh. Penderita TB laten tidak mengalami gejala dan tidak berpotensi menulari penyakit ini kepada orang lain.
Sementara itu, fase TB aktif terjadi ketika seseorang sudah menderita TB, mengalami gejala TB, dan bisa menularkan TB kepada orang lain.
Penyebab Flek Paru-Paru
Flek paru-paru disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menular melalui droplets atau percikan ludah penderita TB aktif ketika batuk, bersin, berbicara, atau meludah.
Kontak langsung dengan penderita TB aktif menjadi satu-satunya cara penyebaran flek paru-paru. Penderita flek paru-paru aktif dapat menularkan penyakit ini ke 5–15 orang lainnya melalui kontak dekat dalam kurun waktu 1 tahun.
Bakteri penyebab TB bisa saja berada dalam tubuh penderitanya dalam kondisi tidak aktif (TB laten) selama bertahun-tahun. Flek paru-paru dapat menjadi aktif kembali pada beberapa orang.
Anda lebih rentan terinfeksi flek paru-paru jika berada dalam kondisi berikut ini:
- Berada di sekitar orang yang menderita flek paru-paru
- Lansia
- Bayi
- Tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan tidak terjaga kebersihannya
- Memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, seperti pada penderita HIV/AIDS, diabetes, kanker, penyakit ginjal yang parah, atau sedang menjalani kemoterapi
- Mengalami gizi buruk
Gejala Flek Paru-Paru
Tubuh akan berusaha melawan segala jenis benda asing, termasuk bakteri penyebab flek paru-paru. Pada beberapa orang, kekebalan tubuh yang lebih kuat akan mencegah munculnya gejala infeksi bakteri TB serta menularkannya ke orang lain.
Sementara itu, jika infeksi bakteri TB menimbulkan gejala, berikut ini adalah beberapa gejala TB atau flek paru-paru yang muncul:
- Batuk parah yang terjadi lebih dari 2 minggu
- Batuk disertai darah atau dahak
- Nyeri dada saat bernapas
- Sesak napas
- Malaise
- Penurunan berat badan yang tidak direncanakan
- Kelelahan
- Demam
- Berkeringat di malam hari
- Menggigil
- Nafsu makan menurun
Namun, gejala-gejala tersebut menyerupai gejala penyakit lain. Oleh karena itu, konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami gejala flek paru-paru, terutama jika Anda lebih rentan terinfeksi penyakit ini. Penyakit TB yang terdiagnosis sejak dini relatif lebih mudah untuk diobati dan tidak menimbulkan komplikasi.
Pemeriksaan dan Pengobatan Flek Paru-Paru
Jika mengalami gejala flek paru-paru, segera periksakan diri Anda ke dokter untuk menjalani pemeriksaan, baik dengan pemeriksaan sampel dahak (pemeriksaan BTA) maupun tes cepat molekuler.
Dokter akan menegakkan diagnosis flek paru-paru berdasarkan hasil pemeriksaan BTA positif, minimal dari satu sampel.
Jika terdiagnosis positif flek paru-paru, dokter akan memberikan obat antituberkulosis yang harus dikonsumsi setiap hari selama jangka waktu tertentu.
Selain dapat mengobati flek paru-paru, pengobatan TB juga memiliki beberapa tujuan penting lainnya, seperti:
- Mempertahankan kualitas hidup pasien
- Mencegah kematian akibat flek paru-paru aktif maupun efek lanjutannya
- Mencegah kekambuhan flek paru-paru
- Mencegah penularan penyakit ke orang lain
- Mencegah perkembangan dan penularan resisten obat
Obat antituberkulosis yang diberikan dokter mengandung minimal empat macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi. Obat-obatan tersebut antara lain adalah:
- Isoniazid
- Rifampicin
- Pyrazinamide
- Ethambutol
- Streptomycin
Pengobatan flek paru-paru terbagi menjadi 2 tahapan, yaitu tahap awal dan tahap lanjutan.
Pengobatan tahap awal diberikan selama 2 bulan pertama untuk menurunkan jumlah bakteri penyebab flek paru-paru yang terdapat di dalam tubuh penderitanya. Jika obat diminum secara teratur dalam 2 minggu pertama, potensi penularan penyakit menjadi lebih rendah.
Sementara pada tahap lanjutan, pengobatan ditujukan untuk membunuh sisa-sisa bakteri penyebab TB, sehingga pasien dapat sembuh dan terhindar dari kekambuhan. Pengobatan tahap lanjutan ini diberikan selama 4 bulan.
Perlu diingat, konsumsi obat antituberkulosis untuk menyembuhkan flek paru-paru ini harus sesuai petunjuk dokter. Jika penderita flek paru-paru tidak meminum obat seperti yang diresepkan, infeksi akan jauh lebih sulit untuk diobati karena bakteri menjadi resisten terhadap pengobatan.
Sama seperti pengobatan lainnya, obat antituberkulosis juga bisa menimbulkan efek samping. Efek samping pengobatan flek paru-paru adalah ruam kulit, mual, sakit perut, gatal, penyakit kuning, atau urine berwarna merah.
Flek paru-paru yang tidak mendapatkan pengobatan sejak dini dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen dan berbagai komplikasi lainnya, seperti kerusakan tulang belakang, meningitis, gangguan hati dan ginjal, serta gangguan jantung.
Oleh karena itu, segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami gejala flek paru-paru untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai.