Floxifar adalah obat untuk mengatasi berbagai jenis infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih, infeksi kulit, hingga infeksi pernapasan. Floxifar mengandung bahan aktif ciprofloxacin. Obat ini tersedia dalam bentuk kaplet yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Ciprofloxacin di dalam Floxifar tergolong dalam kelompok antibiotik jenis quinolone. Obat ini bekerja dengan cara menghambat DNA gyrase, yaitu enzim penting yang dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup dan memperbanyak diri. Berbekal cara kerja tersebut, Floxifar dapat menghentikan bakteri penyebab infeksi dan gejala yang disebabkannya.
Beberapa penyakit akibat infeksi bakteri yang bisa diobati dengan Floxifar meliputi:
- Pneumonia
- Infeksi saluran kemih, termasuk prostatitis, atau cystitis
- Infeksi menular seksual, seperti uretritis atau servisitis gonore
- Infeksi saluran pencernaan, misalnya demam tifoid
- Infeksi tulang dan sendi
- Infeksi kulit dan jaringan lunak
Perlu diingat bahwa obat berbahan aktif ciprofloxacin, termasuk Floxifar tidak bisa digunakan untuk mengatasi infeksi virus, seperti flu atau common cold (batuk pilek biasa).
Apa Itu Floxifar
Bahan aktif | Ciprofloxacin 500 mg |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antibiotik quinolone |
Manfaat | Mengobati infeksi bakteri |
Dikonsumsi oleh | Dewasa usia ≥18 tahun |
Floxifar untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Floxifar untuk ibu menyusui | Floxifar umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui selama digunakan sesuai anjuran dokter. |
Bentuk obat | Kaplet |
Peringatan sebelum Mengonsumsi Floxifar
Floxifar hanya boleh digunakan sesuai dengan resep dokter. Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi Floxifar:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Floxifar tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini atau obat lain dari golongan quinolone, seperti levofloxacin dan moxifloxacin.
- Informasikan ke dokter jika Anda pernah atau sedang menderita myasthenia gravis, penyakit ginjal, penyakit liver, diabetes, radang sendi, tendinitis, serta gangguan elektrolit, seperti hipokalemia dan hipomagnesemia.
- Beri tahu dokter jika Anda atau keluarga pernah atau sedang menderita penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, aterosklerosis, atau aneurisma aorta.
- Informasikan kepada dokter jika Anda atau keluarga Anda memiliki riwayat gangguan irama jantung (aritmia), kelainan pada hasil EKG, atau henti jantung mendadak pada usia muda.
- Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki kelainan genetik tertentu, seperti defisiensi G6PD, sindrom Ehlers-Danlos, atau sindrom Marfan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal. Hal ini untuk mengantisipasi interaksi antarobat.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang membutuhkan kewaspadaan setelah minum Floxifar. Konsumsi obat yang mengandung ciprofloxacin dapat menyebabkan pusing sehingga mengganggu konsentrasi.
- Hindari paparan sinar matahari yang terlalu lama dan gunakan tabir surya jika hendak beraktivitas di luar ruangan pada siang hari setelah minum Floxifar. Penggunaan obat yang mengandung ciprofloxacin dapat menyebabkan kulit lebih mudah terbakar.
- Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Floxifar.
Dosis dan Aturan Pakai Floxifar
Dosis Floxifar yang diresepkan oleh dokter dapat berbeda-beda untuk tiap pasien. Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Floxifar berdasarkan kondisi pasien:
Kondisi: Infeksi saluran pernapasan dan infeksi kulit
- Dewasa: 1–1½ kaplet, 2 kali sehari, selama 7–14 hari.
Kondisi: Demam tifoid (tipes)
- Dewasa: 1 kaplet, 2 kali sehari, selama 7 hari.
Kondisi: Prostatitis
- Dewasa: 1–1½ kaplet, 2 kali sehari. Lama pengobatan 2–4 minggu untuk prostatitis akut atau 4–6 minggu untuk prostatitis kronis.
Kondisi: Cystitis
- Dewasa: Untuk cystitis ringan, dosisnya ½–1 kaplet, 2 kali sehari, selama 3 hari. Untuk cystitis berat, dosisnya 1 kaplet, 2 kali sehari, selama 7 hari.
Kondisi: Infeksi tulang dan sendi
- Dewasa: 1–1½ kaplet, 2 kali sehari. Lama pengobatan maksimal 3 bulan.
Kondisi: Radang panggul, radang pada testis (orchitis), atau epididimitis akibat infeksi gonorrhea
- Dewasa: 1–1½ kaplet, 2 kali sehari, selama setidaknya 14 hari.
Kondisi: Uretritis atau servisitis akibat infeksi gonorrhea
- Dewasa: 1 kaplet sebagai dosis tunggal
Cara Mengonsumsi Floxifar dengan Benar
Ikutilah anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada label kemasan obat sebelum mengonsumsi Floxifar. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa persetujuan dokter.
Berikut ini adalah cara menggunakan Floxifar dengan benar yang perlu Anda ketahui agar memperoleh hasil pengobatan yang maksimal:
- Konsumsilah Floxifar saat atau sesudah makan untuk mencegah timbulnya sakit maag.
- Telan kaplet Floxifar secara utuh dengan bantuan air putih.
- Jika Anda baru saja mengonsumsi susu maupun produk olahan susu, sebaiknya tunggu setidaknya 2 jam sebelum minum Floxifar.
- Konsumsilah Floxifar secara teratur sesuai anjuran dokter. Jika Anda lupa atau terlewat, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, jika jadwal minum obat berikutnya sudah kurang dari 6 jam, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis pada waktu selanjutnya.
- Jangan menghentikan pengobatan sebelum waktu yang ditentukan oleh dokter meski gejala yang diderita sudah membaik sebelum obat habis. Hal ini dapat menyebabkan infeksi kambuh dan lebih sulit diobati.
- Jika Anda mengonsumsi Floxifar dalam jangka panjang, dokter mungkin akan meminta Anda untuk kontrol rutin. Ikutilah jadwal kontrol yang ditentukan agar respons tubuh terhadap obat bisa terpantau dengan baik.
- Simpan Floxifar di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Floxifar dengan Obat Lain
Mengingat Floxifar mengandung ciprofloxacin, interaksi yang dapat terjadi jika produk ini digunakan secara bersamaan dengan obat lain adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung yang membahayakan nyawa jika digunakan dengan obat antiaritmia, antibiotik makrolid, cisapride, antidepresan trisiklik, atau obat antipsikotik
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping ciprofloxacin jika digunakan bersama probenecid
- Peningkatan risiko terjadinya hipotensi yang berbahaya jika digunakan dengan tizanidine
- Peningkatan risiko terjadinya kejang, status epileptikus, henti jantung mendadak, atau gagal napas jika digunakan bersama dengan teofilin
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan pada tendon, termasuk tendon rusak, jika digunakan dengan obat golongan kortikosteroid
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari kafein, seperti tremor, sakit kepala, atau sulit tidur
- Peningkatan efek samping obat methotrexate, clozapine, atau ropinirole
- Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen dan aspirin
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama warfarin
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, selalu konsultasikan dengan dokter jika hendak menggunakan obat lain bersama Floxifar.
Efek Samping dan Bahaya Floxifar
Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi Floxifar adalah:
- Mual dan muntah
- Sakit perut
- Kantuk
- Diare
- Sakit maag
- Lelah atau lemas
- Keputihan dan gatal pada vagina
Periksakan diri ke dokter atau berkonsultasilah dengan dokter melalui chat jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik atau makin parah. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan penanganan awal.
Segera cari pertolongan medis jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius seperti di bawah ini:
- Reaksi alergi obat, yang ditandai dengan sulit bernapas, gatal-gatal, atau bengkak di bibir maupun kelopak mata
- Demam, yang diikuti dengan ruam merah keungguan di seluruh tubuh yang melepuh dan mengelupas
- Gejala tendinitis atau tendon robek, seperti nyeri, bengkak, kaku, atau sulit menggerakkan sendi tertentu
- Gangguan irama jantung, yang gejalanya berupa denyut jantung cepat, tidak beraturan, pusing berat seperti akan pingsan, dan sesak napas
- Nyeri berat yang timbul mendadak di perut, dada, atau punggung
- Diare berat, kram perut, dan darah atau lendir pada tinja
- Gejala hipoglikemia, antara lain gemetar atau tremor, kulit pucat, keringat dingin, jantung berdebar, atau gangguan penglihatan
- Tanda gangguan liver, seperti warna kulit dan mata menguning, urine berwarna gelap, nyeri perut, serta tinja berwarna pucat seperti tanah liat
- Perubahan suasana hati dan perilaku, seperti depresi, linglung, cemas, atau muncul keinginan untuk menyakiti diri sendiri maupun bunuh diri