Floxigra adalah obat antibiotik untuk mengatasi berbagai penyakit akibat infeksi bakteri. Floxigra mengandung ciprofloxacin yang mampu membunuh bakteri penyebab infeksi. Obat dalam sediaan kaplet ini dapat dibeli dengan resep dokter.
Dalam satu kaplet Floxigra, terkandung 500 mg ciprofloxacin. Obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim DNA gyrase dan topoisomerase IV pada bakteri. Tanpa enzim tersebut, bakteri tidak bisa bertahan hidup dan berkembang biak. Alhasil, infeksi bakteri dan gejalanya berangsur sembuh.
Ciprofloxacin merupakan antibiotik quinolone berspektrum luas. Artinya, antibiotik jenis ini bisa untuk mengatasi berbagai macam infeksi bakteri. Sejumlah penyakit akibat infeksi bakteri yang bisa diobati dengan Floxigra meliputi:
- Pneumonia
- Infeksi saluran kemih, termasuk prostatitis, infeksi ginjal, atau infeksi kandung kemih
- Infeksi menular seksual, seperti gonore atau servisitis
- Infeksi saluran pencernaan, misalnya demam tifoid dan paratifoid
- Konjungtivitis
- Infeksi mata dan telinga
- Infeksi tulang dan sendi
- Infeksi kulit dan jaringan lunak
- Penyakit pes
- Anthrax
Perlu diketahui bahwa obat ini tidak dapat mengatasi infeksi yang disebabkan virus, seperti batuk pilek atau flu.
Apa Itu Floxigra
Bahan aktif | Ciprofloxacin 500 mg |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antibiotik jenis quinolone |
Manfaat | Mengobati infeksi bakteri |
Dikonsumsi oleh | Dewasa usia ≥18 tahun |
Floxigra untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Floxigra tidak direkomendasikan untuk ibu hamil. | |
Floxigra untuk ibu menyusui | Floxigra tidak dianjurkan untuk ibu menyusui. Jangan menyusui sampai 2 hari setelah pengobatan selesai. |
Bentuk obat | Kaplet |
Peringatan sebelum Mengonsumsi Floxigra
Floxigra tidak direkomendasikan untuk anak usia <18 tahun. Hal ini karena penggunaan ciprofloxacin dapat menyebabkan kerusakan sendi pada anak yang masih dalam masa pertumbuhan.
Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan Floxigra yaitu:
- Beri tahu dokter tetang riwayat alergi yang Anda miliki. Floxigra tidak boleh digunakan pada orang yang alergi terhadap ciprofloxacin atau obat lain dari kelompok antibiotik jenis quinolone, seperti levofloxacin.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang atau pernah menderita diabetes, radang sendi, penyakit liver, penyakit ginjal, myasthenia gravis, atau gangguan elektrolit, terutama hipokalemia dan hipomagnesemia.
- Beri tahu dokter jika Anda menderita neuropati perifer; atau kondisi yang menyebabkan kejang, seperti epilepsi, tumor otak, atau cedera kepala.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita hipertensi, aneurisma, atau penyakit jantung. Informasikan juga kepada dokter jika Anda baru saja mengalami serangan jantung.
- Informasikan kepada dokter jika Anda atau keluarga Anda memiliki riwayat gangguan irama jantung (aritmia), kelainan pada hasil EKG, atau henti jantung mendadak pada usia muda.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah mengalami gangguan mental, seperti depresi, atau pernah melakukan percobaan bunuh diri.
- Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki kelainan genetik tertentu, seperti defisiensi G6PD, sindrom Marfan, atau penyakit Behcet.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah menjalani transplantasi organ, seperti transplantasi jantung, transplantasi ginjal, atau transplantasi paru-paru.
- Jangan mengonsumsi Floxigra jika Anda sedang hamil atau sedang menyusui.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter mengenai obat lain yang sedang Anda gunakan, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan setelah minum Floxigra. Penggunaan obat yang mengandung ciprofloxacin bisa menyebabkan pusing sehingga mengganggu konsentrasi.
- Hindari paparan sinar matahari yang terlalu lama setelah minum Floxigra. Gunakan tabir surya jika hendak beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. Penggunaan obat yang mengandung ciprofloxacin dapat menyebabkan kulit mudah mengalami sunburn. Hubungi dokter jika sunburn makin parah.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Floxigra jika direncanakan untuk menjalani prosedur medis apa pun. Penggunaan obat berbahan aktif ciprofloxacin bisa membuat hasil tes fungsi hati tidak akurat.
- Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi atau efek samping serius setelah minum Floxigra.
Dosis dan Aturan Pakai Floxigra
Dosis dan lama pengobatan dengan Floxigra tergantung pada penyakit yang diobati dan respons tubuh pasien terhadap pengobatan.
Berikut adalah rekomendasi dosis ciprofloxacin di dalam Floxigra:
Kondisi: Infeksi saluran pernapasan dan infeksi kulit
- Dewasa: 1–1½ kaplet, 2 kali sehari, selama 7–14 hari.
Kondisi: Demam tifoid (tipes)
- Dewasa: 1 kaplet, 2 kali sehari, selama 7 hari.
Kondisi: Infeksi kandung kemih (cystitis)
- Dewasa: 1 kaplet, 2 kali sehari, selama 3 hari.
Kondisi: Infeksi ginjal (pyelonefritis)
- Dewasa: 1 kaplet, 2 kali sehari, selama 7–14 hari.
Kondisi: Prostatitis
- Dewasa: 1–1½ kaplet, 2 kali sehari. Lama pengobatan 2–4 minggu untuk prostatitis akut atau 4–6 minggu untuk prostatitis kronis.
Kondisi: Otitis eksterna yang berat
- Dewasa: 1½ kaplet, 2 kali sehari, selama 7–14 hari. Pemberian Floxigra dapat dilanjutkan hingga 3 bulan sesuai kondisi pasien.
Kondisi: Infeksi tulang dan sendi
- Dewasa: 1–1½ kaplet, 2 kali sehari. Lama pengobatan maksimal 3 bulan.
Kondisi: Radang panggul, radang pada testis (orchitis), atau epididimitis
- Dewasa: 1–1½ kaplet, 2 kali sehari, selama setidaknya 14 hari.
Kondisi: Infeksi di area rongga perut
- Dewasa: 1–1½ kaplet, 2 kali sehari, selama 5–14 hari.
Kondisi: Uretritis atau servisitis akibat gonore
- Dewasa: 1 kaplet sebagai dosis tunggal
Kondisi: Anthrax
- Dewasa: 1 kaplet, 2 kali sehari, selama 60 hari.
Cara Mengonsumsi Floxigra dengan Benar
Gunakan Floxigra sesuai anjuran dokter dan aturan pakai yang tertera pada label kemasan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa sepengetahuan dokter.
Berikut adalah panduan menggunakan Floxigra:
- Konsumsilah Floxigra bersama makanan atau pada saat makan untuk mencegah timbulnya sakit maag.
- Telan tablet dengan bantuan segelas air putih.
- Konsumsilah Floxigra pada waktu yang sama setiap harinya. Jika terlewat dari jadwal, segera minum obat ini begitu teringat. Namun bila jadwal minum obat selanjutnya kurang dari 6 jam, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Minumlah air putih yang cukup dan kurangi asupan kafein selama menggunakan Floxigra. Hal ini untuk mencegah timbulnya efek samping.
- Tetap gunakan Floxigra sampai waktu yang ditentukan dokter meski gejala infeksi sudah membaik. Berhenti menggunakan Floxigra sebelum waktunya dapat menyebabkan infeksi kambuh dan lebih sulit diobati.
- Patuhi jadwal kontrol jika dokter menyarankan untuk kembali lagi setelah mengonsumsi Floxigra. Anda mungkin perlu menjalani beberapa pemeriksaan untuk memantau hasil terapi dan mendeteksi kemungkinan timbulnya efek samping.
- Simpan Floxigra di tempat kering dan sejuk dan terhindar dari paparan sinar matahari, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Floxigra dengan Obat Lain
Mengingat Floxigra mengandung ciprofloxacin, efek interaksi yang dapat terjadi jika produk ini digunakan bersama obat lain adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya kejang, status epileptikus, atau henti jantung, jika digunakan bersama teofilin
- Peningkatan risiko terjadinya hipotensi dan kantuk yang berlebihan jika digunakan bersama tizanidine
- Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid
- Peningkatan risiko gangguan irama jantung jika digunakan dengan obat antiaritmia, antibiotik makrolid, cisapride, antidepresan trisiklik, atau obat antipsikotik
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan pada sendi jika digunakan bersama obat kortikosteroid
- Peningkatan efek samping ciprofloxacin jika digunakan bersama probenecid
- Peningkatan efek samping obat methotrexate, clozapine, atau ropinirole
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, selalu beri tahu dokter jika hendak menggunakan obat apa pun bersama Floxigra.
Jika Anda sedang mengonsumsi obat lain, terutama obat antasida atau suplemen yang mengandung zat besi, konsumsilah Floxigra setidaknya 2 jam sebelum atau 4 jam setelah minum obat atau suplemen tersebut. Hal ini bertujuan untuk mencegah penurunan efektivitas ciprofloxacin di dalam Floxigra.
Selain dengan obat, ciprofloxacin dalam Floxigra juga dapat berinteraksi dengan makanan atau minuman. Konsumsi minuman berkafein selama menggunakan Floxigra dapat meningkatkan efek kafein, seperti jantung berdebar, cemas, dan sulit tidur.
Makanan tinggi kalsium juga dapat menurunkan efektivitas ciprofloxacin jika dikonsumsi bersamaan atau dalam waktu yang berdekatan. Contoh makanan tinggi kalsium adalah susu, keju, atau yoghurt.
Efek Samping dan Bahaya Floxigra
Efek samping yang mungkin timbul setelah minum obat yang mengandung cirpofloxacin, seperti Floxigra, adalah:
- Sakit maag, nyeri perut
- Mual atau muntah
- Diare
- Pusing atau sakit kepala
- Mulut kering
- Kantuk
- Keputihan atau gatal di vagina
Temui dokter jika efek samping yang muncul tidak kunjung reda atau malah memberat. Hentikan konsumsi Floxigra dan carilah pertolongan medis jika Anda mengalami reaksi alergi obat, atau efek samping serius berikut ini:
- Gejala kerusakan saraf, seperti kesemutan, mati rasa, atau rasa terbakar di tangan atau kaki
- Gejala tendinitis atau tendon robek, seperti nyeri, bengkak, kaku, atau sulit menggerakkan sendi tertentu
- Perubahan suasana hati dan perilaku, seperti depresi, linglung, paranoia, halusinasi, atau muncul keinginan untuk menyakiti diri sendiri maupun bunuh diri
- Nyeri berat yang timbul mendadak di perut, dada, atau punggung
- Gangguan irama jantung, yang gejalanya berupa denyut jantung cepat dan tidak beraturan, pusing berat seperti akan pingsan, sesak napas
- Gejala hipoglikemia, antara lain gemetar atau tremor, kulit pucat, keringat dingin, jantung berdebar, atau gangguan penglihatan
- Gejala gangguan liver, misalnya urine berwarna gelap, nyeri perut, tinja pucat seperti tanah liat, atau warna kulit dan mata menguning
- Gejala gangguan ginjal, seperti urine yang keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali
- Sakit kepala yang parah, telinga berdenging, penglihatan buram, dan nyeri di belakang mata
- Demam, diikuti dengan ruam merah keungguan di seluruh tubuh yang melepuh dan mengelupas
- Diare cair terus menerus, kram perut, diare berdarah