Flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A yang ditularkan oleh unggas ke manusia. Ada banyak jenis virus flu burung, tetapi hanya beberapa yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
Flu burung pernah mewabah di Asia, Afrika, Timur Tengah, serta beberapa bagian Eropa, dan menyebabkan kematian pada sebagian penderitanya. Gejala penyakit ini bervariasi, dari tanpa gejala sama sekali, gejala ringan, hingga gejala yang parah dan bisa berakibat fatal.
Selain dapat menular ke manusia, virus penyebab flu burung juga diketahui dapat menyebar ke hewan lainnya, seperti sapi. Hewan ternak lain juga dapat menyebarkan virus ini ke manusia. Oleh karena itu, meski kasusnya sudah berkurang, langkah antisipasi untuk mencegah penyakit ini perlu selalu dipertahankan.
Penyebab Flu Burung
Flu burung disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A yang berasal dari burung. Sebagian besar jenis virus flu burung hanya dapat menyerang dan menular pada unggas, baik unggas liar maupun unggas peternakan, seperti ayam, bebek, angsa, dan burung.
Namun, ada beberapa jenis virus flu burung, seperti virus H5N1, yang bisa menginfeksi manusia dan hewan lainnya. Contoh hewan lain yang bisa terkena flu burung dan menularkannya ke manusia antara lain:
- Sapi
- Kambing
- Kelinci
- Anjing
- Kucing
Unggas atau hewan yang terinfeksi flu burung akan mengeluarkan virus melalui air liur, lendir, dan kotorannya. Seseorang dapat tertular virus ini ketika tidak sengaja menelan atau menghirup percikan cairan tubuh atau kotoran unggas yang terinfeksi.
Penularan juga bisa terjadi bila seseorang menyentuh mata, hidung, atau mulutnya dengan tangan yang sudah terkontaminasi virus dari cairan tubuh atau kotoran unggas. Meskipun jarang terjadi, flu burung juga bisa menular antarmanusia.
Risiko terinfeksi virus flu burung akan lebih tinggi pada orang yang memiliki kondisi berikut ini:
- Bekerja sebagai peternak atau penjagal unggas
- Tinggal di dekat peternakan unggas atau pasar unggas hidup
- Bekerja sebagai tenaga kesehatan yang merawat penderita flu burung
- Pergi ke daerah atau tempat terjadinya wabah flu burung
Gejala Flu Burung
Gejala flu burung umumnya baru muncul 2–5 hari setelah terpapar virus ini. Gejala yang timbul pada tiap penderita juga dapat berbeda-beda, mulai dari yang ringan hingga parah. Secara umum, penderita flu burung akan mengalami gejala berupa:
- Demam
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Hidung berair atau tersumbat
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kelelahan
- Sesak napas
Pada beberapa kasus, gejala lain yang juga dapat timbul antara lain:
- Muntah
- Sakit perut
- Diare
- Gusi berdarah
- Mimisan
- Nyeri dada
- Mata merah (konjungtivitis)
Pada kasus infeksi berat, flu burung bahkan bisa menyebabkan infeksi paru-paru, gagal napas atau acute respiratory distress syndrome (ARDS), kejang, dan gangguan saraf.
Kapan harus ke dokter
Periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala flu burung seperti yang telah disebutkan di atas, terutama jika gejala tersebut muncul setelah mengunjungi daerah yang sedang mengalami wabah flu burung. Pastikan juga untuk memberi tahu dokter jika Anda pernah berkunjung ke peternakan atau pasar unggas.
Flu burung dapat menyebabkan terjadinya komplikasi serius pada beberapa penderita yang memiliki kondisi tertentu, seperti ibu hamil, orang dengan daya tahan yang lemah, atau kelompok usia 10-39 tahun. Jika Anda memiliki kondisi tersebut dan mengalami gejala flu burung, segera periksakan diri ke dokter.
Diagnosis Flu Burung
Dokter akan melakukan anamnesis atau tanya jawab mengenai keluhan dan gejala yang dialami pasien, riwayat kesehatan, riwayat perjalanan, dan kegiatan yang baru dilakukan pasien.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital, seperti suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi, dan laju napas, serta pemeriksaan dada.
Jika dokter mencurigai pasien terjangkit flu burung, pemeriksaan lanjutan akan dilakukan guna memastikan diagnosis, yaitu:
- Kultur swab (usap) hidung dan tenggorokan, untuk memeriksa adanya virus pada hidung atau tenggorokan
- Tes PCR, untuk mengetahui keberadaan virus yang menyebabkan flu burung
- Tes darah, untuk mengetahui kadar sel darah putih yang berfungsi melawan infeksi di dalam tubuh
- Foto Rontgen dada, untuk mendapatkan gambaran kondisi paru-paru
Pengobatan Flu Burung
Pengobatan untuk menangani flu burung bisa berbeda-beda, tergantung pada gejala yang dialami. Pasien yang telah terdiagnosis flu burung akan dirawat di ruang isolasi di rumah sakit untuk mencegah penularan pada pasien lain.
Obat-obatan antivirus merupakan obat utama yang digunakan untuk mengatasi flu burung. Beberapa obat antivirus yang biasanya diberikan adalah:
- Oseltamivir
- Peramivir
- Zanamivir
- Amantadine
- Rimantadine
Obat antivirus dapat meredakan gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan peluang pasien untuk sembuh. Obat ini perlu dikonsumsi secepatnya dalam waktu 2 hari setelah gejala muncul.
Selain untuk pengobatan, obat antivirus tersebut juga bisa digunakan sebagai obat untuk mencegah flu burung. Oleh karena itu, obat ini terkadang diberikan kepada orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien, seperti para petugas medis yang menangani pasien, atau anggota keluarga dan kerabat pasien.
Jika pasien mengalami gangguan napas yang cukup parah, seperti hipoksemia, dokter akan memasangkan alat bantu napas dan ventilator untuk membantu mengatasinya.
Komplikasi Flu Burung
Beberapa komplikasi yang dapat dialami oleh penderita flu burung adalah:
- Pneumonia
- Sepsis
- Acute respiratory distress syndrome (ARDS)
- Kegagalan organ, misalnya gagal jantung dan gagal ginjal
- Kematian
Pencegahan Flu Burung
Cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi flu burung adalah dengan mencegah paparan virus. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
- Mencuci tangan secara rutin atau menggunakan hand sanitizer ketika tidak ada air dan sabun
- Menghindari masakan mentah atau setengah matang, termasuk daging merah, daging unggas, dan telur
- Menghindari konsumsi susu yang belum menjalani proses pasteurisasi
- Menggunakan alat pelindung diri ketika harus kontak dengan hewan yang sakit atau mati, termasuk hewan peliharaan
- Tidak mengunjungi daerah atau tempat terjadinya wabah flu burung
- Mengenakan alat pelindung diri sesuai standar jika bekerja di peternakan unggas
Sampai saat ini, belum ada vaksin khusus untuk mencegah flu burung. Untuk menurunkan risiko terinfeksi penyakit ini, vaksinasi flu tahunan dapat diberikan kepada orang yang kontak erat dengan unggas, misalnya peternak unggas dan dokter hewan.