Fungsi sumsum tulang belakang adalah menyampaikan sinyal saraf dari otak ke tubuh dan sebaliknya. Sinyal ini dapat diartikan sebagai perintah untuk bergerak atau merasakan sensasi. Jika fungsi sumsum tulang terganggu, penderitanya sangat mungkin mengalami gangguan gerak.
Sumsum tulang belakang membentang di tengah punggung dengan panjang sekitar 45 cm pada pria dan 43 cm pada wanita. Ada lima bagian pada sumsum tulang belakang, yaitu leher (servikal), dada (torakal), punggung (lumbal), panggul (sakral), dan tulang ekor.
Sebagai bagian dari sistem saraf pusat, sumsum tulang belakang berfungsi untuk mengantarkan pesan dari saraf tepi yang terletak di seluruh tubuh ke otak maupun sebaliknya.
Pesan yang sudah diproses otak akan memberikan perintah ke otot tubuh untuk bergerak. Pada kasus tertentu, sumsum tulang belakang juga dapat bertindak secara refleks atau mandiri, meski tidak ada sinyal dari otak.
Fungsi Sumsum Tulang Belakang
Sebagai pengantar pesan, sumsum tulang belakang memiliki empat fungsi penting, yaitu:
1. Menyampaikan pesan dari pancaindra ke otak
Fungsi sumsum tulang belakang yang pertama adalah menyampaikan pesan sensorik dari organ pancaindra, misalnya telinga, kulit, dan lidah, menuju otak. Dengan kemampuan ini, seseorang bisa mengenali berbagai rangsangan sensorik, seperti sentuhan, getaran, rasa nyeri, suara, maupun rasa pahit dan manis.
2. Mengontrol gerak tubuh
Peran lain sumsum tulang belakang adalah mengatur gerakan otot yang menempel di tulang (otot rangka), seperti berjalan, berlari, mengangkat benda, dan menulis.
Otak mengirim sinyal melalui sumsum tulang belakang untuk menggerakkan otot-otot yang diperlukan, sehingga tubuh dapat bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan lancar.
3. Mengatur gerakan organ
Sumsum tulang belakang juga mengatur gerakan otonom, yaitu gerakan yang terjadi tanpa disadari dan tidak bisa dikontrol, di berbagai organ tubuh. Hal ini meliputi gerakan dinding usus, ukuran pupil mata, dan detak jantung.
4. Mengelola refleks tubuh
Selain mengendalikan gerakan sadar, sumsum tulang belakang juga berperan dalam menghasilkan refleks, yaitu respons otomatis dan cepat tubuh terhadap suatu rangsangan.
Sebagai contoh, saat tangan Anda menyentuh sesuatu yang panas, sumsum tulang belakang akan mengirim sinyal ke otot agar Anda segera menarik tangan. Dengan begitu, kulit dan jaringan sekitarnya tidak terluka atau mengalami kerusakan.
Gangguan yang Dapat Terjadi pada Sumsum Tulang Belakang
Cedera tulang belakang adalah salah satu kondisi yang dapat memengaruhi fungsi sumsum tulang belakang. Kondisi medis ini bisa mengurangi kemampuan gerak tubuh, bahkan fungsi organ.
Selain itu, ada pula kondisi lain yang dapat memengaruhi fungsi sumsum tulang belakang, yaitu:
- Hernia nukleus pulposus (HNP), kondisi ketika bantalan antartulang belakang keluar dari tempatnya dan menekan saraf di dekatnya
- Mielitis transversal akut, peradangan pada satu atau lebih bagian sumsum tulang belakang
- Spondilosis servikal, kerusakan pada tulang leher yang dapat menekan sumsum tulang belakang
- Patah tulang belakang, biasanya akibat cedera, benturan keras, atau kecelakaan
- Stenosis spinal, penyempitan ruas tulang belakang sehingga menyebabkan tekanan pada saraf atau saraf kejepit
- Tumor tulang belakang, ketika terjadi pertumbuhan sel yang tidak terkendali di jaringan pada sumsum tulang belakang
- Infeksi pada sumsum tulang belakang, biasanya akibat infeksi yang menyebar dari organ lain
Beberapa kondisi di atas bisa menyebabkan nyeri punggung hingga keluhan yang berat, seperti kelumpuhan, penurunan fungsi indra, gangguan buang air kecil atau buang air besar, gangguan pergerakan usus, bahkan penyakit jantung.
Untuk mengatasi gangguan pada tulang belakang, dokter akan menyesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi yang penderita alami. Dokter biasanya akan memberikan obat antinyeri atau antiradang terlebih dahulu untuk mengurangi rasa sakit yang berat.
Sementara itu, untuk mengobati infeksi bakteri pada sumsum tulang belakang, dokter akan meresepkan antibiotik dan beberapa obat lain yang disesuaikan dengan kondisi penderita.
Penanganan melalui operasi mungkin menjadi pilihan terakhir bila gangguan sumsum tulang belakang sudah sangat berat hingga mengancam nyawa. Selama proses pemulihan, terapi fisik atau fisioterapi dan penggunaan alat bantu tertentu umumnya disarankan.
Penting diketahui bahwa fungsi tulang belakang yang terganggu umumnya membutuhkan waktu lama untuk kembali pulih. Bahkan, kecacatan bisa saja terjadi bila kondisinya sudah berat dan penanganan medis telat diberikan.