Gejala bipolar pada anak terkadang tidak disadari oleh orang tua. Padahal, kondisi ini bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembang dan prestasi anak bila tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk mengenali gejala bipolar yang dialami anak.
Gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati dengan sangat drastis atau mood swing. Anak dengan gangguan bipolar bisa tiba-tiba menjadi sangat murung, padahal beberapa saat sebelumnya terlihat sangat bahagia.
Meski anak-anak memang memiliki pola tingkah laku dan emosi yang belum stabil, tetapi anak dengan bipolar kerap mengalami perubahan emosi yang sangat mudah terjadi dan cenderung tidak beralasan.
Apa Saja Gejala Bipolar pada Anak?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gejala bipolar pada anak cenderung sulit dikenali dan dibedakan dengan perilaku normal pada anak-anak seusianya. Beberapa gejalanya juga bisa mirip dengan gangguan mental lain, seperti ADHD.
Salah satu ciri khas gangguan bipolar pada anak adalah adanya beberapa fase mood yang disebut episode. Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa episode mood tersebut:
Episode mania
Episode mania ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat drastis. Pada fase ini, anak dengan bipolar bisa merasakan semangat yang berlebihan. Selain itu, pada episode ini juga dapat muncul beberapa gejala, seperti:
- Bicaranya terlalu cepat, terkadang tidak jelas, dan mudah mengganti topik pembicaraan
- Pikirannya tidak realistis, misalnya percaya bahwa dirinya memiliki kekuatan super atau kehebatan tertentu
- Tindakannya cenderung berlebihan dan bahkan berbahaya, misalnya menggunakan obat-obatan terlarang, mengonsumsi minuman beralkohol, atau melompat keluar dari mobil yang sedang berjalan
- Sangat berenergi, jarang beristirahat, dan sulit tidur
- Sulit fokus dan konsentrasi
Episode depresi
Setelah merasakan semangat yang berlebihan, penderita bipolar akan memasuki episode depresi. Pada episode ini, anak akan cenderung kehilangan semangat hingga merasa putus asa akibat suasana hati yang memburuk.
Selama melalui episode depresi, anak dengan gangguan bipolar akan mengalami gejala lain, seperti:
- Sedih dan merasa putus asa tanpa sebab yang jelas
- Mudah marah, cemas, dan khawatir secara berlebihan
- Mudah lelah dan sering mengeluh sakit di bagian tubuh tertentu, misalnya sakit perut atau sakit kepala
- Terlalu banyak tidur atau justru jarang tidur
- Sering makan atau tidak mau makan
- Malas beraktivitas atau kurang antusias pada hal-hal yang biasanya suka ia lakukan
- Lebih banyak diam, sering mengurung diri di kamar, dan tidak mau bergaul
- Pesimis, putus asa, dan merasa dirinya tidak berguna
- Nekat melukai diri sendiri atau menyatakan ingin bunuh diri
Kedua episode yang sangat bertolak belakang ini terjadi silih berganti dalam waktu yang tidak terduga, bisa dalam hitungan jam, hari, minggu, atau lebih lama lagi. Namun, terkadang ada periode normal di antara kedua episode ini.
Apa Penyebab Gangguan Bipolar pada Anak?
Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan bipolar pada anak maupun orang dewasa. Namun, ada beberapa hal yang diduga dapat meningkatkan risiko seorang anak mengalami gangguan bipolar, yaitu:
1. Faktor keturunan
Seorang anak berpotensi menderita bipolar jika salah satu anggota keluarganya, baik ayah, ibu, atau saudara kandung, juga mengalami kondisi yang sama. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa gangguan bipolar bersifat keturunan. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.
2. Kelainan struktur dan fungsi otak
Di dalam otak, terdapat senyawa kimia yang berperan sebagai penghantar rangsangan ke sel saraf di seluruh tubuh. Senyawa ini disebut juga neurotransmiter. Jika jumlah neurotransmiter kurang, sistem pengendali aktivitas otak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, termasuk bagian yang mengatur emosi dan perilaku.
3. Trauma psikologis
Selain faktor biologis di atas, gangguan bipolar pada anak juga diduga dapat disebabkan oleh tekanan atau stres berat yang mengakibatkan anak mengalami trauma psikologis.
Trauma ini bisa terjadi akibat banyak hal, misalnya perceraian atau kematian orang tua, pola asuh yang salah, kekerasan dalam rumah tangga, atau perundungan.
Apakah Gangguan Bipolar pada Anak Bisa Disembuhkan?
Hingga saat ini, belum ada langkah pengobatan yang dapat menyembuhkan gangguan bipolar. Namun, gejalanya bisa diringankan dengan obat-obatan, seperti obat penstabil mood (mood stabilizer) dan antipsikotik, serta psikoterapi oleh psikiater.
Selain untuk meringankan gejala, penanganan bipolar pada anak juga bertujuan untuk beberapa hal berikut ini:
- Memastikan agar anak dapat kembali belajar di sekolah dengan baik
- Mencegah anak terjerumus ke pergaulan bebas atau penyalahgunaan NAPZA
- Menghindari anak dari perilaku menyakiti diri sendiri atau percobaan bunuh diri
- Memberikan dukungan emosional pada anak dan membimbing orang tua untuk memberikan pola asuh yang sesuai
Gejala-gejala di atas tidak dapat dijadikan patokan utama untuk mendiagnosis anak mengalami bipolar. Hal ini karena tidak semua gangguan mood dan perilaku menjadi tanda bahwa anak mengalami gangguan bipolar. Bisa jadi gejala tersebut muncul akibat masalah lain, misalnya depresi pada anak.
Untuk memastikan apakah gejala-gejala yang Si Kecil alami termasuk dalam gangguan bipolar pada anak, diperlukan pemeriksaan dari psikolog atau psikiater. Dengan begitu psikiater atau psikolog dapat mengindentifikasi gejala tersebut sekaligus memberikan penanganan yang tepat.