Penyakit kulit pada anak tidak hanya disebabkan oleh infeksi, tetapi juga bisa dari asupan makanan. Maka dari itu, yuk, coba Bunda cek lagi makanan apa saja yang perlu diberikan secara hati-hati kepada Si Kecil, terutama jika ia punya riwayat alergi kulit.
Makanan yang dikonsumsi anak dapat menentukan kesehatan kulitnya, baik itu dari jenis makanan maupun kandungan nutrisinya. Jenis makanan atau kekurangan nutrisi tertentu dapat menyebabkan gangguan kulit. Namun, kadang orang tua tidak menyadari bahwa kondisi kulit anaknya disebabkan oleh makanan.
Penyakit Kulit yang Dipengaruhi Asupan Makanan
Ada beberapa jenis penyakit kulit pada anak yang dipengaruhi oleh asupan makanan, di antaranya:
1. Alergi makanan
Gatal dan kulit kemerahan adalah reaksi paling umum dari alergi makanan. Selain gatal, alergi makanan dapat mendatangkan reaksi yang lebih berbahaya, seperti sesak napas, muntah, dan wajah bengkak.
Sebuah studi menyebutkan, setidaknya ada 8 jenis makanan yang paling berisiko menyebabkan reaksi alergi pada anak. Makanan ini adalah susu sapi, telur, kedelai, gandum, ikan, kerang, kacang tanah, dan almond.
Untuk mengetahui apakah anak mengalami alergi makanan, cobalah berikan setiap makanan baru tanpa dicampur dengan makanan lain, sehingga Bunda dapat mengenali makanan mana yang mungkin membuat Si Kecil alergi.
2. Eksim (dermatitis atopik)
Berbeda dengan alergi makanan, eksim merupakan kondisi kulit anak yang sudah ada sejak lahir dan biasanya diturunkan. Kulit anak yang memiliki eksim cenderung kering, pecah-pecah, serta mudah merah dan gatal, tanpa adanya alergi.
Meski begitu, sekitar 30% anak yang mengalami eksim juga cenderung memiliki alergi terhadap makanan tertentu. Bahkan, alergi makanan dapat memicu atau memperburuk gejala eksim. Jadi, anak yang memiliki eksim juga akan disarankan untuk menghindari makanan pemicu alergi agar eksimnya tidak kambuh.
3. Ruam popok
Ruam popok tidak hanya disebabkan oleh kondisi popok yang kurang bersih. Makanan yang asam diduga dapat membuat feses anak bersifat asam pula. Sifat asam ini dapat mengiritasi kulit sehingga kulit di sekitar anus menjadi perih dan kemerahan.
Jadi, sebaiknya hati-hati saat memberikan makanan asam, seperti tomat, jeruk, stroberi, nanas, dan makanan atau minuman berbahan dasar buah ini ya, Bun. Pastikan juga untuk rutin mengganti popok yang kotor serta bersihkan area sekitar kelamin dan bokong Si Kecil hingga benar-benar kering.
4. Karotenemia
Karotenemia merupakan kondisi yang ditandai dengan kulit tampak kekuningan atau oranye akibat kadar beta-karoten berlebihan dalam darah. Hal ini dapat terjadi ketika bayi terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi karoten, seperti wortel, jagung, kentang, kuning telur, bayam, dan labu.
Kondisi ini sebenarnya bukanlah sebuah gangguan, tapi banyak orang tua yang khawatir ketika melihat kulit anaknya kuning. Untuk mencegah dan mengatasinya, hindari terlalu banyak memberikan makanan tinggi karoten pada Si Kecil dan variasikan dengan jenis makanan lain.
5. Kulit tipis dan kering
Kulit anak yang tipis dan kering ditandai dengan kulit yang bersisik serta mudah terluka dan memar. Rambut anak yang kulitnya seperti ini juga tipis dan mudah rontok. Biasanya, kondisi ini dialami oleh anak yang kurang asupan makanan atau malnutrisi.
6. Crazy pavement dermatoses
Crazy pavement dermatoses juga merupakan salah satu kelainan kulit pada anak yang terjadi akibat kurangnya asupan protein atau kwashiorkor. Kelainan ini dapat ditandai dengan kulit yang kering dengan bercak-bercak merah muda atau cokelat yang mengelupas.
Untuk mengatasi penyakit kulit akibat kekurangan gizi, salah satu cara efektif yang bisa dilakukan adalah memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh melalui pola makan sehat dan bergizi seimbang.
Sekarang sudah tahu, kan, jenis-jenis penyakit kulit pada anak yang dipengaruhi asupan makanan? Meski ada beberapa makanan yang dapat memicu penyakit kulit, bukan berarti jenis makanan tersebut tidak boleh diberikan kepada anak-anak sama sekali. Bunda perlu menghindari suatu jenis makanan hanya bila Si Kecil terbukti alergi terhadap bahan makanan tersebut.
Apabila perbaikan pola makan tetap tidak berpengaruh pada kondisi kulit Si Kecil, Bunda dianjurkan untuk memeriksakannya ke dokter. Dengan begitu, dokter bisa menentukan penyebab dari penyakit kulit yang dialami Si Kecil dan memberikan penanganan.