Gangguan perilaku pada anak adalah suatu kondisi ketika anak sering berperilaku menyimpang dan di luar batas, sehingga berpotensi merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Anak yang memiliki gangguan perilaku sering kali dianggap nakal dan bahkan agresif.
Setiap anak memiliki karakter yang berbeda. Terkadang, anak bisa tampak baik dan menggemaskan. Namun, ada kalanya anak bisa terlihat nakal dan mengganggu. Akan tetapi, Bunda dan Ayah perlu waspada jika Si Kecil sering melakukan kenakalan yang jauh lebih parah dan berbeda dari anak-anak lain yang sebaya.
Seorang anak bisa dikatakan mengalami gangguan perilaku jika ia memiliki pola tingkah laku yang menyimpang dan berulang atau menetap selama lebih dari 6 bulan.
Gangguan perilaku pada anak bisa menyebabkan ia bermasalah di sekolahnya atau dengan teman-temannya. Anak yang mengalami gangguan perilaku cenderung sulit bergaul dan memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan anggota keluarga di rumah atau orang lain di lingkungan sekitarnya.
Gejala dan Tanda Gangguan Perilaku pada Anak
Gangguan perilaku pada anak umumnya bisa terlihat ketika anak sudah bersekolah. Akan tetapi, pada kasus tertentu, gangguan perilaku juga bisa terlihat ketika anak berusia lebih muda, misalnya ketika masih balita.
Anak dengan gangguan perilaku biasanya akan menunjukkan pola tingkah laku sebagai berikut:
- Mudah marah atau sulit menahan emosi
- Impulsif atau sulit menahan dorongan untuk melakukan sesuatu
- Sering membantah atau melawan orang lain, misalnya orang tua, kakak, atau guru di sekolahnya
- Kerap melakukan kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, pada orang lain atau hewan
- Sering mengejek orang lain atau perilaku bullying, berkelahi, dan berbuat onar
- Gemar melempar dan merusak barang saat marah
- Sering melakukan perbuatan yang kurang baik, misalnya mencuri dan berbohong, dan malas belajar
- Sering melanggar aturan sekolah seperti sering bolos sekolah, merokok, atau bahkan minum minuman beralkohol dan menggunakan narkoba
Selain itu, gangguan perilaku juga bisa membuat anak kecanduan terhadap hal tertentu, misalnya bermain game. Pada sebagian kasus, anak yang memiliki gangguan perilaku bahkan bisa berbuat asusila, seperti pelecehan seksual atau melakukan seks bebas dengan teman sebayanya.
Faktor Risiko Terjadinya Gangguan Perilaku pada Anak
Hingga saat ini, penyebab terjadinya gangguan perilaku pada anak belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko anak mengalami gangguan perilaku, antara lain:
Riwayat kesehatan atau kondisi medis tertentu
Masalah kesehatan tertentu yang dialami anak sejak ia masih dalam kandungan hingga setelah dilahirkan juga turut berperan dalam meningkatkan risiko gangguan perilaku yang dialami anak.
Beberapa faktor yang dimaksud meliputi gangguan kesehatan pada ibu selama hamil, kekurangan gizi, kelahiran prematur, atau adanya kelainan atau gangguan otak pada anak.
Selain itu, pola hidup buruk seperti sering mengonsumsi alkohol, merokok, atau menggunakan obat-obatan terlarang saat hamil juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami gangguan perilaku nantinya.
Masalah psikologis atau gangguan mental pada anak, seperti depresi, skizofrenia, gangguan kepribadian, dan gangguan bipolar, juga dapat membuat anak cenderung memiliki gangguan perilaku.
Pola asuh dan hubungan keluarga
Seorang anak juga lebih berisiko mengalami gangguan perilaku jika ia memiliki masalah dalam hubungan keluarga atau pola asuh yang tidak baik.
Anak yang diasuh atau dibesarkan dalam lingkungan yang kurang harmonis atau pernah mengalami kekerasan, baik secara fisik, psikologis, atau seksual, juga lebih berisiko mengalami gangguan perilaku.
Faktor keturunan atau genetik
Selain kedua faktor di atas, seorang anak juga berisiko mengalami gangguan perilaku bila salah satu anggota keluarganya juga ada yang menderita gangguan perilaku.
Beberapa Jenis Gangguan Perilaku pada Anak
Ada beberapa jenis gangguan perilaku yang cukup sering terjadi pada anak, di antaranya:
1. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
ADHD merupakan gangguan perilaku yang paling sering ditemui pada anak-anak. ADHD ditandai dengan gejala sulit fokus dalam mengerjakan sesuatu, ceroboh, banyak bicara, dan tidak bisa diam (hiperaktif). Selain itu, anak dengan ADHD juga sering kali berbuat usil, jahil, atau mengganggu aktivitas yang dilakukan oleh orang lain.
2. Autisme
Autisme merupakan gangguan perilaku pada anak yang membuat anak sulit berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anak yang memiliki gangguan autisme sering kali mengalami perubahan atau perilaku yang berbeda dari anak-anak lain, misalnya:
- Marah, menangis, atau tertawa tanpa alasan yang jelas
- Cenderung bertindak atau melakukan gerakan tertentu secara berulang, seperti mengayun tangan atau memutar-mutarkan badan
- Rutin menjalani aktivitas tertentu dan marah jika rutinitasnya terganggu
- Bahasa atau gerakan tubuh yang cenderung kaku
- Hanya menyukai atau mengonsumsi makanan tertentu
3. Oppositional defiant disorder (ODD)
ODD biasanya mulai muncul pada anak yang berusia 8–12 tahun. Selain mudah marah, anak dengan ODD biasanya berperilaku menentang atau tidak patuh pada aturan, baik di rumah maupun sekolah.
Anak juga sering kali sengaja mengganggu orang lain bahkan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang diperbuatnya. Penderita ODD juga memiliki sifat pendendam dan sering kali melakukan balas dendamnya pada orang lain.
4. Conduct disorder (CD)
Conduct disorder adalah gangguan perilaku dan emosi serius yang membuat anak menunjukkan perilaku kekerasan, suka merusak benda tertentu, dan cenderung sulit mengikuti aturan di sekolah maupun di rumah.
Anak yang memiliki gangguan perilaku jenis ini biasanya gemar berbohong dan menipu, bahkan tidak segan melakukan perbuatan yang melanggar hukum, seperti vandalisme, berkelahi, atau melukai orang lain. Anak-anak yang memilki gangguan perilaku conduct disorder juga mungkin suka menyiksa hewan.
Apa pun jenisnya, gangguan perilaku pada anak merupakan kondisi yang perlu segera dideteksi dan ditangani oleh psikolog dan psikiater. Jika tidak ditangani sejak dini, gangguan perilaku pada anak berpotensi berkembang menjadi gangguan mental yang dapat mengganggu tumbuh kembang dan kualitas hidup anak.
Untuk menentukan jenis gangguan perilaku, psikiater dan psikolog dapat melakukan pemeriksaan psikologi pada anak. Setelah jenis gangguan perilaku pada anak diketahui, ia mungkin akan mendapatkan penanganan berupa psikoterapi, terapi bermain, atau mendapatkan obat-obatan, jika diperlukan.
Mendidik anak dengan gangguan perilaku memang tidak mudah. Para orang tua yang anaknya memiliki gangguan perilaku perlu bersabar dan memberikan perhatian serta kasih sayang lebih kepada anak. Jangan ragu untuk meminta saran dari psikolog atau psikiater terkait cara tepat mendidik dan membimbing anak dengan gangguan ini.