Gangguan tidur adalah kelainan pada pola tidur seseorang. Kondisi ini dapat menimbulkan penurunan kualitas tidur yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan penderitanya.
Gangguan tidur dapat ditandai dengan mengantuk di siang hari, sulit tidur di malam hari, atau siklus tidur dan bangun tidur yang tidak teratur. Gangguan tidur yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan risiko munculnya berbagai penyakit lain, seperti hipertensi dan penyakit jantung.
Jenis dan Penyebab Gangguan Tidur
Berdasarkan bentuk kelainan atau gejalanya, gangguan tidur terbagi dalam beberapa jenis. Di bawah ini adalah beberapa jenis gangguan tidur yang sering terjadi:
1. Insomnia
Insomnia adalah kondisi ketika seseorang sulit tidur atau butuh waktu yang sangat lama sampai bisa tidur. Insomnia dapat disebabkan oleh kebiasaan sebelum tidur yang tidak baik, gangguan mental, restless legs syndrome, atau penyakit tertentu (salah satunya gangguan kelenjar pineal).
2. Hipersomnia
Hipersomnia adalah kondisi ketika penderitanya tidur sangat panjang sehingga penderitanya selalu mengantuk di siang hari. Ada berbagai hal yang berpotensi menyebabkan hipersomnia atau tidur berlebihan, salah satunya adalah depresi.
3. Tidur berjalan
Penyakit tidur berjalan (sleepwalking) dalam istilah medis disebut somnabulisme. Penderita kondisi ini sering bangun, berjalan, atau melakukan berbagai kegiatan dalam keadaan tidur, tetapi ia tidak menyadari apa yang dilakukannya. Kondisi ini bisa dialami oleh orang dewasa dan juga anak-anak.
4. Nightmare (mimpi buruk)
Mimpi buruk terjadi saat otak menyebabkan seseorang memimpikan hal-hal yang meresahkan. Belum diketahui mengapa kondisi ini terjadi. Namun, mimpi buruk pada anak diduga dipicu oleh rasa cemas atau takut bila jauh dari orang tuanya.
5. Sleep terror (teror tidur)
Teror tidur lebih sering terjadi pada anak-anak, terutama yang berusia 4–8 tahun. Penderita teror tidur dapat tampak ketakutan hingga berteriak ketika tidur. Pada anak, kondisi ini dapat dipicu oleh kelelahan atau demam.
Gejala Gangguan Tidur
Ada berbagai gejala yang dialami oleh seseorang yang menderita gangguan tidur, antara lain:
- Bangun dan tidur di waktu yang tidak teratur
- Sulit tidur di malam hari
- Gerakan tungkai yang tidak disengaja saat ingin tertidur
- Irama napas yang tidak normal saat tidur
- Ketakutan, bermimpi buruk, berteriak, atau berjalan ketika tidur
- Kebiasaan mendengkur, tersedak, mengertakkan gigi, atau berhenti bernapas sesaat, ketika sedang tidur
- Sering terbangun saat sudah tertidur dan sulit untuk tidur kembali
- Tidak dapat menggerakkan badan ketika bangun tidur (ketindihan/sleep paralysis)
- Sering mengantuk di siang hari sehingga dapat tiba-tiba tertidur di waktu yang tidak wajar, misalnya saat mengemudi
- Kesemutan atau sensasi yang menjalar di tangan dan kaki
- Lemah otot, badan lemas, atau sering merasa lelah
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gangguan tidur, terutama bila sudah mengganggu kegiatan sehari-hari. Berikut adalah hal-hal yang perlu diwaspadai dan dikonsultasikan ke dokter:
- Tertidur ketika sedang mengemudi
- Sulit terjaga ketika sedang menonton televisi atau membaca buku
- Sulit berkonsentrasi saat di sekolah, kantor, atau di rumah
- Penurunan performa di tempat kerja atau sekolah
- Sulit mengingat sesuatu
- Lambat dalam merespons sesuatu
Diagnosis Gangguan Tidur
Dokter akan menanyakan pola tidur pasien, meliputi berapa lama waktu tidur, apakah sering terbangun ketika sedang tidur, atau apakah sering tertidur ketika sedang beraktivitas di siang hari. Dokter juga dapat bertanya tentang kebiasaan pasien saat tidur pada teman sekamar atau keluarga pasien.
Dokter juga akan menanyakan apakah pasien memiliki masalah emosional, pernah atau sedang menderita penyakit tertentu, atau sedang menggunakan obat-obatan yang dapat menurunkan kualitas tidur.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa saluran pernapasan pasien, seperti hidung, mulut, atau tenggorokan.
Selanjutnya, dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang, seperti:
- Polisomnografi atau sleep study, untuk menganalisis level oksigen, gerakan tubuh, dan gelombang otak ketika tidur
- Electroencephalogram (EEG), untuk mengukur aktivitas listrik di otak
- Tes darah, untuk mendiagnosis penyakit tertentu yang dapat menyebabkan gangguan tidur.
- CT scan, untuk mendeteksi kelainan di otak yang menyebabkan gangguan tidur
Pengobatan Gangguan Tidur
Cara mengobati gangguan tidur tergantung pada penyebabnya. Di bawah ini adalah beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan tidur:
1. Perubahan gaya hidup
Pada dasarnya, penerapan pola hidup sehat dapat meningkatkan kualitas tidur seseorang. Beberapa bentuk gaya hidup sehat yang dapat dilakukan adalah:
- Mengonsumsi lebih banyak makanan berserat, seperti sayuran dan buah-buahan
- Membatasi asupan gula dengan mengurangi konsumsi cemilan yang manis
- Berolahraga secara rutin
- Mengelola stres dengan baik
- Membuat jadwal tidur harian dan menaati jadwal tersebut dengan disiplin
- Mengurangi konsumsi kafein, terutama pada sore dan malam hari
- Mengurangi konsumsi minuman beralkohol
- Menghentikan penggunaan HP setidaknya 30 menit sebelum tidur untuk menghindari dampak negatif HP terhadap kualitas tidur
- Tidak merokok
- Menjauhi kebiasaan tidur sepanjang hari pada hari libur, karena dapat mengubah pola tidur di hari kerja
2. Psikoterapi
Salah satu contoh psikoterapi yang dapat dilakukan adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir penderita gangguan tidur.
3. Penggunaan alat khusus ketika tidur
Pada penderita hipersomnia, dokter mungkin akan menganjurkan penggunaan alat khusus ketika tidur. Alat tersebut terdiri dari masker oksigen yang tersambung ke alat yang dinamakan continuous positive airway pressure (CPAP). Terapi CPAP berguna untuk membuat saluran pernapasan tetap terbuka.
4. Obat-obatan
Obat-obatan yang biasa diberikan oleh psikiater untuk mengatasi gangguan tidur antara lain:
- Obat penenang
- Obat antidepresan
Komplikasi Gangguan Tidur
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi ketika seseorang menderita gangguan tidur, di antaranya:
- Penurunan libido
- Munculnya keriput dan kantung mata
- Sering lupa
- Berat badan meningkat
- Penurunan konsentrasi, kemampuan penalaran, dan pemecahan masalah, sehingga sulit membuat keputusan
- Penurunan prestasi di sekolah atau performa di tempat kerja
- Gangguan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan umum
- Kecelakaan saat bekerja atau berkendara akibat menurunnya kewaspadaan
- Peningkatan risiko terkena penyakit, seperti hipertensi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung
Pencegahan Gangguan Tidur
Gangguan tidur dapat dicegah dengan beberapa cara berikut:
- Menciptakan lingkungan yang baik untuk tidur
- Menghindari alkohol, kafein, dan rokok
- Tidak bekerja hingga larut malam
- Tidur sesuai jadwal
- Berolahraga rutin