Gegar otak ringan adalah gangguan fungsi otak sementara akibat cedera atau benturan keras di kepala. Meski sifatnya ringan, kondisi ini tetap tidak boleh disepelekan. Ini karena penanganan yang tidak tepat bisa menghambat proses pemulihan sehingga mengganggu aktivitas penderitanya.
Gegar otak ringan termasuk salah satu jenis cedera otak dengan gejala maupun efek samping yang tidak terlalu berat. Orang dengan gegar otak ringan biasanya dapat kembali beraktivitas normal dalam beberapa hari atau minggu. Meski tidak mengancam nyawa, gegar otak ringan tetap dianggap kondisi serius yang perlu ditangani dengan tepat.
Penyebab dan Tanda Gegar Otak Ringan
Gegar otak ringan paling sering disebabkan oleh cedera saat berolahraga, terjatuh dari ketinggian, atau kecelakaan lalu lintas. Cedera ini juga lebih berisiko terjadi pada orang yang berusia di atas 65 tahun atau memiliki gangguan saraf, seperti demensia.
Gejala khas dari gegar otak ringan adalah tidak sadar kurang dari 30 menit atau hilang ingatan (amnesia) kurang dari 24 jam. Namun, gejala tersebut tidak selalu terjadi. Beberapa gejala lain juga bisa dialami penderitanya beberapa hari setelah cedera, seperti:
- Sakit kepala
- Nyeri leher
- Pusing
- Merasa sangat lemas
- Telinga berdenging
- Mual dan muntah
- Pandangan tampak kabur atau berbayang
- Bicara tidak jelas atau cadel
- Lebih sensitif terhadap cahaya dan suara
- Tampak bingung atau merespons lebih lambat saat diajak bicara
- Gangguan tidur, baik insomnia, terlalu banyak tidur (hipersomnia), atau sering bermimpi buruk saat tidur
- Mudah tersinggung atau merasa cemas
- Lebih rewel dan sering menangis bila gegar otak ringan terjadi pada anak-anak
Langkah Penanganan Gegar Otak Ringan
Sebelum diberikan penanganan gegar otak ringan, dokter akan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan terkait kondisi dan gejala yang dialami. Setelah itu, dokter akan memeriksa penglihatan, keseimbangan dan koordinasi gerak tubuh, serta kemampuan berpikir, mengingat, dan konsentrasi penderita.
Pemeriksaan penunjang dengan CT scan kepala juga dapat dilakukan bila memang diperlukan. Pemeriksaan menggunakan CT scan biasanya akan dilakukan jika ada dugaan perdarahan otak atau tulang tengkorak retak.
Penanganan gegar otak ringan diberikan untuk meredakan gejala. Perawatan utama setelah cedera kepala adalah istirahat selama 1–2 hari. Penderitanya tetap boleh beraktivitas ringan. Namun, batasi aktivitas yang membutuhkan konsentrasi berat, termasuk belajar atau main komputer maupun berolahraga dengan intensitas yang berat.
Selain itu, ada beberapa perawatan untuk gegar otak ringan lainnya, seperti:
- Perbanyak tidur dan istirahat.
- Kelola stres, misalnya dengan meditasi atau melakukan hobi.
- Konsumsi paracetamol untuk meredakan nyeri yang muncul. Namun, hindari penggunaan aspirin maupun ibuprofen karena kemungkinan dapat memicu perdarahan di area cedera.
- Gunakan kompres dingin untuk meredakan nyeri dan bengkak di kepala.
- Hindari minum minuman beralkohol.
- Hindari olahraga yang menimbulkan kontak langsung dengan pemain lain, misalnya sepak bola dan basket.
- Konsultasi ke psikolog bila ada gangguan kecemasan atau gejala depresi.
Periksakan diri ke dokter segera setelah cedera atau kecelakaan terjadi, terutama jika ada luka maupun benjolan di bagian kepala, sekitar mata, maupun belakang telinga. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang tepat agar kondisi gegar otak ringan lekas bisa teratasi dan tidak memburuk.
Namun, bila gegar otak ringan menimbulkan gejala yang makin parah atau terus berlangsung hingga 6 minggu, periksakan kembali ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Terlebih, jika gejala disertai keluar cairan atau darah dari telinga dan hidung, tangan dan kaki lemas, tidak bisa mendengar di satu atau kedua telinga secara tiba-tiba, bahkan kejang.