Keracunan obat pada anak bisa saja terjadi, misalnya ketika orang tua menyimpan atau meletakkan obat sembarangan sehingga mudah dijangkau anak. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk mengetahui langkah penanganan yang tepat saat anak mengalami keracunan obat.
Sebagian besar kasus keracunan pada anak terjadi ketika anak secara tidak sengaja menelan obat yang tersimpan di rumah. Hal ini biasanya terjadi pada anak usia 1–4 tahun.
Berdasarkan penelitian, obat-obatan masih menjadi salah satu penyebab umum anak mengalami keracunan, selain detergen, insektisida, sabun atau sampo, alkohol, gel silika, minyak tanah, dan kamper atau kapur barus.
Obat yang sering menjadi penyebab keracunan pada anak adalah obat demam atau antinyeri, obat batuk pilek, antihistamin, antibiotik, dan multivitamin.
Mengenal Gejala Keracunan Obat pada Anak
Gejala keracunan obat pada anak umumnya sangat beragam. Ini dipengaruhi oleh jenis dan jumlah obat yang ditelan anak, waktu yang dibutuhkan obat untuk bekerja, dan interaksi obat.
Beberapa jenis obat bisa menimbulkan bahaya meski jumlah yang diminum sedikit, seperti obat antikejang, suplemen zat besi, obat antipsikotik, obat malaria, dan obat untuk diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung.
Gejala yang dapat muncul ketika anak mengalami keracunan obat dapat berupa:
- Muntah-muntah
- Nyeri perut
- Diare
- Nyeri di mulut atau tenggorokan
- Sesak napas
- Lemas atau pingsan
Anak-anak lebih rentan mengalami bahaya keracunan karena berat badannya lebih ringan, sehingga dosis obat yang rendah bisa menimbulkan efek keracunan. Selain itu, metabolisme tubuh anak belum sebaik orang dewasa dalam mengolah obat dan racun, sehingga lebih mudah mengalami efek samping dan keracunan obat.
Mengatasi Keracunan Obat pada Anak
Saat Si Kecil mengalami keracunan obat, hal yang harus Anda segera lakukan adalah minta ia mengeluarkan obat yang tersisa di dalam mulut. Namun, jangan menggunakan bahan atau obat lain untuk membuat Si Kecil muntah.
Anda juga dapat menggunakan karbon aktif untuk mengatasi Si Kecil yang keracunan obat. Karbon aktif untuk keracunan biasa berbentuk tablet bekerja dengan cara menghambat penyerapan obat-obatan, seperti obat antikejang, obat asma teofilin, obat demam paracetamol, dan obat asam salisilat.
Karbon aktif dapat diberikan 1 jam setelah Si Kecil tak sengaja minum obat. Anda dapat mencampurnya dengan minuman, seperti jus, agar ia mau mengonsumsinya.
Jangan berikan karbon aktif jika Si Kecil sesak napas atau tidak bernapas dengan normal dan segera bawa ia ke IGD di rumah sakit terdekat. Pertolongan darurat juga diperlukan jika Si Kecil yang keracunan obat mengalami gejala berikut ini:
- Gelisah atau perilakunya tiba-tiba berubah
- Kejang
- Muntah darah
- Pingsan atau tidak sadarkan diri
Jika memungkinkan, bawalah obat yang diduga menimbulkan keracunan pada anak Anda. Ceritakan kepada dokter atau perawat tentang nama obat, kapan kejadiannya, apakah sengaja atau tidak sengaja diminum, jumlah obat, gejala yang muncul, serta usia dan berat badan anak.
Di IGD rumah sakit, tim medis akan melakukan tindakan bilas lambung menggunakan selang yang dimasukkan dari mulut atau hidung ke lambung dengan tujuan untuk mengeluarkan obat dan racun yang ada di dalam lambung.
Namun, tindakan bilas lambung ini hanya dianjurkan jika anak Anda sudah tiba di IGD dalam waktu 1 jam setelah kejadian. Dokter juga bisa memberikan penawar racun, yaitu zat yang kerjanya khusus menangkal efek racun atau obat tertentu.
Mencegah Keracunan Obat pada Anak
Untuk mencegah Si Kecil keracunan obat, berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda lakukan:
- Simpan obat-obatan, terutama obat keras, di dalam kemasan aslinya. Letakkan di tempat terkunci yang tidak bisa dijangkau dengan mudah oleh anak-anak.
- Cobalah untuk mencatat atau mengingat jumlah obat-obatan di rumah.
- Jangan simpan obat-obatan di dekat makanan.
- Buang obat yang sudah kedaluwarsa atau yang sudah tidak dipakai lagi.
- Jangan menyebut obat pil sebagai permen pada anak.
- Selalu lihat aturan pakai dan dosis pemakaian setiap obat.
- Selalu gunakan sendok takar yang tersedia dalam kemasan ketika memberikan obat sirop kepada Si Kecil. Jangan menggunakan sendok makan atau sendok teh yang biasa digunakan sehari-hari.
Itulah gejala dan langkah penanganan keracunan obat pada anak. Jika gejala keracunan obat yang dialami Si Kecil cukup berat atau obat yang tertelan tergolong obat keras, segeralah bawa ia ke dokter agar dapat menjalani perawatan intensif hingga kondisinya membaik.
Ditulis oleh:
dr. Michael Kevin Robby Setyana