Dispepsia fungsional atau dispepsia nonulkus adalah sekumpulan gejala gangguan pencernaan bagian atas yang timbul tanpa memiliki penyebab yang jelas. Kondisi ini bisa bersifat kronis dan sering kali menimbulkan ketidaknyaman pada penderitanya
Dispepsia fungsional adalah kondisi yang cukup umum. Gejala yang ditimbulkan kondisi ini bisa mirip dengan yang ditimbulkan oleh ulkus atau tukak lambung. Namun, sesuai dengan namanya, kondisi ini tidak disebabkan oleh ulkus. Wanita dinilai lebih berisiko mengalami dispepsia fungsional ketimbang pria.
Ragam Gejala Dispepsia Fungsional
Orang yang mengalami dispepsia fungsional umumnya akan merasakan gejala sakit perut bagian atas (ulu hati) yang disertai dengan perasaan kembung, sendawa, dan mual.
Di samping itu, ada juga beberapa gejala dispepsia fungsional lainnya dapat muncul, di antaranya:
- Cepat merasa kenyang saat makan
- Tidak bisa menghabiskan makan porsi normal
- Perut terasa sangat penuh setelah makan
- Mulut terasa asam atau pahit
- Muntah
- Penurunan berat badan
Penyebab Dispepsia Fungsional
Penyebab munculnya gejala dispepsia fungsional belum diketahui secara jelas. Namun, sebagian ahli menilai bahwa kondisi ini terkait dengan kondisi peradangan akut pada usus. Selain itu, ada beberapa penyakit atau kondisi tertentu yang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya dispepsia fungsional, yaitu:
- Perubahan keseimbangan bakteri usus
- Infeksi bakteri Helicobacter pylori
- Penyakit asam lambung
- Gangguan fungsi lambung dalam mengolah makanan
- Peradangan di saluran pencernaan bagian atas
- Efek samping obat-obatan, seperti obat golongan NSAID
Selain karena hal-hal di atas, dispepsia fungsional juga bisa dipengaruhi oleh gaya hidup tidak sehat, seperti jadwal makan yang tidak teratur, terlalu sering konsumsi makanan pedas dan makanan manis, terlalu sering konsumsi minuman berkafein dan minuman beralkohol, serta kebiasaan merokok.
Tekanan psikologis, seperti kecemasan, stres, atau depresi, juga dapat memicu munculnya gejala dispepsia fungsional. Faktor ini juga bisa memperburuk gejala yang muncul.
Diagnosis dan Pengobatan Dispepsia Fungsional
Cara mengatasi dispepsia fungsional perlu disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan gejalanya. Oleh karena itu, sebelum melakukan pengobatan, dokter akan melakukan penelusuran keluhan pasien dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu.
Untuk memastikan bahwa keluhan tidak disebabkan oleh kondisi lain, kemungkinan dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang yang meliputi:
- Tes darah, untuk membantu mendeteksi penyakit yang memicu gejala
- Tes bakteri, untuk melihat tanda-tanda infeksi bakteri pylori
- Endoskopi, untuk memeriksa kondisi lambung secara langsung
Setelah dispepsia fungsional sudah dipastikan, barulah dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai. Berikut ini adalah beberapa pengobatan medis yang dapat membantu mengatasi dispepsia fungsional:
1. Simetichone
Obat-obatan yang mengandung simethicone dapat membantu mengurangi gas dalam usus sehingga efektif untuk mengatasi perut kembung akibat dispepsia fungsional,
2. Antagonis H2
Antagonis H2 dapat digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung. Jenis obat-obatan ini meliputi famotidine dan ranitidine.
3. Penghambat pompa proton
Penghambat pompa proton bekerja dengan cara menghambat sistem enzim yang memproduksi dan melepaskan asam lambung. Jenis obat-obatan ini meliputi omeprazole, lansoprazole, dan pantoprazole.
4. Agen prokinetik
Agen prokinetik dapat membantu mengosongkan lambung lebih cepat dan juga memperketat katup di antara lambung dan esofagus, sehingga lambung tidak terasa penuh dan asam lambung tidak naik. Contoh obat ini adalah metoclopramide.
5. Antidepresan dosis rendah
Antidepresan trisiklik dalam dosis rendah juga dapat membantu mengurangi keluhan nyeri ulu hati pada dispepsia fungsional, terutama yang diduga kuat berhubungan dengan tekanan psikologis. Contoh obat ini adalah amitriptyline.
6. Antibiotik
Antibiotik bisa dikonsumsi apabila gejala dispepsia fungsional yang muncul dipicu oleh infeksi bakteri H. pylori. Dalam hal ini, Anda diharuskan untuk menghabiskan antibiotik guna memastikan bakteri yang ada di lambung telah musnah sepenuhnya.
Selain menggunakan pengobatan medis, dokter mungkin akan menyarankan terapi psikologis untuk menangani dispepsia fungsional. Dokter juga akan menganjurkan untuk menerapkan pola makan yang sehat, yaitu dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan makanan yang ramah lambung.
Selain itu, menjaga berat badan ideal, mengelola stres dengan baik, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan juga bisa memberikan efek yang besar terhadap perbaikan gejala dispepsia fungsional.
Jika Anda mengalami dispepsia fungsional dan gejalanya terasa semakin parah, misalnya hingga menyebabkan muntah-muntah, buang air besar berwarna hitam, dan badan lemah, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, karena bisa saja gejala tersebut disebabkan oleh penyakit yang lebih serius.